Di
balik semua masalah yang terjadi di Yulje Medical Center dalam hal medical,
jelas bahwa sejak perkenalan pertama mereka di season pertama ‘Hospital
Playlist’ dan karakter-karakternya yang charming itu telah berhasil berbicara
banyak tentang hal-hal menarik tentang hidup. Perjuangan karakter saat
mengobati bahkan hingga menyelamatkan nyawa para pasien tentu saja mengandung
sangat banyak info dan juga ilmu tentang dunia kesehatan, tapi itu merupakan
arena bagi sesuatu yang lebih sederhana di dalamnya dan menjadi spotlight
utama, yakni bagaimana lima sekawan itu menikmati kehidupan mereka baik secara
individual maupun sebagai kelompok. Screenwriter Lee Woo-jung bersama Sutradara
Shin Won-ho secara konsisten terus menekankan itu di tiap episode, yang kerap
dibungkus dengan sebuah lagu.
Lagu
yang digunakan sebagai penutup di episode penutup season kedua ini sendiri
menjalankan tugasnya dengan baik, dengan sangat baik mungkin lebih tepatnya, ia
jadi sebuah puncak yang manis bagi perjalanan para karakter. Saya yakin banyak
di antara kamu yang sudah tidak asing dengan lagu tersebut, dari Korean band
group bernama Loveholics, ‘Butterfly’ punya lirik yang sangat uplifting memang,
ibarat kata seperti sebuah pep talk yang penyampaiannya dinyanyikan dan memecut
semangat untuk yakin serta tidak takut dalam mengejar mimpi. Fokus utama
episode 12 ini, membagi sama rata sorotan terhadap kebersamaan lima sekawan
dengan berbagai momen ketika mereka dihadapkan pada berbagai masalah, dari yang
bisa ditangani dan punya output positif, hingga yang di luar jangkauan dan
berakhir dengan sebuah kegagalan.
Tapi
jika disaring lebih ketat lagi di sini kamu bisa lihat bagaimana meskipun ada
berbagai duka di sana yang menonjol justru vibe positif, bukan hanya dari sisi
para tenaga medis itu saja tapi juga para keluarga korban. Tidak semua dari
mereka yang berhasil bertemu dengan suka memang tapi jelas dari mereka kita
disajikan sikap pantang menyerah dan terus berjuang meraih mimpi tertinggi. Ada
beberapa momen ketika Jeong-won dan Jun-wan merasa ragu pada “action” yang akan
mereka lakukan terhadap pasien, apakah tindakan yang dipilih tepat atau tidak.
Tapi apa yang pada akhirnya membuat mereka berhasil terbang tinggi adalah
kemampuan mereka dalam menutup mata terhadap rasa takut. Perasaan ragu tidak
bisa diusir tapi jelas, punya peran penting pula dalam analisa, tapi rasa takut
jelas ada di kasus yang berbeda.
Itu
yang coba didorong dan ditekankan di episode ini. Mengingat perannya sendiri
mereka sebagai sebuah penutup maka tidak heran jika kemudian yang terjadi adalah
intisari dari perjalanan para karakter selama ini. Apa yang terjadi di dalam
ruangan operasi itu mungkin tampak rumit tapi saya justru merasa sepanjang dua
jam durasi tidak ada dramatisasi yang berlebihan di episode ini. Lee Woo-jung
dan Shin Won-ho lebih menitikberatkan hadirnya para pasien sebagai jalan
membawa para karakter menuju sebuah perpisahan, ibarat kilas balik yang
tersirat dan menunjukkan bahwa sudah saatnya bagi mereka untuk melangkah maju
dan meraih apa yang selama ini mungkin belum berhasil mereka raih. Ahn
Jeong-won ingin belajar ke luar negeri, sedangkan Seok-hyeong menolak untuk
takut dan mengikat hati Chu Min-ha.
Porsi
mereka memang tidak besar tapi saya juga suka dengan “jembatan” bagi Kim
Jun-wan bersama Lee Ik-sun untuk memulai kembali kisah cinta mereka yang sempat
kandas itu dalam sebuah lembar baru, tidak terlalu detail namun cukup sebagai
clue ke arah mana mereka akan berlayar. Tidak banyak yang terjadi memang dalam
kisah cinta ini di season kedua tapi berkat pondasi yang terhitung kuat di
season pertama yang lalu kapal itu telah ditempatkan di jalur serta arah yang
tepat. Mereka kini ada di irama yang sama dengan Seok-hyeong dan Chu Min-ha,
romansa side dish yang pada akhirnya menemukan sebuah kepastian, dikemas
sederhana pula tapi memiliki kesan hangat yang memikat. Mereka memang
tertinggal di belakang Ahn Jeong-won dan Jang Gyeo-ul tapi senang rasanya tiap
karakter kini menemukan pelabuhannya.
Termasuk
Lee Ik-jun dan Chae Song-hwa. Untuk yang satu ini porsinya memang lebih besar
dibanding kisah percintaan lainnya, hal yang wajar mengingat status mereka
berdua sebagai main character, saya suka kelanjutan kisah mereka sejak
konfirmasi di episode sebelas yang lalu. Lee Woo-jung dan Shin Won-ho mencoba
menunjukkan bagaimana konsep yang mungkin akan diterapkan oleh dua karakter
tersebut dalam menjalani kisah cinta mereka, sehingga meski pada akhirnya
penonton tidak dapat mengamati mereka lebih jauh dan lebih lama tapi ada rasa
yakin bahwa mereka akan menjalani hubungan tersebut dengan pola yang sama
seperti sebelumnya, quirky with unique cuteness. Itu mengapa episode terakhir
ini terasa sangat berkesan, ia sukses menjadi selimut yang membungkus dengan
baik kisah cinta para karakter.
Memang
jelas yang dijual bukan cuma kisah cinta, seperti yang saya sebutkan di atas
tadi bahwa satu dari berbagai “image” yang sudah terpatri pada ‘Hospital
Playlist’ adalah bagaimana ia mendorong hal-hal menarik berisikan isu serta
pesan tentang hidup lewat sorotan terhadap keseharian para karakter di bidang
medis, kehidupan para Dokter bersama tenaga medis lain yang tidak hanya bijak
dalam menjalankan tugas mereka secara serius saja namun juga saat menikmati
hidup mereka. Masalah seperti tidak pernah usai menghampiri tapi lewat mereka,
terutama persahabatan lima karakter utama, sebagai penonton saya diingatkan
kembali bagaimana hidup tidak hanya sebatas menyelesaikan masalah saja, tapi
juga menikmati masalah itu dan kemudian bergembira ketika telah usai sebagai
bentuk apresiasi pada hidup.
Sejak
season pertama spotlight tersebut telah terbentuk dan dibuat semakin kokoh lagi
oleh season kedua ini. Shin Won-ho bersama Lee Woo-jung dan juga tim mereka di
berbagai divisi, termasuk tentu saja para cast yang kembali menampilkan
karakter mereka dengan sangat baik di sini, berhasil memberikan sebuah
kelanjutan yang yang menarik dan terasa kompak bagi kisah persahabatan lima
sahabat itu beserta komponen penting lain di Yulje Medical Center dan kehidupan
pribadi mereka. Tapi pertanyaannya akankah kita dapat bertemu kembali dengan
mereka di season tiga? Terlepas dari kembali atau tidak mereka nanti,
petualangan lima sahabat itu tidak hanya menjadi bukti terbaru kegemilangan
duet Shin Won-ho dan Lee Woo-jung saja tapi juga sebuah kisah tentang hidup yang berhasil tampil serius tapi tetap ringan dan menyenangkan, a story about embracing life, spreading your wings, and flying up to the sky. Dan kali ini, mari kita tekan tombol: stop.
"But why do I get the feeling, that this will be our last jam session?"
ReplyDelete