Well,
now that’s a drama. Perkenalan awal memang terkesan berat, mendorong langsung
ke penontonnya sebuah masalah besar terkait hukum yang keji dan kotor,
bagaimana para orang kaya sangat berkuasa karena mereka punya koneksi yang
luas, sedangkan di sisi lain orang-orang yang tidak kaya ataupun masyarakat dengan
tingkat ekonomi yang menengah ke bawah cenderung hanya bisa pasrah saja. Hal
tersebut tidak lain karena kelompok yang terakhir tadi selain tidak punya biaya
dan koneksi yang sama dengan para orang kaya juga kehidupan sehari-hari mereka
isi dengan perjuangan untuk dapat bertahan hidup. Berat memang, apalagi dengan
visual hitam dan putih kesan “mengerikan” terbentuk dengan cepat di awal,
seolah meneruskan poster dengan tone yang kelam penuh emosi itu terbentuk
pondasi crime yang kuat di awal.
Sebelum
pada akhirnya penonton bertemu dengan dua karakter utama, yang di luar dugaan
justru merupakan pasangan suami istri dengan pesona yang well, jauh dari kesan
mengerikan tadi. Park Chang-ho memang bekerja sebagai Lawyer tapi dirinya
berada di kelompok yang kurang berhasil, dampak dari sikapnya yang mencoba agar
tetap menjauh dari “permainan kotor” sehingga tidak heran ia dijuluki “big
mouth” yang hanya pintar bicara tapi sangat tidak lihai saat di persidangan.
Sedangkan di sisi lain sang Istri, Go Mi-ho, selain memiliki outstanding beauty
merupakan wanita dengan kepribadian yang berani, ia terus mendorong sang suami
dengan lecutan kata-kata bernada sedikit mengancam agar Chang-ho yang merupakan
Lawyer kelas tiga itu berjuang lebih keras lagi. Masalah utama mereka: tagihan
dan biaya hidup.
‘Big
Mouth’ sendiri disutradarai oleh Oh Choong-hwan, sosok yang kualitasnya tidak
perlu diragukan lagi, meski memang kerap gemar berkompatriot dengan Sutradara
lain seperti yang ia lakukan di sini bersama Bae Hyun-jin tapi filmography
Choong-hwan sangatlah mentereng, dari ‘My Love From The Star ‘, ‘A Girl Who
Sees Smells’, ‘Doctors’, ‘While You Were Sleeping’, ‘Hotel Del Luna’, hingga
‘Start-Up’ di tahun 2020 yang lalu. Bersama Hyun-jin mereka berhasil membawa
masuk penonton menuju dunia yang penuh politik kotor serta perjuangan hidup dua
karakter utamanya. Tapi menariknya justru bukan bagaimana eksekusi duet
Sutradara itu yang paling menarik perhatian saya, meskipun kualitasnya
sangatlah menawan baik itu dari permainan atmosfir di dalam cerita bersama
cinematography dan score yang oke, thrilling dengan transisi yang smooth saat
drama, romance, dan comedy hadir.
Yang
paling menarik perhatian saya sejauh ini adalah script yang ditulis oleh Kim
Ha-ram, di mana serial ini merupakan debutnya sebagai Screenwriter.
Diperhatikan secara seksama sebenarnya tidak terdapat progress yang begitu
besar dan cepat di empat episode pertama ini, setelah karakter utama masuk ke
dalam penjara maka yang berputar-putar di dalam narasi adalah pertanyaan
tentang siapa itu Big Mouse? Dan apakah benar Park Chang-ho merupakan sosok Big
Mouse? Tapi menariknya itu bergulir dengan cara yang sangat menyenangkan, punya
pesona legal crime memikat yang mengunci atensi saya di tiap menitnya. Memang
bukan yang pertama tapi sulit untuk menemukan K-Drama yang berhasil membuat
saya sebagai penonton merasa seolah sedang membaca sebuah novel yang di tiap
lembar barunya selalu berhasil membuat excitement dan rasa penasaran saya terus
meningkat.
Dengan
menggunakan dua pertanyaan sederhana di atas tadi Kim Ha-ram sukses menciptakan
runtutan cerita dengan eksposisi yang terasa kompak, berjalan dengan irama yang
oke di mana tiap potongan penting di dalam cerita diberikan kesempatan yang
tidak hanya tepat dalam hal kuantitas saja tapi begitupula dengan penempatan di
dalam struktur cerita. Dengan style noir penonton merasakan terdapat berbagai
macam hal ganjil pada tiap karakter, dan layaknya politik itu sendiri kamu
meragu pada siapa sebenarnya yang layak untuk kamu dukung. Bahkan saya yang
sejak awal telah jatuh hati dengan Chang-ho dan Mi-ho berkat pesona mereka yang
cute tetap saja menaruh curiga pada Chang-ho, meskipun digambarkan ada rasa
bingung yang berkecamuk di dalam pikirannya. Serta amarah untuk membalaskan
dendam pada pihak atau dalang utama yang telah memanfaatkan dirinya.
‘Big
Mouth’ menarik karena kita dibawa menyaksikan perjuangan Lawyer yang tidak
terlalu glossy sejak awal, pesona yang lebih sering digunakan sebagai
penggambaran para ahli di bidang hukum tersebut. Dan dia masuk ke dalam satu
masalah utama yang lantas dikembangkan dengan menggunakan pertanyaan sederhana,
dari sana lantas muncul upaya survival dengan menggunakan setting penjara,
lengkap dengan permainan politik penuh intrik. Perjuangan itu tidak langsung
mendorong “hukum” sebagai hidangan utamanya, tapi mengarah pada pola
"David versus Goliath" di mana bertumpu pada pertanyaan utama dan
memberi ruang bagi berbagai clue lain untuk secara perlahan berkembang dengan
menjalin koneksi antar karakter. Bahkan sejauh ini kita baru berputar di sosok
‘Big Mouse’, sedangkan anggota Nine Rivers Forum masih belum melancarkan
serangan yang mematikan.
Ya
itu tadi, ada struktur yang oke pada script yang dibentuk dengan baik, kini
kesan mengerikan telah lekat dengan sosok ‘Big Mouse’ dan mungkin cerita akan
bergerak ke babak baru dengan arena bermain yang lebih luas lagi. Kita bisa
lihat bagaimana Chang-ho yang awalnya terlalu fokus berusaha menemukan dalang
yang menjadikan dirinya sebagai Big Mouse justru menggunakan sisi positif dari
status barunya itu, yakni menggunakan rasa takut orang-orang di dalam penjara
terhadap statusnya itu untuk secara bertahap mendapatkan power yang lebih
besar. Sedangkan di sisi lain Mi-ho juga mulai ikut terlibat lewat upaya menemukan
paper milik Professor Seo, sosok yang merupakan pintu masuk sehingga semua
masalah kini berkumpul. Awal mula permasalahan ini adalah the Gucheon
University Hospital murder, berujung pada kematian Professor Seo. Apakah Hyun
Joo-hee juga terlibat? Oh, hello Jerry.
Aura
pernikahan mereka memang tampak dingin, tapi jangan lupakan bahwa sejak Choi
Do-ha sudah memberi Park Chang-ho tugas yang ganjil, yakni menjadi double
agent, apakah ada strategi politik lain yang coba dijalankan oleh Do-ha?
Mengingat terjadi perebutan posisi Direktur di Gucheon Hospital, yang saat ini
dijabat oleh sang Istri, Hyun Joo-hee. Terlebih di awal diinformasikan bahwa
Big Mouse was involved with the gangsters enforcing the new city apartments
program, apakah ada konflik kepentingan lain yang ikut bermain? Tapi bukan
jawaban atas berbagai pertanyaan tadi yang paling menarik saat ini, melainkan
apakah benar Park Chang-ho bukan Big Mouse? Innocent until proven guilty, tapi
barang bukti ditemukan di kantornya! Ini pola yang menarik karena karakter yang
bisa menjadi suspect tidak terlalu banyak tapi koneksi antar potongan cerita
membuatnya tampak rumit, sama seperti ‘W’ yang enam tahun lalu menjadi hits
MBC. Ah, MBC.
Sejak
pandemic Covid-19 dimulai pada awal tahun 2020 yang lalu, MBC merupakan stasiun
televisi big three di Korea Selatan yang merasakan dampak paling besar di
sektor drama mereka. Di luar drama weekdays, di tahun 2020 slot hari Senin dan
Selasa mereka hanya berisikan tiga judul, sedangkan Rabu dan Kamis berisikan
delapan buah drama. Tapi jika bicara popularitas dapat dikatakan tidak ada di
antara mereka yang berhasil berada di posisi tiga besar ketika tayang, coba
disiasati dengan sci-fi anthology series ‘SF8’ yang juga terasa biasa saja. Di
tahun berikutnya, 2021, kondisi MBC semakin buruk yang dapat dilihat dari
jumlah produksi drama mereka, slot Senin dan Selasa berhenti total, sedangkan
slot Rabu dan Kamis mereka hanya punya tiga judul saja. Nasib MBC berubah
ketika mereka memutuskan mencoba ikut bertarung di slot Jumat dan Sabtu.
Dibuka
dengan baik oleh ‘The Veil’ dan disusul oleh ‘The Red Sleeve’, tahun ini divisi
drama MBC sepenuhnya bergantung pada slot Jumat dan Sabtu untuk menyambung
nafas mereka, dua season ‘Tracer’ punya kualitas mumpuni sedangkan ‘Tomorrow’
dan ‘Doctor Lawyer’ tidak hanya sekedar berhasil menyajikan kembali template
yang sudah familiar menjadi segar tapi juga meraih atensi dalam skala yang
lebih luas dengan menjadi bahan perbincangan, meski memang banyak terbantu
Netflix dan Disney+ juga. Tapi senang rasanya salah satu dari big three ini
mulai menemukan irama mereka lagi, dan semoga kembalinya Lee Jong-suk pasca ‘W’
enam tahun lalu ini mampu menarik
kembali atensi dan minat penonton pada serial drama produksi stasiun televisi yang bermarkas di Sangam-dong itu. Very good start, tapi apakah kesukesan itu bisa terus berlanjut?
“What looks happy from a distance may be tragic up close.”
ReplyDelete