Mungkin
ada beberapa dari penonton yang sempat merasa kesal mengapa episode pertama yang
lalu tidak langsung mempertemukan mereka dengan dua karakter utama dalam wujud
dewasa, kala itu kita justru berkenalan terlebih dahulu dengan Chun-gi dan Ha
Ram ketika mereka masih anak-anak. Di sisi lain memang tujuannya adalah untuk
membangun permasalahan utama terkait iblis dan kaitannya dengan lukisan sang
Raja, namun menghabiskan satu buah episode tanpa menghadirkan dua pemeran utama
jelas bukan sesuatu yang terasa umum di ranah Korean drama, meski sudah banyak
pula yang menggunakan formula seperti itu. Tapi kini ‘Lovers of the Red Sky’
memetik buah manisnya.
Karena
konsepnya sendiri adalah cinta dari masa lalu yang bertemu kembali ketika
mereka telah dewasa. Mendorong kehadapan penonton sebuah konflik atau misteri
lalu lantas kemudian membawa mereka mundur via flashback untuk menelisik apa
yang penyebab dan alasan itu terjadi tentu salah satu cara klasik, tapi kesan
yang berbeda tentu tercipta jika penonton sedari awal sudah terlebih dahulu
mengetahui benang merah cerita. Itu yang terjadi antara Ha Ram dan Chun-gi,
momen pertemuan kembali yang kita nantikan itu muncul ke permukaan secara
perlahan menggunakan hubungan sebab dan akibat yang sudah dibentuk di episode
pertama itu. Tidak perlu waktu lama lagi merangkai koneksi, kamu langsung klik
dengan yang sedang terjadi.
Termasuk
dengan eksistensi si iblis itu. Saya penasaran sebenarnya pada seberapa jahat
sosok iblis itu sehingga ia ditakuti oleh banyak orang, karena meskipun telah
digiring bahwa si iblis jahat tapi tidak ada aksi brutal dan frontal yang
ditampilkan di dua episode pertama kemarin. Dan episode ketiga menjawabnya, si
iblis langsung membunuh beberapa prajurit dengan cara yang keji, yang kemudian
disusul dengan sebuah pertarungan melawan Tiger Spirit yang dikemas dalam gerak
cepat oleh Sutradara Jang Tae-yoo, banyak mengingatkan saya pada teknik editing
yang dulu juga pernah ia terapkan di ‘Hyena’. Dinamis, termasuk pergeseran tone
cerita yang terasa cepat tapi juga halus.
CGI
terasa keren di fight dan saya suka dengan kemunculan Ho Ryeong alias Tiger
Spirit yang ditugaskan oleh Samshin untuk menjaga Chun-gi dan Ha Ram, impresi
awalnya terasa kuat dan pesona magis yang ia sodorkan kepada penonton terasa
memikat. Setidaknya kini kita tahu bahwa elemen magis masih melindungi Chun-gi
dan Ha Ram karena hingga kini saya masih mengantisipasi hadirnya kekuatan jahat
dari Mi-Soo yang dikendalikan oleh si jahat Prince Juhyang, sosok yang masih
punya luka akibat iblis ketika ia membakar lukisan, dan ia harus menjalin
kembali koneksi dengan si iblis baru luka tersebut dapat sembuh total. Itu
tentu sebuah plot yang sangat berbahaya terlebih jika kelak ia tahu bahwa saat
ini si iblis memiliki koneksi dengan Ha Ram.
Huh,
berbicara tentang Ha Ram dan iblis yang muncul adalah kupu-kupu. Mengapa
belakangan ini kupu-kupu begitu marak ya? Kenapa pria dengan tattoo kupu-kupu
di pundaknya punya banyak masalah? Karena kupu-kupu itu pula yang menjadi
rintangan pertama bagi bersatunya Chun-gi dan juga Ha Ram di mana nama terakhir
seolah tidak ingin fokusnya terhadap rencana besarnya itu terganggu, terguncang
lalu goyah karena harus terbagi dengan urusan masa lalunya bersama Chun-gi.
Tapi saya rasa keinginan Ha Ram itu tidak akan terwujud dan keputusan untuk
menghadirkan satu belokan tajam pada moment reuni itu merupakan ide yang manis
dari Screenwriter Ha Eun, karena dengan demikian tantangan bagi Ha Ram akan
bertambah satu.
Tidak
mungkin tentunya Ha Ram akan melepas begitu saja Chun-gi, sosok yang bisa disebut
juga telah ia nantikan kehadirannya sejak lama. Proses pencarian di episode
tiga memang menjadi semacam filler tapi momen bertemunya Ha Ram dengan Miss
Hong Hong Hong terasa manis dan padat. Termasuk dengan perkenalan peran dari
Prince Yangmyeong untuk menciptakan semacam kisah cinta segitiga bayangan itu,
banter antara Yangmyeong dan Chun-gi terasa menyenangkan dan mampu mengisi
kekosongan sembari menantikan momen ketika Ha Ram dapat melihat lagi. Apakah Ha
Ram akan dapat melihat lagi? Entahlah tapi at least pria ini punya banyak mata
yang membantunya, seperti Mae Hyang contohnya.
Rencana
Ha Ram memang tampak belum menunjukkan tajinya tapi jika melihat cara ia dan
pasukannya bergerak sepertinya Ha Ram akan mencoba melakukan sebuah serangan
tunggal skala besar. Sasaran tembaknya sendiri masih ambigu meskipun sorot
utama kini tertuju pada Prince Juhyang dan pasukannya itu. Momen di mana Raja
berencana turun tahta jelas akan menciptakan arena pertarungan perebutan tahta,
saya juga suka Prince Juhyang secara terang-terangan memberitahu kepada Prince
Yangmyeong rencana kejinya itu. Kini masing-masing kubu telah terbentuk dengan
memiliki motif yang semakin kuat dan jelas, kini tinggal kita nantikan peran
dari karakter non-block seperti Yangmyeong dan tentu saja Chun-gi.
Untuk
Chun-gi tentu saja lewat lukisan sang Raja tapi masalah terkait kesehatan sang
ayah sepertinya akan menciptakan plot masalah baru sebelum mencapai garis
akhir. Berbicara kontes saya suka cara Sutradara Jang Tae-yoo mengemas bagian
itu, tempo ia mainkan dengan baik serta penempatan thrill juga terasa ciamik.
Seperti ketika Yangmyeong ingin menggagalkan Chun-gi, begitupula dengan momen
ketika Chun-gi dan Ha Ram akhirnya sadar bahwa mereka dua orang “sahabat” yang
dahulu sempat terpisah. Tapi di samping itu Jang Tae-yoo juga piawai dalam
memainkan pesona magis yang terkandung di dalam cerita, tidak hanya terkait si
iblis saja tapi juga tentang talenta dan bakat Chun-gi sebagai seorang blessed
painter.
Does her painting have some kind of power?
Sejak momen ia berhasil menciptakan imitasi lukisan Sochundo itu sebenarnya
image Chun-gi sudah kuat tapi kini peran dan fungsinya telah masuk ke babak
selanjutnya, semua mata kini mengarah pada Chun-gi. Menarik dinantikan
bagaimana Chun-gi akan beraksi di tengah pertarungan penuh ambisi yang sedang
mengumpulkan peluru itu, semoga saja ketika semuanya telah menjadi rumit unsur
fun dalam narasi yang masih eksis hingga kini tidak sirna malah justru
berkembang semakin kuat. Begitupula dengan kualitas editing, scoring, dan musik
yang perannya juga besar terhadap terus berkembangnya pesona dari ‘Lovers of
the Red Sky’ di tiap episodenya. But fyi, ‘Lovers of the Red Sky’ will not air
today due to Chuseok.
“You asked me to forget you. But I can't forget you, just as how we can't erase a stroke that has been drawn.”
ReplyDelete