Bukan hanya
tahu, namun kita semua pasti sudah mengerti cara kerja dari film dengan tipe
seperti ini, bagaimana ia berjalan, tujuan utama yang ingin ia capai, dan
bagaimana kita menempatkan ekspektasi awal. Ya, tidak perlu berharap banyak,
datang dan saksikan materi klasik dibentuk dengan cara yang juga klasik, dan
menganggap hasil akhir yang tidak buruk sebagai sebuah bonus. Celakanya bonus
tersebut dapat diperoleh dari Jack Ryan:
Shadow Recruit, kemasan klasik dan standard yang cukup impresif.
Pada tahun 2003,
Jack Ryan (Chris Pine) yang kala itu
masih berstatus tentara mengalami sebuah kecelakaan di Afghanistan yang
menyebabkan ia mengalami cedera yang parah, dan menjalani masa penyembuhan
selama hampir satu setengah tahun dibawah monitor seorang calon dokter bernama Cathy Muller (Keira Knightley). Sepuluh
tahun kemudian ia akhirnya memutuskan untuk bekerja di Wall Street sebagai
analis keuangan, namun nasib berkata lain karena ternyata Ryan masih belum
ditakdirkan untuk menjauh dari sebuah tindakan terorisme.
Ryan direkrut
oleh William Harper (Kevin Costner)
untuk menyelidiki kemungkinan terjadinya permainan keuangan global yang
berpotensi menghancurkan perekonomian USA. Tidak hanya bekerja di depan layar,
kali ini Ryan diterjunkan langsung kelapangan, terbang ke Moscow walaupun ia berjanji untuk berlibur bersama kekasihnya, dan
menemui Viktor Cherevin (Kenneth Branagh),
seorang pengusaha berkebangsaan Rusia, sosok yang CIA curigai dapat menjadi
sumber bencana ekonomi skala besar.
Pada Jack Ryan: Shadow Recruit anda akan
menemukan hasil yang tercipta dari kombinasi antara adalah Kenneth Branagh selaku sutradara, dan Lorenzo di Bonaventura yang berperan sebagai produser. Disini akan
terlihat bagaimana sebuah premis action thriller bertemakan spionase standard,
klasik, dan predictable ciptaan Adam
Cozad dan David Koepp yang mereka
adaptasi dari karya Tom Clancy itu
mampu untuk menjauh dari potensi kehancuran berkat kepiawaian serta cita rasa
dari seorang Kenneth Branagh yang seperti mulai menemukan irama untuk
mengendalikan popcorn movie, walaupun tidak serta merta kehilangan nafas
Shakespeare andalannya. Namun masalah timbul dari sisi lainnya.
Seperti
mayoritas film yang berada dibawah naungan Lorenzo
di Bonaventura, Jack Ryan: Shadow Recruit akan terasa
sangat kental dengan “cara bermain” Hollywood. Sumbernya bukan dari ledakan visual yang kali ini tidak
tampil berlebihan, namun berasal dari bagaimana cara film ini bergerak, terlalu
aman, kurang berani, kurang total. Script yang mengandung banyak materi klasik
dalam struktur narasi dengan menggunakan sebuah pattern yang sudah tidak asing
lagi, Kenneth Branagh terlihat ingin
menciptakan sebuah pondasi yang kuat, namun ia tidak menemukan jalan untuk
bergerak terlalu jauh.
Ya, Kenneth Branagh ingin mencoba kembali
mengulang apa yang pernah ia berikan pada Thor,
menciptakan sebuah kemasan pembuka yang berpotensi mendapatkan penerus dengan
pondasi yang kokoh, namun hambatan tadi menghalangi niat yang ia usung untuk membangun sebuah aksi thriller bernada serius dengan balutan unsur politik. Dampaknya cukup signifikan, pada akhirnya aksi Ryan di Moscow
itu terasa seperti ditarik dan diulur, kita hanya dibawa bermain-main dalam
sebuah formula standard yang anehnya memang kembali bekerja dengan baik.
Beruntung memang
karena walaupun punya ruang gerak yang terbatas at least Kenneth Branagh masih
mampu membangun daya pikat dari Jack
Ryan: Shadow Recruit. Berbasis permasalahan keuangan, ditemani terorisme
dengan kecanggihan teknologi, hadir sebuah urutan alur cerita yang kompleks
namun sangat mudah dipahami, terus bergerak lincah dalam gerak mondar-mandir
yang tidak pernah kehilangan nafas kepanikan dan urgensi, ia berhasil
mengkonversi hal-hal klasik perpaduan James
Bond dan Bourne dalam skala
standar menjadi sebuah suguhan yang mengasyikkan.
Ini
mengasyikkan, walaupun standard. Beginilah cara sebuah film action thriller
mempermainkan penontonnya, lambat diawal disertai karakterisasi yang cukup
mumpuni, bumbu romansa dan dramatisasi menemani pertumbuhan konflik dan
perputaran plot yang juga baik, dan ditutup dengan adegan aksi yang sudah
dinanti. Meskipun kerap kedodoran pada momentum cerita, ada kehadiran energi
yang terus menarik atensi dari penonton untuk mengamati, meskipun mereka sudah
dapat memprediksi apa yang akan dihasilkan di akhir nantinya. Yang cukup
disayangkan adalah dampak dari sikap efisien yang diterapkan sejak awal
menciptakan bagian akhir yang terkesan sedikit dikebut.
Faktor lain yang
cukup memberikan kejutan adalah divisi akting. Kenneth Branagh yang juga ikut tampil cukup mampu memberi tekanan
dari unsur gelap cerita, begitupula dengan Kevin
Costner yang perannya cukup banyak membantu keberhasilan Chris Pine di posisi utama. Ya, walaupun
tidak kokoh Pine mampu menghadirkan pesona yang menarik dari Ryan, baik dari aksi fisik maupun kecerdasan. Yang berbeda mungkin Keira Knightley, ia memang mampu menghadirkan emosi dan kehangatan
dalam cerita, namun ia tidak cocok untuk sekedar menjadi pemanis sehingga
kehadirannya kerap kali menghadirkan rasa yang aneh.
Overall, Jack Ryan: Shadow Recruit adalah film
yang cukup memuaskan. Dengan berbagai formula dan materi klasik ciri khas
sebuah film action thriller, Kenneth
Branagh berhasil menghadirkan sebuah petualangan yang bergerak cekatan
dengan terus menekankan efektifitas dan efisiensi dalam bercerita dan
menghibur, sehingga walaupun terus stabil berada di level standar apa yang ia
tampilkan sanggup memberikan sebuah kepuasan yang dicari penonton darinya.
0 komentar :
Post a Comment