Tv
series merupakan bagian dari seorang pecinta film. Well,
memang tidak lantas menunjukkan bahwa seorang penikmat film pasti juga akan
menonton tv series, tapi saya yakin mayoritas dari mereka akan melakukan hal
tersebut, termasuk salah satunya adalah saya. Tv series seolah menjadi tempat
pelarian sejenak ketika saya mulai sedikit jenuh dengan film, dan sejauh ini
hal tersebut sangatlah efektif, sama halnya dengan menonton film ketika saya
mulai jenuh dengan semua pelajaran kuliah.
Sangat
nikmat ketika anda mengikutinya sejak awal, tapi hal tersebut menurut saya
lebih pada genre komedi,
dimana mayoritas dari mereka akan selalu menghadirkan hal baru dan segar di
setiap episode barunya. Nah, yang cukup sulit terletak pada genre drama,
termasuk didalamnya semua genre khusus seperti horror, thriller, hingga romance. Satu hal yang paling saya antisipasi adalah ketika
saya mengikuti mereka, perlahan mulai terjebak, namun akan merasa sulit untuk
melepaskannya meskipun di lain sisi apa yang mereka tawarkan sudah tidak lagi
dapat saya nikmati. Hal tersebut yang menjadi penyebab saya memutuskan untuk
secara berkala selalu mencoba beberapa tv series baru, selain untuk memperkaya
warna cerita, namun juga untuk mengantisipasi hal yang saya takutkan tadi.
Yakz,
ini dia tv series yang baru rilis pertengahan maret lalu, sebuah tv series yang
menjadikan saya dengan berani langsung melabelinya "most
anticipated", Bates Motel.
Semua berawal dari sebuah tweet yang di retweet oleh salah satu akun twitter
yang saya ikuti (yang sayangnya lupa saya simpan), saya akhirnya mengenal Bates
Motel. Ya, saat itu saya hanya sebatas mengenal bahwa ada tv series yang
bernama Bates Motel, mungkin sekitar akhir bulan lalu, dan saat itu saya
memutuskan untuk tidak mencoba mendapatkan filenya karena kapasitas storage
penyimpan data yang kala itu sangatlah sempit.
Memang
bukan hanya karena itu, awalnya saya juga sedikit skeptis dengan kisah yang
coba ia angkat, berlandaskan kisah dari novel Psycho karya Robert
Bloch yang juga pernah diangkat
ke layar lebar oleh Hitchcock, seorang ibu paruh baya bernama Norma (Vera Farmiga) memutuskan untuk pindah ke sebuah kota kecil bersama
anaknya yang tampan dan manis namun terlihat sedikit psycho, Norman (Freddie Highmore). Semua akibat tragedi di garasi rumah mereka yang
menewaskan suaminya. Di tempat barunya Norma ternyata sudah membeli sebuah
rumah tua bergaya klasik sebagai tempat tinggal mereka yang baru. Namun ada
yang berbeda, dimana tidak jauh dari rumah tersebut terdapat bangunan motel
yang sudah tidak terawat lagi. Norma memutuskan untuk merenovasi bangunan
tersebut, dan menamainya dengan menggunakan nama keluarga mereka, Bates Motel.
Tapi anehnya, sejak kedatangan mereka sangat banyak kejadian aneh yang terjadi
di kota itu.
Mungkin
belum genap delapan jam sejak saya mendapatkan file tiga episode pertamanya,
marathon langsung dilakukan, dan saya menemukan sebuah cerita yang bagi saya
pribadi sangat memuaskan. Horror, misteri, dan thriller, semuanya tampak dengan
cara yang menyenangkan dan indah. Anda akan terus merasa waspada dengan setiap
scene yang ia hadirkan, namun disisi lain juga ikut mengulas misteri yang ia
berikan, dari beberapa tragedi kematian, ladang ganja, hingga cerita tentang
gadis cina di sebuah buku tua yang Norman temukan. Dua hal tadi berpadu menjadi
satu, dan menjadikan unsur thriller yang ia hadirkan bekerja dengan baik.
Memang
masih terlalu dini untuk melabeli Bates Motel sebagai sebuah tv series yang
megah, itu pula yang menjadi alasan dibalik pemilihan judul post ini. Baru tiga
episode, namun setidaknya Bates Motel sudah mampu menarik perhatian, dan
menjadikan penontonnya penasaran sembari menanti episode selanjutnya. Kekuatan
utama tv series ini terletak pada script kuat dan solid yang ia miliki. Tidak suka
bertele-tele, semua dikisahkan langsung ke tujuan dan point yang ia punya,
sehingga tidak ada momen yang terbuang percuma. Selain itu bagaimana cara ia
bermain-main dengan misteri juga menarik, terutama perpindahan antar konflik
yang tertata rapi dan digerakkan dengan halus. Faktor lainnya adalah dua
pemeran utamanya, Vera Farmiga dan Freddie
Highmore, punya kelebihan yang
sama dimana mampu menjadikan karakter mereka menjadi kuat dan menarik, dan juga
sukses membangun chemistry ibu dan anak yang sedikit "aneh".
Ya, sejak awal saya berupaya untuk menjadikan post ini
menjadi sesingkat mungkin dimana saya memang tidak ingin membahas cerita dari
tiap episode dalam post kali ini, karena bagi saya itu akan mengurangi
kenikmatan yang akan anda dapatkan. Mungkin pembahasan saya tadi terkesan
berlebihan, namun ini pertama kalinya saya mengambil keputusan untuk akan
mengikuti sebuah tv series sebelum 24 jam sejak pertama kali saya
menyaksikannya. Well, sepertinya saya harus membersihkan beberapa file untuk
menciptakan ruang bagi Bates Motel. Selamat Carlton Cuse (Lost), anda kembali punya jagoan baru yang punya potensi menjadi
besar. So far ini menarik, dan semoga tetap mampu dipertahankan dan semakin
ditingkatkan oleh Cuse, Kerry Ehrin, Anthony Cipriano, dan anggota tim lainnya. Mereka benar, it's creepy, intense, and sexy.
cara dapetin filenya darimana ya, saya penasaran
ReplyDelete@Sarah Setiadi: unduh via torrent, di Universal channel juga sudah tayang (cable tv). :)
ReplyDelete