Pencapaian rating sebuah K-drama di negara
asalnya sana, Korea Selatan, bukan menjadi acuan yang menentukan apakah saya
akan mencoba untuk mengikutinya secara on going, atau menontonnya ketika telah
usai sepenuhnya, atau justru sama sekali tidak menonton K-drama tersebut hingga
akhir. Saya pernah singgung hal ini di salah satu review K-drama di sini, bahwa
saya selalu mencoba menonton empat episode pertama setiap K-drama yang rilis
dan dari sana kemudian menentukan opsi mana yang akan saya pilih. Sekalipun
K-drama tersebut punya star factor yang besar dan berpotensi meraih atensi yang
tinggi dari penontonnya, tidak menjamin itu akan saya tonton on going, bisa
saja tunggu selesai dulu, atau hanya saya tonton tapi tidak saya review. Tapi
menariknya, saya selalu memperhatikan rating tiap K-drama!
Aneh? Sebenarnya tidak, karena pencapaian
rating sebuah K-drama sebenarnya jadi tolok ukur bagaimana respon dari para
penonton di negara asalnya sana. Saya selalu mencoba melihat rating K-drama
tiap usai menonton episodenya, dan tentu setelah draft mentah yang kasar tiap
episode selesai saya tulis. Misal jika saya menonton episode lima sampai
dengan episode delapan ‘Extraordinary Attorney Woo’ maka di tanggal 8 Juli 2022
yang lalu saya tidak akan mencari tahu rating episode lima, lalu baru mencoba
mencari tahu rating empat episode itu di tanggal 22 Juli 2022, setelah episode
delapan usai tayang. Sulit dipercaya memang tapi menariknya sistem itu sudah
saya terapkan cukup lama dan terus berjalan hingga kini. Mengapa bahas rating?
Karena respon penonton di Korea Selatan lebih sering tepat.
Salah satunya adalah ‘Extraordinary
Attorney Woo’ ini, kamu bisa cek Wikipedia ada loncatan progress jumlah
penonton yang sangat besar dari episode pertama hingga episode keempat, dan
setelah usai menonton episode empat yang lalu saya mengerti mengapa hal
tersebut bisa terjadi. Karena ada excitement dengan kualitas sangat kuat di
sana, sebuah proses perkenalan karakter yang dikemas dengan cepat serta tepat
di mana penonton tidak hanya dibuat terpukau dengan kemampuannya tapi juga
merasa mudah untuk langsung menjadi “sahabat” yang mendukung perjuangan Woo
Young-woo. Hal serupa terjadi antara episode empat ke episode lima, lonjakan
jumlah penonton terbesar hingga saat ini dengan kenaikan rating sebesar 4% dan
viewers kurang lebih 1,2 juta jiwa. Tapi saya merasa itu lanjutan "hype" di
empat episode sebelumnya.
Mengapa? Karena episode lima secara
kualitas justru turun setara dengan episode tiga, sesuatu yang mengejutkan
karena excitement juga terasa stagnan. Kasusnya sendiri terasa oke, tapi memang
ada sedikit upaya perubahan yang coba diterapkan oleh Screenwriter Moon Ji-won
di sana, apa yang awalnya hadir sebagai kisah para Pengacara membantu klien dan
berakhir dengan kemenangan, kini justru bertemu dengan klien yang sejak awal
punya "niat buruk" terselebung. Meski berdampak pada excitement yang
menurun tapi episode lima justru berhasil menjadi pintu baru bagi cerita untuk
masuk ke babak selanjutnya, dan di sisi lain juga menunjukkan kepada penonton
satu hal yang sebenarnya juga sudah umum: Pengacara tidak selalu bekerja untuk
“orang baik” saja, dengan menempatkan Hanbada di posisi tersebut.
Dan sedikit perubahan arah itu juga
digunakan oleh narasi untuk menuntun para penonton menuju apa yang tampaknya
akan menjadi sajian utama sejak awal, yakni pertarungan antara Hanbada melawan
Taesan. Tidak langsung menuju ke sana tapi sedikit memutar terlebih dahulu
dengan menggunakan permasalahan seorang Ibu dari Korea Utara itu, kisah yang
kembali dikemas dengan baik oleh Yoo In-shik tapi tidak membawa level
‘Extraordinary Attorney Woo’ naik lebih tinggi, cenderung flat tapi digunakan
dengan baik untuk menunjukkan bahwa Pengacara juga bisa "larut" dalam
emosi. Terbukti di Korea rating bergerak naik sangat tipis, jika dibandingkan
dengan loncatan yang terjadi di lima episode sebelumnya. Tapi memang biasanya
akan seperti itu, setelah empat atau lima episode pertama maka cerita di
K-drama akan masuk ke rest area sejenak.
Dan terbukti di episode tujuh dan delapan
excitement kembali lompat tinggi. Banyak hal yang berperan di sana, seperti
kini fokus tidak lagi melulu tertuju pada Woo Young-woo saja karena narasi
secara perlahan mencoba membawa masuk konflik politik yang sudah penonton
antisipasi, Yaitu tadi, persaingan antara dua pemimpin Law Firm, Hanbada versus
Taesan. Kini kita tahu makna di balik senyuman CEO Han Seon-young di penghujung
episode empat yang lalu, bahwa di balik keputusannya untuk merekrut Young-woo
ia menyimpan misi lain, yakni untuk menjegal langkah Tae Soo-mi yang berniat
untuk menjadi Menteri. Ketulusan di balik keputusan Han Seon-young masih ambigu
hingga kini, apakah ia melihat potensi Young-woo, atau justru ia sengaja
mengadu Soo-mi dengan mantan anaknya sendirinya? Tapi kenapa Seon-young kaget
saat Woo Gwang-ho mengatakan Young-woo benar anak Soo-mi?
Karena begitulah hukum, menjadi
penggambaran sederhana bagaimana kehidupan berjalan: everything in life is
political. Sangat menarik untuk dinantikan bagaimana fakta itu akan terungkap,
terutama siapa sebenarnya sosok antagonis di sini. Saya sendiri hingga kini
merasa Tae Soo-mi bukan sosok yang “mengerikan” bagi Young-woo, dan uniknya
justru mengantisipasi gerak-gerik Seon-young, meskipun bicara tentang licik dan
cerdik mereka berdua tampak sama kuat. Konflik politik sendiri hingga kini
berhasil digunakan dengan sangat baik, apalagi di episode tujuh dan juga
delapan kita pada akhirnya berjalan dengan satu masalah tentang lahan yang akan
dibangun sarana transportasi baru itu. Yoo In-shik dan Moon Ji-won sejauh ini
terasa kompak dalam eksekusi cerita, tidak hanya naskah tapi visualisasi cerita
juga terasa konsisten menebar kesan hangat meski berisikan konflik yang pelik.
Termasuk tentang internal conflict di
Hanbada, bagaimana itu menjadi arena yang sangat baik untuk mendorong isu
tentang autism. Kwon Min-woo juga masih ambigu hingga kini, tapi sikapnya itu
justru membantu Young-woo untuk menjadi semakin kuat, seperti salah satu
keinginannya yakni untuk bisa hidup mandiri tanpa harus selalu berada di bawah
pengawasan sang Ayah. Tidak heran jika masalah percintaan yang sedang mekar
antara dirinya dengan Lee Joon-ho terasa lucu, eksplisit namun dipenuhi dengan
sikap hati-hati, tidak hanya dari Young-woo saja tapi juga dari Lee Joon-ho
pula. Saya suka itu, tidak terburu-buru dan dieksploitasi berlebihan justru
menunjukkan bagaimana butuh proses bagi orang-orang dengan autisme agar dapat
merasa “sepenuhnya hidup” sebagai manusia normal, hak yang seharusnya sudah
mereka rasakan sejak lahir.
Woo Young-woo sudah berada di jalan yang
tepat dan ia butuh waktu agar dapat sepenuhnya “hidup normal” dan hidup di
dunia yang diciptakan tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga dibuat untuk
dirinya dan orang lain. Dan selama proses itu terus berkembang secara perlahan
saya menantikan bagaimana kisah masa lalu yang telah terjadi itu akan berdampak
pada kehidupan Young-woo yang jelas merasakan ada koneksi menyenangkan antara
dirinya dengan Tae Soo-mi. Apakah Young-woo akan memilih jalan hidup seperti
sang Ayah (Jeon Bae-soo kembali jadi Bapak yang penuh dengan penyesalan) atau
justru melawan arus dan mencoba “merangkul” Tae Soo-mi? Sosok yang notabene
merupakan salah satu kompetitor dirinya dan juga tim Hanbada. Berapa lama waktu
yang “dibutuhkan” oleh Lee Joon-ho? Dan sejauh mana Min-woo akan mencoba
menjatuhkan image Young-woo? Sayang sekali, padahal Min-woo sepertinya cocok
dengan Dong to the Geu to the Ra-mi.
“There is nothing weaker than the human mind in the face of money.”
ReplyDelete