Semakin
manis saja script yang ditulis oleh Screenwriter Seon Yeong, memang secara plot
line ia disokong nama besar Kang Eun-kyung di belakangnya, namun jelas butuh
kepiawaian untuk dapat meramu kisah cinta yang klasik dan juga klise seperti yang
terjadi di ‘Forecasting Love and Weather’ ini agar tidak terperangkap dalam
penyakit klasik dan jatuh terasa monoton. Bagaimana konflik tampil bergerak
cepat di empat episode pertama jelas meninggalkan kesan yang menyenangkan,
pondasi masalah langsung terbentuk dengan cepat dan baik sedangkan karakter
dilengkapi dengan pesona yang memikat langsung mencuri hati penonton. Koneksi
yang terjalin juga terasa fun to follow serta menciptakan kesan ada sesuatu
yang menarik dan masih tersimpan di dalamnya. Tapi rasa waspada timbul dari
situasi tersebut.
Ketika
sebuah series berhasil melaju kencang di empat episode pertamanya, bagian yang
selalu saya kategorikan sebagai babak awal, maka sukses atau tidak bisa dilihat
dari episode lima dan enam. Saya selalu mengantisipasi drop di bagian ini dari
segi kualitas cerita, biasanya screenwriter akan mencoba memberi ruang yang
lebih lega bagi cerita dan karakter untuk “mengambil nafas” sejenak, tidak
heran jika di bagian ini lebih mudah untuk menemukan filler. Ending di episode
empat kemarin tentunya menjadi pintu masuk yang manis bagi progress hubungan
dua karakter utama, tapi di sisi lain kala itu saya merasa kisah mereka yang
bergulir cepat dapat menimbulkan banyak ruang kosong di episode selanjutnya.
Bagaimana mereka akan diisi? Begitu pertanyaan di benak saya kala itu, sembari
excited tentu saja.
Tidak
bisa dipungkiri drop yang telah saya antisipasi sebelumnya itu terjadi, tapi
menariknya bagaimana cerita kemudian berlanjut di luar ekspektasi. Bukan
harapan tentu saja karena opsi yang dipilih oleh Seon Yeong, dan yeah kita bisa
sebut peran Kang Eun-kyung juga di sini, justru berhasil membuat cerita
terhindar dari apa yang saya takutkan, yakni jatuh bebas dan kesulitan untuk
bangkit. Saya mungkin salah satu penonton yang bertepuk tangan ketika
permintaan Ha-kyung kepada Shi-woo untuk pindah ke rumahnya agar mereka “tidak
membuang banyak waktu” justru mendapat penolakan dari Shi-woo. “Localized Heavy
Rain”, atmospheric instability, the collision of two types of air with
different properties, masa lalu Shi-woo muncul dan rasa cemburu kini tidak lagi
tertidur.
Layaknya
peristiwa iklim yang tidak normal begitupula langkah pertama hubungan Ha-kyung
dan Shi-woo, dari kepribadian hingga prinsip dan luka yang berbeda maka wajar
saja jika dibutuhkan waktu agar hubungan mereka berproses menjadi semakin
stabil. Dan tentunya untuk melangkah maju, to not spin around in circles in the
same place and isolate itself. Bagian dari sebuah percintaan adalah menyatukan
dua insan menjadi satu, and when a cloud meets another cloud, a bright light
appears, a loud noise is created. Dan di sana koneksi antara kisah cinta dan
kehidupan karakter bersama istilah dalam ilmu meteorologi kembali membuat saya
terpukau, metafora yang manis terutama tentang air hujan yang harus bertemu air
hujan lain agar mereka dapat basah kuyup, bersedia bersatu karena memahami satu
sama lain.
Bagaimana
itu digunakan untuk menunjukkan bahwa kesamaan di antara Ha-kyung dan Shi-wo
dapat membantu mereka untuk memahami hati masing-masing, dikemas manis. Tapi
tidak ketinggalan pula Ki-joon dan Yoo-jin, momen saat Ki-joon merasa tidak
yakin pada Yoo-jin dan justru meminta bantuan pada Ha-kyung menunjukkan di mana
posisi hubungan mereka kini berada, meskipun mereka telah menikah. Ini hal
menarik lainnya yang kini telah berkembang menjadi semakin jelas, bahwa posisi
Ki-joon dan Yoo-jin di dalam lingkaran konflik pada dasarnya bukan berfungsi
untuk menghancurkan bagian lain melainkan menciptakan gesekan semata dan
memoles, baik secara individual maupun sebagai sebuah kesatuan. Saya semakin
suka dengan peran mereka di sini, penyesalan di masa lalu yang membuat mereka
belajar untuk memperbaiki diri.
Memang
tidak cepat dan masih ada jealousy yang kental di sana, sesuatu yang saya harap
juga tidak buru-buru menemukan solusinya karena keberadaan mereka justru
membuat perputaran konflik jadi semakin menarik. Kita tentu tidak mau script
jadi terlalu bergantung pada sosok ayah dari Shi-woo sebagai antagonis penuh,
selain dia juga tidak ada karakter yang didorong masuk ke kategori serupa.
Semuanya serba semi, termasuk sikap kesal Lee Hyang-rae terhadap suaminya. Ada
rasa bingung di sana, kamu bisa lihat di episode tujuh dengan judul “Ozone
Warning” yang menjadi penggambaran bagaimana emosi dapat meledak akibat kontrol
yang terbatasi karena dampak dari cuaca yang panas. Ada impulse di sana, sebuah
dorongan tiba-tiba yang kuat dan tidak reflektif atau keinginan untuk
bertindak.
Because
there's always an optimal distance for everything, begitupula karakter yang
mencoba secara bertahap mengatur ulang kembali sikap mereka agar menemukan
“optimal distance” yang mereka sepakati bersama. Han Ki-joon masih kesulitan
menemukan itu pada kondisi baru hubungannya dengan Ha-kyung, sedangkan Yoo-jin
sedang berusaha untuk menetapkan isi hatinya sehingga dapat menghapus jarak
antara dirinya dengan sang suami yang tampaknya masih terlalu jauh. Meski suhu
tidak banyak berubah namun peningkatan kelembapan dapat membuat seseorang
merasa tidak nyaman, di sana “Discomfort Index” menunjukkan bagaimana karakter
berusaha untuk melawan “cuaca nakal” yang membuat mereka kesulitan mengatur
emosi, bukan hanya perasaan bahagia penuh tawa saja namun juga ketika cemburu
yang sudah tiba itu dominasinya mulai merajalela.
Proses
itu semakin menarik dan kini juga semakin berwarna pula. Peran Oh Myung-joo
semakin kentara sebagai jangkar, Kim Soo-jin adalah newbie butuh dibimbing, Eom
Dong-han kurang piawai dalam menggunakan perasaaan, sedangkan Shin Seok-ho
adalah revelation yang memikat. Nama terakhir ini punya potesi besar jika dapat
diolah dengan benar, pesonanya tergolong kuat di balik sikap misteriusnya itu,
dan hubungannya dengan Jin Tae-kyung dapat menjadi Tom and Jerry sumber komedi
yang bisa diulik oleh Sutradara Cha Young-hoon. Tapi jelas fokus terbesarnya
tetap pada Ha-kyung dan Shi-woo, tidak hanya sejauh mana progress mereka di
episode selanjutnya tapi juga masalah apa yang akan muncul dari situasi baru di
mana kini Han Ki-joon telah melihat sendiri mantan calon istrinya itu
berkencan. Ingat, jika ketahuan maka mereka harus putus.
"They say the moment you have faith, you gain courage."
ReplyDelete