Batin dan emosi bukan
bagian dari sains yang dapat diselesaikan semudah dua tambah dua sama dengan
empat. Ya, menyelesaikan masalah seperti contoh tadi tentu mudah tapi tidak
ketika berurusan dengan batin dan emosi. Kekacauan batin merupakan sesuatu yang
berbahaya, membuat kamu bimbang atau ragu, merasa cemas dan waspada, menjadi
sosok yang rentan hingga berubah dari sosok yang ramah menjadi pribadi yang
buas dan berbahaya. Hal tersebut yang coba ditampilkan oleh film ini, The Shameless (Muroehan), sebuah crime
drama rasa noir yang memiliki keseimbangan yang manis.
Detektif bernama Jung Jae-gon (Kim Nam-gil) masih
mengalami tekanan akibat perceraian yang ia alami dan kini ia juga membutuhkan
uang. Kesempatan bagi Jae-gon muncul ketika ia ditugaskan untuk melacak dan
juga menangkap Park Joon-gil (Park
Sung-woong), tersangka sebuah kasus pembunuhan yang menggelapkan uang
perusahaan milik Park Jong-ho (Yoon
Seung-won). Cara yang Jae-gon pakai adalah dengan “memanfaatkan” Kim Hye-kyung (Jeon Do-yeon), pacar Joon-gil
yang juga sedang terlilit hutang. Jae-gon kemudian menyamar menjadi manager
Hye-kyung tapi apa yang terjadi kemudian setelah mereka semakin dekat satu sama
lain ternyata rumit.
Meskipun premisnya
terasa familiar dan garis finish juga sudah dapat penonton duga dengan mudah
sejak awal ‘The Shameless’ tetap
mampu menjadi sebuah crime drama rasa noir yang gripping hingga akhir. Cukup
konsisten malah, kita tahu posisi dari masing-masing karakter, kita tahu tujuan
yang ingin mereka capai, tapi latar belakang mereka yang “gelap” membuat
perputaran cerita dengan tone kelam ini menjadi menarik. Oh Seung-uk mencoba menyentuh berbagai unsur di sini, dari korupsi,
bisnis, hingga polisi, lalu gabungkan mereka dengan sebuah drama tentang cinta
di sekitar titik pusat cerita. Ya, meskipun elemen crime menjadi bagian terkuat
dari film ini tapi love story yang
duduk manis di sampingnya itu mampu mencuri atensi. Ini tidak hanya pertarungan
antara cops dan criminals saja tapi juga dua pria yang jatuh hati pada wanita yang sama.
Terkesan mellow memang
tapi kondisi tadi tidak membuat ‘The
Shameless’ menjadi sebuah melodrama yang berlebihan. Saya suka cara Oh Seung-uk menyeimbangkan dua elemen
besar di cerita, menggunakan kondisi karakter Jung Jae-gon yang bingung menentukan pilihan ketika melakukan
investigasi untuk memberikan kamu sebuah kisah rasa noir dengan thrill yang oke
di samping atmosfir depresif yang ia jual. It’s
about “false identity” which used to point out amorality issue. Cukup
banyak perputaran emosi yang terjadi di film tipe character-driven ini sehingga kondisi tidak diajak untuk menemukan
jawaban membuat kamu merasa terikat dengan karakter dengan motivasi ambigu itu.
Ini adalah kisah jiwa-jiwa yang terluka dan berusaha menemukan kebahagiaan
dalam hidup mereka, jiwa yang sepi penuh kerentanan. Kesuksesan terbesar dari The Shameless adalah kemampuan Jae-gon
membuat karakter dan konflik terasa menarik, ditampilkan dengan sederhana tapi
tajam, meskipun memang presentasinya segmented.
Mereka yang berharap
akan mendapatkan hiburan berupa kisah detektif dengan kombinasi thriller,
misteri, gangster, dan romance yang “exciting”
kemungkinan besar akan kecewa pada film ini. Ini exciting tapi dikemas dengan
pendekatan yang segmented, talk less
gesture more, ekspresi wajah dan tatapan mata berperan sama pentingnya
seperti kalimat yang keluar dari mulut karakter. Oh Seung-uk tetap
mempertahankan rasa classic noir di
sini untuk membantu script tidak terlalu memukau, ia fokus membuat karakter dan
konflik terasa “believable” untuk
membuat penonton ikut merasakan apa yang terjadi. Elemen teknis film ini juga
oke, editing oke, camerawork dengan bleak tone mengobarkan semangat yang
terdapat di dalam cerita, koreografi adegan kekerasan terasa brutal tapi rapi
dan tidak sloppy, sex scenes oke, score dengan sedikit
rasa jazz memperkuat rasa kelam
cerita.
Dan semua itu lengkap
berkat performa cast yang terasa memikat. Kesuksesan utama mereka adalah mampu
membuat karakter dan konflik yang dialami terasa menarik untuk diikuti. Kim Nam-gil berhasil membuat Jung Jae-gon sebagai pria yang mencoba
tabah tapi ia juga mampu menampilkan kekacauan batin menjadi bagian menarik
lain dari Jae-gon. Bintang utamanya di sini adalah Jeon Do-yeon (Way Back Home), femme fatale
atau anti-hero dengan lapisan emosi
yang memikat, hal paling memikat dari film ini. Hye-kyung merupakan wanita
dengan jiwa yang sedang bingung, Jeon Do-yeon buat agar latar belakang yang
awalnya gelap itu perlahan mulai muncul satu per satu. Jeon Do-yeon seperti
bunga yang tidak begitu berwarna namun mampu mengunci perhatian di tengah
sebuah area yang kelam dan suram di sekitarnya. Chemistry antar cast juga oke.
Tanpa isi yang terlalu
rumit serta presentasi yang over-the-top,
tanpa suspense yang meledak serta
plot yang juga kelam seperti setting yang ia gunakan, Oh Seung-uk berhasil menciptakan kombinasi yang seimbang dari
berbagai unsur yang ia gunakan. Violence
yang oke, crime dengan dark tone yang oke, serta romance dan drama yang appealing, dibantu dengan performa cast yang
oke terutama mesmerizing performance from
Jeon Do-yeon, lalu bungkus mereka semua untuk tetap mencengkeram penonton
sehingga merasa menjadi bagian dari cerita yang mampu menampilkan kesan “
kotor” yang ingin ia jual, ‘The
Shameless’ merupakan sebuah crime drama rasa noir yang cukup menghibur.
0 komentar :
Post a Comment