"Party 'till you're pregnant!"
Jika para aktor dan
aktris yang telah berlaga di berbagai penghargaan film, bahkan mereka yang
telah berhasil memenangkan posisi tertinggi diberikan pertanyaan apa yang
mereka cari dari pekerjaan sebagai aktor dan aktris, maka akan lebih mudah
menemukan mereka yang menjawab uang sebagai pilihan utama. Jennifer Lawrence telah menggenggam Oscars namun meraih uang dengan di The Hunger Games serta X-Men,
bahkan Leonardo DiCaprio yang mungkin
soon-to-be Oscars winner mengatakan “I
don’t rule out anything” untuk role di film superhero. Strategi dalam memilih film merupakan sesuatu yang
sangat krusial, sayangnya Robert DeNiro
kurang tepat dalam mengatur strategi dan memilih tampil di film ini, an autopilot disaster.
Baru kemarin istrinya
meninggal dunia, pria bernama Dick
(Robert DeNiro) kini berniat untuk kembali merasakan kebebasan setelah 40
tahun menikah. Tujuan Dick sederhana, ia ingin bersenang-senang untuk
melampiaskan “hasrat” miliknya yang masih besar. Dick meminta cucunya Jason (Zac Efron) untuk bertamasya
bersama ke Florida untuk mewujudkan
keinginannya tadi. Dua pria ini merupakan kakek dan cucu yang sangat akrab,
namun ketika menyadari rencana kakeknya tersebut Jason yang sedang
mempersiapkan diri untuk acara pernikahannya dengan Meredith Goldstein (Julianne Hough) itu mencoba untuk membawa sang
kakek keluar dari bencana.
Dari judulnya saja
penonton memang wajib membentuk ekspektasi mereka terhadap Dirty Grandpa, kisah tentang seorang kakek nakal yang siap
melakukan hal-hal liar bahkan menjijikkan. Setelah membaca sinopsis saya sudah memasang ekspektasi itu di level yang menurut
saya merupakan standar film dengan tipikal seperti Dirty Grandpa ini, namun betapa kagetnya saya ketika mendapati apa
yang film ini berikan ternyata jauh lebih menjijikkan dari apa yang saya
harapkan. Dirty Grandpa punya Dan Mazer sebagai sutradara, John M. Philips juga diberikan kredit
sebagai penulis naskah, tapi sejak awal hingga akhir film ini lebih terasa
seperti sebuah komedi yang mencoba melucu dengan materi nakal tapi dalam gerak
yang autopilot.
Niat dari Dick memang
jelas tapi apa yang ia lakukan setelah itu sangat tidak jelas. Dari show-off sana-sini, ketemu wanita lalu horny, Dirty Grandpa sepertinya tidak mau tahu bahwa meskipun memang
sangat tipis tapi tetap terdapat batasan antara komedi “nakal” yang sopan dan
komedi “nakal” yang ofensif. Film ini terus menerus mencoba melakukan yang
nomor dua, dari homophobic, rasis, seksis, sindiran yang menjijikkan, dari
penis hingga vagina, hingga penggunaan N-word dan F-bomb yang seolah berniat
bersaing dengan film Tarantino.
Apresiasi dari sektor cerita hanya layak diberikan pada usahanya untuk tampil
lucu, selebihnya adalah kumpulan hal-hal menjengkelkan dari sebuah komedi, dan
semakin runyam karena itu datang dari Zac
Efron dan Robert DeNiro.
Harus diakui chemistry
antara Zac Efron dan Robert DeNiro terasa baik, namun cerita
yang seperti tidak direncanakan dengan matang tadi menyebabkan tik-tok di
antara mereka lebih sering lesu ketimbang membuat penonton tersenyum. Zac Efron dan Robert DeNiro sudah mencoba memberikan kinerja terbaik mereka
terutama DeNiro yang tampak mencoba begitu keras untuk berinvestasi pada
karakternya, namun sutradara dan penulis naskah tidak menjalankan tugas mereka
dengan penuh tanggung jawab dan rasa hormat kepada aktor sekelas DeNiro. Dialog
begitu kacau dan berantakan, seperti tidak punya jiwa untuk tampil lucu, cukup
sering di antara mereka terasa seperti improvisasi bukan materi yang telah direncanakan dengan baik.
Jika harus menggunakan
kalimat yang tembak langsung, Dirty
Grandpa adalah film komedi yang asal jadi. Sangat bertumpu pada dua pemeran
utamanya sutradara dan penulis naskah seperti tidak mau ambil pusing pada tugas
mereka untuk menyokong cast dengan materi yang mumpuni. Gunakan materi paling
standar dan tampilkan mereka dengan cara yang paling dangkal, begitulah Dirty Grandpa sejak awal hingga akhir,
sebuah komedi yang gagal. Poor Robert
DeNiro, tapi setidaknya untuk penonton wanita kamu punya Zac Efron, dan untuk penonton pria keep your eyes on Zoey Deutch, she’s a
beauty. Segmented.
Film ini kan bakal tayang di Indonesia, kira-kira bakal disensor berapa banyak ya?
ReplyDeleteHallo Rajib. Dari informasi lulus sensor lsf film ini akan disensor sebanyak dua menit dari durasi awal. :)
Delete