Tepuk
tangan layak diberikan kepada tim dibalik sound design ‘Lies of Lies’ yang
sukses berkontribusi sangat besar dalam membuat perjalanan penuh lika-liku ini
terasa mengasyikkan sejauh ini. Setiap potongan adegan selalu memiliki nyawa
yang menarik di dalamnya, mereka terasa hidup berkat sokongan dari background
music atau score yang bahkan sejak dua episode pertama jujur saja sudah sukses
meraih tempat di ingatan para penontonnya. Itu pencapaian yang tidak mudah
karena score sendiri jika tidak digunakan secara tepat dapat terasa mengganggu
bahkan mencuri perhatian atau fokus penonton dari perputaran konflik. Yang
terjadi di ‘Lies of Lies’ justru mereka ikut membuat grafik excitement yang
dirasa penonton terus naik.
Sama
seperti yang dilakukan oleh cerita. Semakin jauh ini berjalan semakin kagum
pula saya dengan apa yang disajikan oleh Screenwriter Kim Ji-eun dan Sutradara
Kim Jung-kwon di sini, cara mereka mengolah materi klise dan klasik itu terasa
semakin oke terutama dalam hal menciptakan rangkaian dan runtutan perputaran
konflik. Di awal saya menduga ini akan tampil dengan cara yang standard,
seorang Ibu yang mencoba membalaskan dendam kepada mantan mertuanya sembari
juga berusaha untuk merebut kembali anak kandung yang dahulu telah dirampas
darinya. Faktanya komponen yang terkandung di dalam cerita memang tidak
benar-benar spesial, tapi cara mereka ditampilkan di dalam narasi yang terasa
spesial.
Kuncinya
terletak pada cara Kim Ji-eun dan Kim Jung-kwon membentuk dramatisasi. Mereka
tahu bahwa yang materi yang coba mereka tampilkan itu bukanlah sesuatu yang
benar-benar baru di Korean Drama, tidak heran jika pada akhirnya mereka juga
tidak mencoba melakukan sebuah “gerakan” yang berlebihan pada materi cerita.
Trik yang mereka gunakan adalah mengolah materi klasik tersebut tadi menjadi
sebuah presentasi dengan dramatisasi yang terus “menggebuk” penonton dengan
emosi dan juga excitement. Mereka berdua bersama dengan tim editing dan juga
divisi produksi lainnya berada di frekuensi yang sama sejak awal, mereka ingin
agar cerita klasik ini membuat penonton bermain dengan rasa cemas yang normal,
dan lalu terkejut.
Itu
pola yang digunakan sejak awal dan selalu sukses membuat saya bertemu dengan
situasi terkejut. ‘Lies of Lies’ punya gesekan di dalam konflik dan juga antar
karakter yang memang sudah terasa menarik sejak awal dan itu dieksplorasi dan
dieksploitasi dengan manis oleh Kim Ji-eun dan Kim Jung-kwon. Punch yang hadir
memang tidak merata di tiap episode, ada momen di mana mereka membiarkan agar
emosi dapat kesempatan untuk terasa menggantung dengan cara secara bergantian
menyajikan potongan cerita yang hadir untuk sekedar menggoda penonton. Mereka
membuat penonton merasa penasaran dengan jawaban dari misteri misal, begitupula
dengan situasi genting yang dialami karakter. Setelah itu terbangun baru hadir
kejutan.
Ambil
contoh di penghujung episode ke-12, itu momen di mana sebagai penonton sangat
tidak saya harapkan akan muncul. Mengapa scene tersebut memiliki punch yang
terasa sangat kuat, karena sebelumnya kita sudah dibawa untuk merasa cemas
dengan kemungkinan terungkapnya masa lalu kelam Ji Eun-soo tersebut. Bahkan Ibu
Ji-min juga meminta hal tersebut agar menjadi rahasia di antara Eun-soo,
Ji-min, dan juga dirinya saja. Penonton ikut larut di dalam rasa cemas atau
waspada tersebut karena sejak awal kita sudah dibuat untuk seolah berada di
samping Eun-soo, kita ingin agar ia dapat meraih keadilan yang layak ia
dapatkan dan kembali menjadi Ibu yang bahagia sepenuhnya. Itu terus menggantung
hingga kejutan hadir dari Se-mi.
Tidak
hanya lewat Se-mi saja memang, karakter lain juga sukses melakukan hal yang
sama seperti Yoon Sang-gyu dan tentu saja Kim Ho-Ran. Momen tewasnya Sang-gyu
merupakan salah satu cara mengembangkan cerita yang klasik dalam sebuah series,
tapi tetap hadir kejutan besar di sana, sebuah peristiwa yang merupakan momen
“step up the game” dari Kim Ji-eun dan Kim Jung-kwon. Sejak momen tersebut
cerita jadi terasa lebih mencekam sekalipun kita terus diperlihatkan betapa
tenang sosok Kim Ho-ran dalam mengendalikan permainan. Ini yang menarik untuk
dinantikan yaitu momen di mana Ji Eun-soo yang selama ini “diam” akhirnya
memilih untuk keluar dari persembunyiannya dan melancarkan serangan frontal
terhadap Ho-ran.
Well,
ini menyenangkan dan melebihi ekspektasi yang saya pasang di titik awal dulu.
Penonton akhirnya tiba di babak akhir berisikan empat episode yang saya harap
akan berisikan dengan berbagai ledakan besar di dalamnya. Eun Se-mi belum
sepenuhnya powerless saya rasa, sedangkan sosok Kim Ho-ran tentu masih akan
menjadi sorotan utama di sisi antagonis, aksi keji macam apa lagi yang akan
dirinya lakukan untuk memuaskan hasrat membalas dendam atas kematian putranya
dulu? Hmm, apakah itu benar pembunuhan dengan Ji Eun-soo, sebagai dalang utamanya?
Di sini peran seorang Kang Ji-min untuk mengungkap fakta sebenarnya, on process
dan sejauh ini berjalan dengan baik. Karena memang tinggal itu yang harus
diselesaikan di mana Ji Eun-soo bertugas untuk meyakinkan Kang Woo-joo, bahwa
Ibu tirinya itu merupakan Ibu kandungnya.
“I want the world to know that she didn't do what she was blamed for.”
ReplyDelete