“This
is Sky Korea 501. Good day.”
Keadaan darurat adalah situasi di mana dapat diberdayakan kebijakan yang biasanya tidak boleh dilakukan, dengan tujuan utama keselamatan dan perlindungan warga. Di Indonesia “Kerusuhan Mei 1998” adalah contohnya, begitupula Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia di tahun 2004, sementara itu di tahun 2020 banyak negara mendeklarasikan state of emergency for COVID-19 yang adalah medical pandemic. Wewenang dalam mendeklarasikan keadaan darurat juga dimiliki oleh seorang Pilot, pada Federal Aviation Administration Sec. 91.3 tertulis bahwa di dalam keadaan darurat dalam penerbangan yang membutuhkan tindakan segera, maka Pilot punya wewenang untuk menyimpang dari aturan sejauh yang diperlukan untuk memenuhi keadaan darurat. Airspace procedures? Gone. Speed restrictions? IFR clearance limits? Gone. Because safety is not a luxury, but a necessity! ‘Emergency Declaration (Bisang Seoneon)’: ‘Train to Busan’ on a plane, it’s a miracle on plane No. 501.
Pesawat Sky Korea KI501 sedang bersiap untuk terbang menuju Honolulu, Hawaii, dan mengantisipasi cuaca buruk Pilot Choi Hyun-soo (Kim Nam-gil) mempersiapkan bahan bakar ekstra. Pesawat model 20 tahun lalu itu akan mengangkut sekitar 300 penumpang dan mereka disambut ramah oleh para Pramugari seperti Kim Hee-jin (Kim So-jin), Im Tae-eun (Seol In-ah), dan Park Shi-young (Lee Yeol-eum). Tapi hal itu tidak membuat rasa takut Park Jae-hyuk (Lee Byung-hun) hilang, dia bahkan sempat bersitegang dengan pria muda bernama Ryu Jin-seok (Im Si-wan). Punya trauma di masa lalu Jae-hyuk hendak membawa anaknya Soo-min (Kim Bo-min) mencari udara segar ke Hawaii, hal yang juga dilakukan oleh Hye-yoon (Woo Mi-hwa), berlibur dan sejenak meninggalkan anak perempuannya bersama suami, Gu In-ho (Song Kang-ho).
Gu In-ho adalah seorang Detektif dan bersama dengan Yun Cheol (Hyun Bong-shik) sedang menyelidiki kasus kematian misterius. Celakanya kasus tersebut merupakan bagian dari sebuah rencana besar seseorang yang ingin membunuh banyak manusia. Biological terror adalah cara yang digunakan, yakni dengan menyebarkan virus baru tidak dikenal yang memiliki masa inkubasi singkat. Sky Korea KI501 adalah target selanjutnya dan nahasnya rencana jahat tadi teridentifikasi setelah pesawat lepas landas dari Incheon. Pemerintah Korea Selatan melalui Menteri Kim Sook-hee (Jeon Do-yeon) dan Direktur Crisis Management Center Park Tae-soo (Park Hae-joon) mencoba mengawal Sky Korea KI501, sembari terus berpacu dengan waktu mencoba mencari solusi, karena virus menyebar dengan cepat di dalam kabin pesawat!
Di film terbarunya ini Sutradara ‘The Face Reader’, Han Jae-rim langsung mencoba memberitahu kepada penonton arti dari “Emergency Declaration” lewat tulisan yang singkat dan jelas di bagian paling awal. Itu merupakan upaya dari Jae-rim agar para penonton terlebih dahulu mengerti apa saja hal termasuk pula wewenang yang bisa diambil oleh Pilot jika keadaan darurat terjadi ketika pesawat sedang terbang. Salah satunya adalah ketika sinyal darurat dari sebuah pesawat diterima oleh Air Traffic Control maka pesawat tersebut akan menjadi fokus utama. ATC akan menambahkan label "EM" for “Emergency” ke pesawat tersebut sehingga menjadi prioritas amongst dozens of aircraft in a busy traffic area. Sky Korea KI501 then became a hyper-focused target for ATC, termasuk penonton yang atensinya terkunci pada situasi di dalam pesawat. Itu tidak langsung terjadi di awal, ada eksposisi cantik yang terjadi sebelum itu.
Ada cukup banyak karakter di sini, dari Pilot, Pramugari, Penumpang, hingga para Polisi, dan Han Jae-rim mencoba mendorong mereka semua secara bersamaan tanpa mencoba membentuk pondasi yang kuat terlebih dahulu di salah satunya. Jadi tidak heran jika sejak awal ada atmosfir hectic yang langsung menyapamu, dengan palet visual yang tidak terlalu cerah penonton digiring untuk bertahap merasakan situasi yang “tidak ceria” meskipun ada sedikit humor di sana. Atmosfir cerita sudah ganjil sejak awal, terasa kelam bahkan sebelum pesawat 501 itu terbang, tahap persiapan bergulir di bandara sedang di tempat lain prosedur kepolisian terus berjalan. Yang kemudian menjadi pintu membawa penonton masuk ke dalam bencana utama, saat fakta pembunuhan terungkap dan pesawat telah lepas landas. Lovely framing.
Sebuah duduk masalah yang jelas dan terasa kuat memang dibutuhkan oleh sebuah cerita yang mayoritas akan bermain menggunakan ruang sempit setelah lepas dari babak pertamanya. Han Jae-rim bentuk itu dengan sangat baik di awal termasuk pula membekali sedikit latar belakang pada masing-masing karakter, jadi ketika bencana itu mulai terjadi penonton seolah merasa menjadi bagian sebuah perjalanan udara yang menegangkan. Tidak langsung dikirimkannya pernyataan keadaan darurat oleh Pilot jelas merupakan bagian dari prosedur teknik penerbangan, tapi keputusan itu membantu situasi developed into a distress condition. Sebuah strategi yang sangat baik oleh Han Jae-rim, karena dengan demikian ia dapat membentuk situasi panik yang juga terjadi di daratan, arena bermain lain yang juga tidak kalah penting.
‘Emergency Declaration’ tidak selalu digeber dalam oktan tinggi, Han Jae-rim bentuk agar ketegangan itu tampil layaknya sebuah roller coaster yang bergerak naik dan turun. Dan ketika turun fokus narasi berpindah ke upaya pemerintah Korea mencari solusi, melibatkan kepentingan politik lewat tanggapan beberapa negara termasuk pula Korea Selatan sendiri yang mungkin akan membuat amarah kamu meledak di satu momen. Tapi konflik kecil itu menunjukkan bagaimana kepiawaian Han Jae-rim dalam menata script, dari sana kemudian masuk drama yang mengangkat isu sosial tentang kemanusiaan. ‘Emergency Declaration’ mempermainkan emosi dan simpati penonton, memang secara konsisten membuat taruhan dan rasa cemas karakter dan penonton terus meningkat dengan menggunakan penyebaran virus, tapi di sisi lain juga "meninju" mereka dengan emosi yang mengejutkan. Meskipun a bit segmented.
Mengapa? Karena keberhasilan punch besar yang telah dipersiapkan muncul di akhir itu dalam menghujam emosi bergantung pada seberapa dekat jarak yang penonton berhasil rasakan dengan karakter sejak awal. Ini bukan tentang kisah aksi terorisme di mana pelaku utamanya konsisten menebar teror di dalam pesawat hingga akhir, ini merupakan bencana yang kemudian melahirkan tanda tanya pada kemampuan manusia dalam memaknai nilai hidup terhadap manusia lain. Itu yang sebenarnya coba disorot oleh Han Jae-rim di sini dengan menggunakan kondisi darurat di atas pesawat, jadi tidak heran jika potensi ini untuk “miss” juga sangat besar karena tidak semua penonton “bersedia” untuk digiring ke puncak yang sesungguhnya itu. Dan memang yang paling mencolok tetap saja pertanyaan tentang bagaimana cara agar pesawat itu bisa selamat.
Jika kamu bersedia membagi fokus dan ikut masuk ke dalam drama dengan emosi yang sangat mumpuni, maka kamu akan mendapatkan “extra punch” yang menawan. Tidak implisit bahkan, sangat mudah untuk diakses karena emosi itu disebar dan dibangun dengan baik oleh Han Jae-rim dengan balutan visual yang oke, termasuk CGI yang oke. Action sequence sesekali menggedor adrenalin tapi cerita tetap tidak kehilangan hati, terasa hangat dan manis di tengah situasi menegangkan yang cantik itu berkat cinematography dan juga score yang memikat, seperti kinerja akting para Aktor. Ada big seven di sini: Song Kang-ho, Lee Byung-hun, Jeon Do-yeon, Kim Nam-gil, Im Si-wan, Kim So-jin, dan Park Hae-joon, mereka menampilkan karakter masing-masing dengan baik, dibantu beberapa Aktor lain dengan limited roles seperti Hyun Bong-sik, Woo Mi-hwa, Moon Sook, Lee Yeol-eum, dan tentu saja Seol In-ah.
Overall, ‘Emergency Declaration’ adalah film yang sangat memuaskan. Meraih dan mengunci atensi penonton dengan eksposisi yang cantik, Han Jae-rim berhasil membentuk bencana dengan banyak karakter ini menjadi sebuah roller coaster yang menyenangkan. Ini bukan hanya tentang pesawat yang harus segera mendarat di lokasi darurat saja namun juga kumpulan berbagai social issues yang memantik sisi kemanusian para penontonnya. Developing distress condition with lovely framing, membawamu ke dalam perjalanan udara menegangkan dengan atmosfir hectic yang terasa mencengkeram, ‘Emergency Declaration’ mempermainkan emosi dan simpati penontonnya dan kemudian ditutup dengan “extra punch” yang menawan. Thrilling and intense like 'Train to Busan' on a plane but filled with tremendous emotion, it's a miracle on plane No. 501. Segmented.
“We are weak and frightened humans.”
ReplyDelete