"Our time is limited, we forget that."
Anomali yang memiliki
definisi sebuah penyimpangan terhadap sesuatu yang biasa/normal/umum dalam
suatu lingkungan tertentu memiliki dua dimensi, yaitu dimensi fisik dan
perilaku. Anomali dari dimensi perilaku merupakan perilaku yang menyimpang atau
aneh dan ganjil dari perilaku yang biasa atau umum secara pribadi, individu,
atau sosial. Well, sepintas terkesan sederhana memang, tapi bagaimana jika
penyimpangan itu membuat kamu perlahan mulai menilai bahwa semua manusia di
bumi kecuali kamu merupakan sosok yang sama? Anomalisa mencoba bermain-main dengan hal tersebut.
Penulis sukses bernama Michael Stone (David Thewlis) tiba di Cincinnati untuk menjadi pembicara dalam
sebuah seminar tentang layanan pelanggan berdasarkan bukunya. Dari dalam
pesawat, taksi, hingga hotel, Michael bertemu dengan orang-orang cerewet yang
membuatnya merasa risih dan terganggu. Michael punya perasaan aneh, ia merasa
bahwa dunia di sekitarnya berisikan orang-orang yang sama sehingga hidupnya
tidak lagi berarti. Pada malam menjelang seminar Michael mendengar suara yang
berbeda dari yang selama ini ia temui, suara Lisa (Jennifer Jason Leigh), wanita pemalu yang berhasil membuat
Michael tertarik, wanita yang seolah menjadi cahaya yang menerangi kehidupan
Michael yang telah gelap.
Anomalisa
memang
dimulai dengan sangat tenang, sangat santai malah, tapi sejak awal Charlie Kaufman dan Duke Johnson sudah berhasil membuat kita para penonton menaruh rasa
aneh pada sosok Michael Stone yang
bertemu dengan orang-orang aneh dengan gerak seperti sebuah pinball. Di dalam
pesawat kamu akan menaruh rasa curiga bahwa pria berperawakan tenang itu sedang
punya masalah, dan lanjut ke dalam taksi hingga hotel semua semakin runcing.
Itu lucu karena tidak ada pergerakan konflik yang begitu berarti di bagian awal
itu, hanya seorang pria dengan ekspresi yang menggambarkan rasa jenuh pada
kehidupan, tapi perlahan semua bergerak ke arah yang lebih kompleks karena
point utama tentang sebuah krisis eksistensial yang coba diusung oleh Charlie Kaufman di sini juga semakin
menarik untuk diamati.
Ya, ini mungkin akan
terasa sedikit unik bahkan aneh, sebuah film animasi stop-motion yang justru
berisikan sandiwara bersama masalah yang cukup berat lengkap dengan adegan
dewasa, tapi seperti judul yang ia gunakan Anomalisa
sukses menampilkan isu tentang penyimpangan dan ketidaknormalan yang kemudian
bisa kamu tarik ke area yang lebih luas, tidak serta merta hanya sebatas
psikologis seperti di dalam cerita. Mungkin tampak sederhana tapi Charlie Kaufman di sini justru mencoba
menggambarkan sesuatu yang tidak sederhana denga fokus utama pada
ketidaksempurnaan yang dimiliki oleh setiap manusia, seorang pria putus asa
yang menemukan titik terang dalam sebuah perjalanan yang lantas harus bertarung
dengan rasa ragu dan penyesalan.
Mengapa dari tadi hanya
membahas betapa beratnya materi yang dimiliki oleh Anomalisa? Karena di sana bagian terbaik dari film animasi ini
berada. Dari segi visual walaupun tidak istimewa ini tetap terasa padat,
pilihan di bagian pengisi suara juga baik terutama teknik presentasi yang oke,
tapi sejak awal hingga akhir ketimbang sibuk mengamati hal-hal tadi kamu akan
lebih tertarik mengamati gejolak psikologi dari Michael Stones. Dengan bantuan Duke Johnson sekali lagi Charlie Kaufman berhasil menampilkan
kehandalannya dalam bercerita, ia akan membawa kamu tidak berhenti
berimajinasi, dari duniawi, depresi, ilusi, dan delusi dalam wujud sebuah
komedi yang celakanya tidak pernah terasa sulit untuk diakses dan dirasakan
oleh penonton, terus menarik dan bergerak menjadi sebuah kisah pedih yang
terasa begitu otentik.
Anomalisa
memang tidak menawarkan banyak hal dalam konteks konflik cerita, ia tidak punya
ledakan yang besar, namun secara cermat dengan bermain-main di kamar, ruangan,
lorong, dan lobby sebuah hotel Charlie
Kaufman dan Duke Johnson berhasil
terus mendorong sebuah anomali yang telah menjadi teman akrab di dunia modern
sekarang ini dengan sebuah pertanyaan, apa arti bahagia dalam kehidupan bagi
kamu? Dari putus asa sampai rasa sengsara, kesedihan dan juga cinta, ditemani
dengan emosi yang dikelola dengan baik sehingga menghasilkan kedalaman yang
asyik, Anomalisa berhasil menjadi
sebuah kisah tentang manusia yang secara mengejutkan terasa padat dan manis. Peringatan,
ini bukan film animasi untuk anak-anak.
Thanks to: rory pinem
0 komentar :
Post a Comment