Setelah empat episode pertama yang sangat
impresif ‘Big Mouth’ melanjutkan kisah yang tampak penuh dengan misteri itu
juga dengan misteri lanjutan. Polanya belum berubah, penonton dibawa untuk
terus berputar-putar dengan pertanyaan seperti di empat episode pertama, yakni
apakah Park Chang-ho memang betul merupakan Big Mouse? Tapi menariknya di empat
episode lanjutan ini beberapa elemen lain yang sebelumnya masih sebatas duduk
di belakang menunggu giliran kini satu per satu mulai tampil. Seperti
pertanyaan siapa sebenarnya sosok Big Mouse? Ya, memang di dalam narasi penonton
digiring berjalan bersama Chang-ho yang dilabeli sebagai Big Mouse, tapi saya
dan banyak penonton lain juga ditempatkan oleh duet Sutradara pada posisi
merasa ragu bahwa Chang-ho adalah Big Mouse.
Skema tersebut yang terus diputar dan
digunakan secara efektif untuk bermain-main dengan misteri. Cara seperti itu
sangat mudah untuk jatuh menjadi tontonan yang menoton dan membosankan, tapi di
sini tidak pernah bergerak ke arah sana. Justru yang terjadi adalah sebaliknya,
berawal dari momen saat Chang-ho sukses menjawab lima nama top client itu
penonton bertemu dengan berbagai kejutan yang bukan sekedar membuatmu semakin
“tenggelam” di dalam rasa penasaran saja tapi juga mengurai jalan setapak demi
setapak bagi penonton untuk bertemu dengan jawaban utama tadi. Ditata dengan
baik ada runtutan yang menarik saat cerita berkembang jadi semakin luas,
seperti masuknya persaingan yang tengah berlangsung antara Gong Ji-hoon dan
Choi Do-ha, begitupula dengan penyelidikan terhadap paper dari mendiang Seo
Jae-yong.
Kasus terakhir tadi sejauh ini posisinya
memang tidak terasa mencolok tapi terdapat sebuah konflik yang menarik di sana
dan membuat saya mengantisipasi, sepertinya menyimpan sebuah rencana besar yang
jahat di dalam Gucheon Hospital. Ada apa sebenarnya di dalam ruang supply itu
sampai Direktur yang sebelumnya menjabat bahkan juga telah menerapkan aturan
melarang petugas keamanan untuk mencoba masuk ke dalam ruangan tersebut, aturan
yang juga dipertahankan oleh Hyun Joo-hee. Kita belum diberi akses yang terlalu
jauh untuk menelisik ke sana tapi kondisi tersebut jelas efektif membuat rasa
curiga penonton terus bermain-main secara liar, situasi yang memang sangat
diinginkan terjadi oleh Sutradara dan Writer sejak awal. Termasuk membuatmu
sempat merasa heran dengan aksi Chang-ho yang berubah drastis dan kini justru
membalikkan piramida ekologi di dalam penjara.
Memang money is always right dan membeli
akses VIP jelas mempermudah Chang-ho untuk mengeksekusi rencananya, yakni
politik adu domba dengan sasaran utama adalah tiga pelaku utama peristiwa yang
merenggut nyawa Seo Jae-yong. Saya suka dengan tahapan yang dilakukan Chang-ho,
bagaimana ia memanfaatkan keuntungan dampak dari statusnya sebagai Big Mouse
untuk merusak tatanan oligarki terlebih dahulu, memecah koalisi utama dengan
menyasar para VIP yang tentu secara tidak langsung juga memberi dampak domino
terhadap penguasa utamanya, yakni Gong Ji-hoon. Saya juga senang melihat aksi
Chang-ho itu berhasil membuatnya lepas dari “ikatan erat” seorang Choi Do-ha,
sosok yang meskipun tampak tenang serta bijak dalam menghadapi masalah justru
tidak pernah berhenti menebar pesona ambigu.
Dan
itu dikonfirmasi lewat satu scene di episode delapan ketika ia mencoba untuk
mencekik the Elder! Peran dan fungsi Do-ha yang masih belum clear setelah
menjadi pintu masuk masalah ke dalam hidup Park Chang-ho di awal justru
berhasil menjadi semacam variable yang liar bagi cerita, bertugas menjaga rasa
ragu penonton seperti apa yang sempat dirasakan Mi-ho terhadap suaminya itu.
Bukan sesuatu yang terasa mengejutkan memang karena harus diakui Park Chang-ho
berhasil mengukuhkan pesona intimidatif dan juga manipulatif yang menawan,
bahkan meskipun ia telah menjelaskan kepada Mi-ho bagaimana cara sehingga ia
bisa tahu banyak tentang hal-hal terkait Big Mouse, rasa ragu saya masih belum
luntur hingga episode delapan. Coba lihat saja cara ia memperkenalkan diri via
live streaming, ada rasa percaya diri yang bersinar terang bukan hanya karena dari
cahaya di latar saja.
Itu
charm terbesar ‘Big Mouth’ yang juga berkembang semakin baik di empat episode
terbaru ini, mempermainkan rasa ragu dan rasa takut penonton. Ya, rasa takut,
itu karena kita telah melihat bagaimana Big Mouse bisa meracuni dan membunuh
siapa saja yang mencoba menghalangi rencananya, yang kini sedang berlangsung
dengan menggunakan Chang-ho sebagai bonekanya. Yang membuat saya dan juga
mungkin banyak penonton lain merasa semakin penasaran dengan sosok Big Mouse
adalah seberapa besar sebenarnya “kuasa” yang ia miliki, sehingga di semua area
baik itu di dalam penjara, polisi lalu lintas, bahkan videotron reklame bisa
berada di bawah kendalinya dengan mudah? Seberapa besar sebenarnya masalah yang
tersimpan di balik misteri kematian Seo Jae-young itu? Dan sejauh mana rencana
Chang-ho untuk mengungkap fakta dengan cara “merekayasa” menggunakan status
barunya itu?
But,
what if it wasn't a lie? Saya masih menolak sepenuhnya yakin bahwa Chang-ho
bukan Big Mouse, meskipun memang rasa ragu itu perlahan telah tergerus setelah
kartu tarot muncul dan menjadi clue besar bahwa ada dalang bermain di belakang
mengendalikan karakter utama kita dari jarak jauh. Sementara Chang-ho mencoba
memanfaatkan clue yang ia dapat dari Big Mouse, di luar Mi-ho juga terus
berjuang menemukan paper milik Seo Jae-Yong yang menjadi duduk awal semua
masalah, dan eksposisinya manis, menggabungkan nekat dan diplomatis secara
bersamaan. Clue mengarah ke wanita dengan kalung salib, yang ternyata Hye-jin
dan pernah dibantu oleh Jae-yong. Apakah wanita dengan suami seorang abusive
psycho itu juga layak untuk langsung dipercaya begitu saja? Saya senang bermain
dengan misteri seperti ini, dan senang pula saat muncul “belokan tajam” penuh
kejutan, seperti yang terjadi pada Jerry. Jadi, apakah layak untuk mencurigai
Noh Park?
Sembari
menunggu satu per satu clue itu hadir dan mengurai misteri jadi semakin
mendekat ke jawaban utama, I want to appreciate visual ‘Big Mouth’ yang sejak
awal berhasil membuat saya terkesima. Begitu banyak gambar-gambar cantik yang
tersaji dengan komposisi yang mampu membuat saya tersenyum kagum. Tidak hanya
cinematography saja, begitupula dengan production design yang sangat apik. Saya
juga suka dengan tone yang disematkan di tiap gambar, baik itu warna hingga
cahaya yang dikombinasikan dengan sangat baik, termasuk saat penonton sejenak
bertemu landscape cantik di episode delapan. Hal itu sudah terjadi sejak
episode pertama dan banyak berperan dalam membentuk serta menjaga rasa padat
yang dihasilkan saat narasi terus bergulir dengan berbagai eksposisi penuh
misteri, dan akan sangat menyenangkan jika itu dapat terus hadir hingga akhir.
“Do you know where the perfect place to hide lies is? The truth. You get confused about what is the truth and what are lies. In the end, people choose lies that sound true.”
ReplyDelete