Kekuatan yang dimiliki
oleh cinta memang merupakan sebuah misteri, ia tidak hanya mampu membuat hal
buruk menjadi baik namun cinta juga memiliki kemampuan untuk mengubah hal yang
baik menjadi buruk, bahkan menjadi super buruk. Bagaimana pengaruh besar cinta
dan kasih sayang dalam kehidupan manusia coba diceritakan oleh film ini dengan cara
yang tersirat, berlandaskan kisah tentang keluarga yang kemudian masuk ke dalam
bencana dalam perpaduan drama bersama unsur crime yang juga tidak malu tampil
liar dan brutal. Coin Locker Girl
(Chainataun): when love wake blind criminals.
Seorang anak perempuan
ditinggalkan secara paksa oleh dua orang pria yang memanfaatkannya bersama
anak-anak lainnya untuk mendapatkan uang dengan cara menipu di dalam subway.
Tapi ketika anak-anak yang lain menangis karena perlakuan kasar yang mereka
terima anak perempuan yang satu ini tetap tenang. Kepribadiannya tersebut
berhasil dibaca oleh seorang wanita bernama Ma
Woo-hee (Kim Hye-soo), ia diadopsi dan kemudian bekerja di bawah perintah
Woo-hee. Ma Woo-hee yang dikenal dengan panggilan “Mother” merupakan seorang
rentenir berperawakan tenang namun keji di Chinatown,
Incheon, menjalankan kegiatan illegal berupa perdagangan organ tubuh
manusia yang ia peroleh dari peminjam yang tidak mampu membayar.
Ma
Il-young (Kim Go-eun) dengan cepat tumbuh menjadi salah satu
dari empat anak asuh Ma Woo-hee yang selalu dia andalkan. Suatu ketika Il-young
ditugaskan untuk menagih hutang dari seorang pria bernama Park Seok-hyun (Park Bo-gum), seorang koki yang menderita karena
hutang sang ayah yang kabur ke Filipina. Tidak seperti biasanya Il-young
terkejut ketika mendapat respon ramah dari Seok-hyun, ia bahkan membuatkan
pasta untuk Il-young. Sikap Seok-hyun kepadanya membuat Il-young menjadi goyah
dan luluh namun celakanya hal semacam itu tidak ada di dalam kamus milik
Woo-hee. Sisi lembut dari dunia yang selama ini sulit ia temukan dan rasakan
dalam kehidupannya membuat mata Ma Il-young “terbuka” dan mencoba melakukan
perlawanan.
Konsep film ini sangat
sederhana tapi fokus pada usaha bercerita tentang kasih sayang dan cinta di
dalam kehidupan setiap manusia berhasil dicapai dengan baik oleh sutradara dan screenwriter Han Jun-hee. Jika membaca
kembali sinopsis di atas tadi maka
yang tersirat tentu saja sebuah kisah kejahatan yang mencoba tampil mengerikan,
namun ketimbang sepenuhnya tampil di elemen crime
Han Jun-hee coba gabung hal tersebut dengan drama bertemakan family dalam keseimbangan yang terasa
manis. Sejak awal kita telah dibawa masuk oleh ‘Coin Locker Girl’ ke dalam sebuah “dunia” yang kelam, menggunakan
skema serupa seperti ‘A Bittersweet Life’
film ini tetap mampu terus mencengkeram penonton di dalam tone dan atmosfir
“mengerikan” tapi di sisi lain juga mendorong maju kisah sederhana tentang
cinta dan kasih sayang. Itu yang membuat ‘Coin
Locker Girl’ terasa bittersweet,
penonton tahu di sana ada cinta tapi yang terjadi di sekitarnya merupakan
hal-hal yang cukup gila.
Sulit untuk memasukkan
film ini ke dalam kategori melodrama,
ia terus menjual drama tapi ketika berurusan dengan elemen crime Han Jun-hee
tetap maju secara total. Cukup hardcore,
tidak ada kesan “tonedown” di elemen
ini yang juga membuat gesekannya bersama unsur family di dalam cerita terasa
menarik. Bergerak lurus, segala masalah memiliki konsekuensi yang kemudian
diselesaikan dengan pukul atau tusuk, hal yang membuat aksi mengamati ‘Coin Locker Girl’ menjadi menarik karena
mampu tampil dengan kadar kejut yang baik. Han Jun-hee cermat dalam memainkan
irama cerita, kita diajak menyaksikan drama dari wanita yang mencoba untuk
bahagia dalam yang terasa intens dan mampu mencengkeram penontonnya dengan
baik. Itu selalu mampu menjauhkan ‘Coin Locker Girl’ dari rasa monoton yang
sesungguhnya punya potensi besar terlebih jika menilik cerita yang bukan
merupakan usaha menjawab sebuah pertanyaan rumit.
Apa itu cinta dan kasih
sayang? Ya, sepanjang film pertanyaan tersebut sempat mampir ke dalam pikiran
namun ketika ‘Coin Locker Girl’ telah
berakhir ia mencuri panggung utama. Misi utama Ma Il-young selama ini adalah
menjalankan perintah Mother untuk tetap menyandang status “useful” tapi pemberontakan yang terjadi mengubah hubungan di antara
mereka. Yang menarik dari sana adalah skenario tersebut kemudian memaksa Mother
untuk memahami apa itu kasih sayang yang selama ini tidak menjadi bagian dari
sistem yang terapkan pada anak asuhnya, naluri seorang ibu akhirnya membuat
Woo-hee mengerti siapa sebenarnya yang useful
dan useless di antara dirinya
serta anak asuhnya selama ini. Itu salah satu momen menarik dari film ini,
seperti yang disebutkan di awal tadi Han
Jun-hee tampilkan isi dari drama secara tersirat tapi meninggalkan impresi
yang memikat, memiliki lapisan emosi yang manis.
Kualitas emosi yang
manis di ‘Coin Locker Girl’ lahir
berkat kemampuan Han Jung-hee dalam menjaga agar hal positif di dalam cerita tidak pernah kalah dari
berbagai hal negatif yang terjadi di sekitarnya. Apa yang penonton saksikan
pada dasarnya merupakan aksi catch and
run dalam atmosfir cerita yang kelam tapi kisah ini tidak pernah jatuh
menjadi sebuah drama keluarga yang terasa seperti menjual hal-hal negatif
walaupun sesekali diwarnai dengan momen brutal yang kejam. Han Jung-hee piawai
dalam menampilkan kisah tentang “manusia” di panggung utama, meskipun karakter
melakukan tindakan yang tidak menyenangkan tapi dibuat oleh Han Jung-hee agar
mereka memiliki kerentanan ketika berhadapan dengan konflik. Itu cara yang
klasik tapi berhasil digunakan dengan baik di ‘Coin Locker Girl’ untuk memperkuat tujuan utama tentang kasih
sayang, cinta, dan keluarga.
Hal tersebut juga tidak
lepas dari kesan believable yang
penonton rasakan dari karakter meskipun kita tahu cerita sendiri berisikan
sesuatu yang brutal dan sulit kita temukan dengan mudah sehari-hari. Apa yang
ingin dilakukan oleh Han Jung-hee di sini adalah seolah ingin menunjukkan
kontras yang Il-young rasakan di antara dua dunia yang berbeda, dunia ketika ia
belum merasakan kasih sayang dan dunia setelah ia merasakan indahnya kasih
sayang. Meskipun scene terakhir memperkuat kesan ambigu namun Han Jung-hee
tetap mampu membuat penonton pulang dengan presepsi bahwa apa yang akan Ma Il-young lakukan selanjutnya
merupakan sesuatu yang negatif namun lebih positif ketimbang Ma Woo-hee. Itu juga diakibatkan karena
penilaian penonton padanya telah tumbuh di sisi positif, kita peduli pada
eksistensinya dan penonton percaya ia tidak akan jatuh kembali ke titik semula.
Pencapaian tersebut
juga berkat kinerja cast yang
mumpuni. Beberapa pemeran pendukung seperti Ko
Gyung-Pyo, Cho Hyun-Chul, dan Park
Bo-geom berhasil menampilkan karakter mereka dengan baik namun fokus cerita
sejak awal terletak pada dinamika hubungan antara Il-young dan Wo-hee. Motivasi
karakter yang terus tampil “gelap” tidak menghalangi Kim Hye-soo dan Kim Go-eun
untuk bersinar lewat masing-masing karakter mereka juga ketika mereka harus tampil
bersama. Kim Hye-soo mempertahankan kesan tenang namun keji yang dimiliki
Wo-hee dengan baik, antagonis dengan kedalaman emosi yang oke, sedangkan Kim
Go-eun berhasil menggambarkan wanita muda yang beranjak dewasa dan mulai
terbuka matanya akibat cinta sehingga mencoba keluar dari pengaruh buruk yang
selama ini menemaninya. Dua pemeran wanita ini tidak terlalu sering berbagi
layar bersama namun ada Wo-hee ketika melihat Il-young, dan ada Il-young ketika
melihat Wo-hee, hal yang membuat cerita terasa cukup memilukan.
Overall, Coin Locker Girl (Chainataun) adalah
film yang memuaskan. Dengan berbagai pukulan, tusukan, serta darah ‘Coin Locker Girl’ merupakan sebuah crime movie yang brutal namun di sisi
lain memiliki hati yang manis di panggung utama dalam bentuk sebuah drama
keluarga. Kisah yang kelam dengan thrill
dan suspense yang oke, memiliki
kinerja cast yang mumpuni terlebih dari dua aktris utama, mampu meraih emosi
dan simpati penonton pada karakter dan cerita. Bersama script dengan substansi yang memiliki impact manis meskipun tampil tersirat di tengah kerumunan hal-hal
brutal di sekitarnya, Han Jung-hee berhasil menampilkan sebuah human story yang manis dalam bentuk crime drama yang brutal dan berani namun
tetap memiliki “hati” yang tidak kalah maksi. Segmented.
KEREEENNNN!!!film-film yg pantas di review akhirnya mulai di review satu per satu, seneng ngeliat nya karena sekarang udah ngga melulu film barat... selanjutnya inside men,the phone,the classified file,missing you,insane masuk daftar film yg bakal di review juga kan??? di tunggu juga 3 film yg sedang merajai tangga box office korsel yaitu tunnel,the last princess dan operation chromite... fighting!!!
ReplyDeleteTiga film yang disebutkan terakhir bagian dari KMW2, jadi akan direview. :)
DeleteThis comment has been removed by the author.
Delete