TV Series Review: The Uncanny Counter - Part 2

“You'll soon find out that people are the devil.”

Menangkap para setan nakal yang kembali ke bumi untuk melakukan aksi kejahatan menjadi tugas dari para demon hunters yang disebut dengan panggilan "Counters." Mereka bekerja di bawah arahan the spirits yang tinggal di alam baka dan melakukan penyamaran dengan membuka sebuah restaurant. Suatu hari tragedi menimpa salah satu Counters sehiingga mereka harus menyambut satu anggota baru yang dipilih oleh the Spirits. Anggota itu adalah seorang high school student yang tujuh tahun lalu mengalami kecelakaan lalu lintas dan kehilangan orangtuanya. Para Counters masing-masing memiliki special abilities.

Sinopsis:

Eonni's noodle merupakan sebuah noodle restaurant yang dikelola oleh wanita bernama Choo Mae-ok (Yeom Hye-ran) bersama dengan Ga Mo-tak (Yoo Jun-sang) dan Do Ha-na (Kim Se-jeong), antrian pelanggan mereka selalu saja panjang walau menariknya banyak dari pelanggan tersebut tidak tahu mengapa mereka bisa suka dengan makanan di Eonni's noodle. Restaurant itu sendiri merupakan bagian dari aksi penyamaran dari tiga orang tersebut yang ternyata merupakan seorang Counter, para demon hunters yang bertugas untuk menangkap evil spirits yang kembali ke bumi dan melakukan tindak kejahatan.

Para Counters bekerja di bawah arahan the Spirits dan harus taat pada aturan salah satunya adalah mereka tidak boleh membunuh, karena itu sama saja membunuh tubuh manusia yang digunakan oleh evil spirits. Permasalahan bagi Counters kini semakin luas setelah mereka kedatangan satu anggota baru, So Moon (Jo Byung-gyu), seorang anak sekolah menengah atas yang tujuh tahun lalu harus kehilangan kedua orangtuanya dalam sebuah kecelakaan tragis, insiden yang membuatnya pincang. So Moon bukan Cuma bantuan tambahan bagi Counters, namun ia juga beban karena ia sangat menjunjung tinggi keadilan.

The Uncanny Counter

Genre: Fantasy, Mystery, Thriller

Director: Yoo Seon-dong

Writer: Yeo Ji-na

Broadcast Network: OCN

 

Cast:

Jo Byung-gyu as So Moon

Yoo Jun-sang as Ga Mo-tak

Kim Se-jeong as Do Ha-na

Yeom Hye-ran as Choo Mae-ok

Ahn Suk-hwan as Choi Jang-mul

Lee Ji-won as Oh Joo-yeon

Kim Eun-soo as Kim Woong-min

Jung Won-chang as Shin Hyuk-woo

Kim Min-ho as Baek Jun-kyu

Choi Yoon-young as Kim Jeong-yeong

Lee Chan-hyung as Soo-ho

Lee Hong-nae as Ji Chung-shin

Moon Sook as Wigen

Ok Ja-yeon as Baek Hyang-hee

Kim So-ra as Gi-ran

Eun Ye-jun as U-Sik

Jeon Jin-oh as Noh Chang-kyu

Kim Jung-jin as Jang Hye-kyung

Kim Seung-hoon as Noh Hang-kyu

 

[Spoiler Alert]

The Uncanny Counter

Episode 5 - Episode 8

Jujur saja saya tidak menyangka ini akan menjadi serumit ini. Memang masih dalam batas yang wajar dan menyenangkan untuk diikuti tapi ekspektasi saya adalah ini akan menjadi kisah para superhero yang memberantas para “setan” yang berkeliaran dan mencari korban-korban baru. Ya, hanya sebatas itu saja tanpa mengikutsertakan unsur politik sejauh ini, namun kenyataannya konflik berkembang menjadi lebih besar dan lebih rumit dari yang saya kira. Tapia da satu hal menarik di sana bahwa Screenwriter Yeo Ji-na dan Sutradara Yoo Seon-dong tetap mampu mempertahankan energi yang sudah terbentuk di bagian pembuka untuk tidak hilang, justru mereka kembangkan menjadi lebih menarik lagi. Naik satu level.

Empat karakter utama tentu saja punya peran yang sangat besar pada pencapaian tersebut tadi, tapi di sini saya ingin menyorot peran dari karakter pendukung yang sukses menjalankan peran dan fungsi mereka dengan sangat baik. Baek Hyang-Hee, itu nama karakter wanita psycho yang membunuh suami keduanya dengan cara yang sangat keji, ia tidak menjadi gila karena setan yang hinggap di dalam tubuhnya saja yang gila, namun karena dirinya juga memang sudah gila. Saya merasakan chill dan terror yang sangat kuat dari karakter ini dan ia sukses membuat saya berharap agar Yeo Ji-na tidak langsung “membunuhnya” seperti karakter evil yang lain, pesonanya yang menyeramkan itu dapat menjadi senjata rahasia bagi cerita.

Sama seperti karakter Ji Chung-sin yang tentu menyandang status berbeda. Menjadi sosok yang terlibat di dalam kisah kelam yang menimpa So Mun kini kita akhirnya memiliki karakter yang telah mengukuhkan diri sebagai villain utama yang tangguh. Sebenarnya Chung-sin telah muncul di bagian awal dulu namun saat itu dirinya tampak berada di kelas para evil yang akan sekedar numpang lewat saja, kini setelah terungkap fakta sesungguhnya saya senang pilihan itu jatuh ke tangan Chung-sin. Ia mungkin tidak tampak serumit para politikus maupun petinggi Taesin Group itu namun dengan statusnya sebagai setengah setan dan setengah manusia aura keji yang mengintimidasi selalu terpancar dari Chung-sin, ia juga berperan besar dalam membuat narasi jadi terasa excited. Karena superhero butuh villain yang tangguh.

Dan masih ada beberapa karakter yang sampai saat ini masih menunggu gilirannya untuk tampil lebih jauh lagi, seperti Shin Hyuk-woo misal yang sejak pertengkaran di bagian awal itu seolah menepi sejenak untuk memberi kesempatan bagi karakter lain tampil. Keberadaan karakter-karakter pendukung yang berhasil meninggalkan impresi menarik dibalik peran mereka yang tidak terlalu besar seperti ini membuat beban yang dimiliki empat karakter utama kita jadi tampak ringan. Jalannya narasi tidak hanya bertumpu pada mereka, kesuksesan cerita untuk terus mengikat atensi penontonnya tidak tergantung pada mampu atau tidaknya empat karakter utama itu mempertahankan pesona mereka. Hal terakhir tadi sebenarnya berhasil dilakukan dengan baik tapi itu berkat beban yang tidak terlalu berat di pundak mereka.

Saya sangat menantikan bagaimana karakter lain akan menampilkan kejutan bagi penonton saat momen mereka tiba. Satu yang pasti bahwa permainan politik yang kotor di sini sedikit demi sedikit semakin mengukuhkan posisinya sebagai konflik yang menarik untuk diamati. Mereka memang tidak kuat terlebih jika dibandingkan dengan para Counters, namun jelas mereka memiliki kelicikan yang menarik untuk dinantikan, tidak hanya membuat cerita menjadi semakin rumit namun gangster dan politikus di kota Jungjin itu juga harus menjadi penggambaran terhadap pesan yang ‘The Uncanny Counters’ bawa. Begitupula dengan Detektif Kim Jeong-yeong, usaha investigasi yang ia sedang lakukan berpotensi menghasilkan punch yang kuat pada isu politik di samping fungsi utamanya menjadi jembatan bagi Mo-tak dan So Mun.

Dua karakter tersebut sejauh ini telah memiliki permasalahan di masa lalu mereka yang sudah terbentuk dengan kuat, semakin kuat karena terdapat koneksi di antara tragedi yang menimpa mereka berdua di masa lalu. Masa lalu dari Do Ha-na mungkin akan berbeda, ia akan menjadi koneksi bagi cerita terhadap pertarungan politik di Jungjin, statusnya yang menjadi korban seteah diracuni jelas menyimpan misteri sama seperti clue yang sudah dilempar terkait keinginan salah satu anggota Yung untuk melakukan reinkarnasi. Apa yang akan terjadi pada Counters jika spirits yang tinggal di dalam diri mereka memilih bereinkarnasi? Di samping itu saya juga masih menunggu peran dari kakek dan nenek-nya So Mun, terutama sang nenek Jang Chun-ok, kondisi dementia yang ia alami sepertinya menyimpan sebuah clue yang masih disimpan rapat.

Ya itu tadi bukti bahwa ‘The Uncanny Counter’ sukses menjalankan tugasnya dengan baik, telah masuk ke titik tengah saya telah dibuat bertanya-tanya dan mencoba ikut menerka ke arah mana cerita akan berjalan lengkap dengan berbagai potensi serta misteri yang disajikan. Sejauh ini saya juga suka dengan cara Screenwriter Yeo Ji-na dalam merangkai cerita terutama pada kombinasi dua dunia yang kerap memaksa karakter untuk berpindah antar sisi. Tidak mudah untuk membuat konsep seperti itu terasa menyenangkan untuk diikuti, Sutradara Yoo Seon-dong memberi eksekusi yang manis sehingga ada keseimbangan energi di tiap bagian, membuat penonton terpesona dan excited dengan memainkan fantasi mereka lewat cara yang sederhana sebenarnya, namun terasa padar dan meyakinkan. Itu hal yang penting bagi sebuah kisah tentang superhero, bukan? The puzzle is coming together, right?