“This child is not for sale.”
Jason Bourne tentu sangat mudah untuk disebut sebagai sahabat dekatnya, dan dari tangannya pula kita dapat menyaksikan film yang berkisah tentang pembajakan pesawat yang menabrak gedung WTC di 11 September 2001 serta pembajakan kapal oleh bajak laut Somalia. Paul Greengrass dan image yang lekat dengan Sutradara satu ini adalah thrill oktan tinggi bersama shaky cam sehingga tidak heran kejutan yang ia tampilkan di film terbarunya ini terasa sangat memorable, penonton tidak ia pacu namun berhasil ia paku sejak awal hingga akhir menyaksikan perjalanan dua orang yang “hilang” itu. ‘News of the World’ : a loosely dry but casually charming drama.
Tahun 1870, seorang pria bernama Jefferson Kyle Kidd (Tom Hanks) mencari nafkah dengan berkeliling dari kota satu ke kota lainnya di USA untuk membacakan surat kabar atau koran kepada penduduk setempat. Jefferson merupakan seorang mantan perwira Konfederasi yang bertugas di infanteri Texas ke-3 dan merupakan sosok favorit bagi penduduk di berbagai kota yang ia singgahi. Suatu ketika perjalanannya dengan kereta kuda terhenti di sebuah lokasi, di sana ada kereta kuda yang berada kondisi terguling dan tidak jauh dari titik tersebut Captain Jefferson menemukan seorang pria telah berada dalam kondisi tewas.
Jenazah pria tersebut bukan masalah bagi Captain Jefferson melainkan satu sosok anak perempuan di dalam kereta kuda tadi. Tidak bisa berbicara bahasa Inggris dan menggunakan bahasa Kiowa untuk berinteraksi menyulitkan Captain Jefferson yang kemudian menamai anak perempuan tersebut Johanna Leonberger (Helena Zengel) untuk membawanya kembali ke orangtuanya. Dari sebuah masalah di Union Army kemudian Captain Jefferson memutuskan untuk mengantar sendiri Johanna alias Cicada itu menuju rumah orangtuanya, sesuatu yang Cicada sebut tidak ada.
Film tidak melulu tentang seberapa bagus dan menariknya premis utama yang ia punya, sesuatu yang jika kita lihat secara global maka akan terasa absen di film ini. Seorang pembaca berita menemukan seorang anak yang dibuang dan tidak bisa sama sekali berbahasa inggris, lantas mencoba membawanya menuju sebuah alamat yang bahkan tidak disebut sebagai rumah oleh anak tersebut, mau berbicara tentang apa film ini menggunakan premis seperti itu? Jika Paul Greengrass tidak lihai dalam memainkan ritme cerita mungkin babak pertama film ini akan terasa membosankan, hal yang tidak muncul karena yang terjadi justru sebaliknya, narasi berjalan santai tapi berdentum semakin kencang secara perlahan.
Jelas ini akan terasa sedikit aneh karena cara ‘News of the World’ bermain seperti bukan tipikal film dari seorang Paul Greengrass yang gemar memacu penontonnya dengan ketegangan oktan tinggi bersama shaky cam yang merupakan signature-nya itu. Mungkin sekitaran 30 menit narasi seperti mengembangkan cerita seolah tidak ada rintangan besar, lebih fokus mencoba untuk membangun koneksi latar belakang karakter serta terus menggunakan isu “mengantar pulang” sebagai jangkar utama. Di sini Paul Greengrass tahu bahwa ia memiliki dua karakter utama yang masing-masing memiliki pesona yang sama kuat, hal tersebut dieksploitasi dengan sangat baik dan juga tidak berlebihan.
Contohnya ada pada sosok Captain Jefferson. Ia mungkin tampak hangat namun ada perdebatan di dalam pikirannya terhadap aksi yang harus ia ambil terhadap Cicada, masalah pernikahannya tidak pernah mencoba mencuri atensi tapi berperan sebagai supporter yang baik bagi gejolak batin yang Jefferson sedang rasakan. Dari luar ia memang tampak tenang tapi di sini ia diposisikan sebagai seorang Ayah dadakan yang tidak hanya harus “mengajari” penduduk dari tiap kota yang ia singgahi terkait berita terbaru namun juga mengajari Cicada, yang merupakan jalan pula bagi dirinya untuk menemukan kembali jiwanya yang hilang itu. Ya, ada dua jiwa yang hilang di balik narasi yang sederhana itu.
Sesuatu yang menjadi hati bagi cerita, dibentuk oleh Paul Greengrass menggunakan permainan empati, tanpa menggunakan busur narasi yang terlalu besar tapi mampu mendorong berbagai isu menarik ke hadapan penonton. Memang jika dilihat secara satu kemasan utuh mereka tidak terlalu kokoh namun tersaji beberapa isu menarik di dalam cerita, salah satunya tentu saja fake news yang dapat menyebar dengan sangat mudah. Dari sana kemudian lahir tindak kekerasan yang berawal dari aksi manipulatif yang lantas memecah belah society, humanity, dan solidaritas. ‘News of the World’ juga mendorong penggambaran terkait bagaimana dibutuhkan kesabaran dalam mendidik dan membesarkan anak.
Memang semuanya tampil dan bermain di permukaan saja, tidak ada eksplorasi yang lebih mendalam tapi di sisi lain tetap terus bergulir dengan baik berkat kemampuan mendongeng Paul Greengrass. Sutradara yang identik dengan image action-thriller ini mengisi cerita menggunakan materi klasik western road movie, menciptakan variasi bagi narasi yang bertumpu pada konflik yang menurut saya terasa generik itu. Beberapa konflik disuntikkan murni untuk menghibur, membuka jalan agar dua karakter utama terus mengembangkan pesona dari hubungan mereka itu sehingga momen di bagian akhir memiliki sumbu emosi yang cukup untuk menciptakan satu ledakan sederhana.
Sesuatu yang memang akan sangat mudah untuk dinilai membosankan tapi justru teknik bercerita yang Paul Greengrass terapkan di sini sukses membuat saya terkejut di akhir. Ditunjang elemen teknis yang manis seperti cinematography dari Dariusz Wolski, score gubahan James Newton Howard, serta komposisi sound yang impresif itu Paul Greengrass sukses mencuri atensi di awal dan mengikat penonton agar ikut terlibat di dalam misi tersebut. Pencapaian itu juga berkat kinerja akting Tom Hanks dan Helena Zengel, nama pertama kembali membentuk karakternya sebagai seorang pria yang respectfully compact, sedangkan memainkan rasa takut dan sakit dengan baik Helena Zengel (System Crasher / Systemsprenger) adalah energi yang manis bagi narasi.
Overall, ‘News of the World´adalah film yang cukup memuaskan. Sulit untuk mengatakan bahwa film ini merupakan sebuah sajian yang kuat di semua bagian namun di tangan Paul Greengrass yang bermain di luar zona nyaman miliknya itu cerita tentang pria yang mencoba mengantar pulang seorang bocah asing ini memiliki pesona yang unik dan menarik. Generik tapi menyampaikan isu dan pesan yang dibawa dengan baik, memiliki dua kinerja akting serta beberapa elemen teknis dengan kualitas memikat, ditata dengan baik oleh Paul Greengrass film ini merupakan sebuah western drama santai yang sederhana namun punya pesona unik yang sukses mengikat atensi para penontonnya untuk kemudian ditutup dengan sebuah ledakan manis. Segmented.
“Captain, Johanna go.”
ReplyDelete