“I'll always be by your side. Even if you can't see me.”
Melepaskan diri dari trauma kelam di masa lalu bukan perkara yang mudah untuk dilakukan oleh semua orang, tidak sedikit yang bahkan masih terus mencoba agar dirinya dapat berdamai dengan tragedi yang meninggalkan luka dan kenangan pahit tersebut dalam jangka waktu yang lama, ada pula yang akibat bencana di masa lalu kini harus menjalani hidup mereka dengan terus menerus dibayangi-bayangi dengan rasa sakit itu, dari berteriak hingga berhalusinasi. Karakter utama film ini dapat melihat berbagai kejadian melintas di dalam pikirannya hanya beberapa detik saja sebelum kejadian tersebut terjadi di hadapannya. ‘Recalled (Memories of Tomorrow)’ : it's okay to not be okay.
Wanita bernama Soo-jin (Seo Yea-ji) terbaring di atas tempat tidur sebuah rumah sakit dan ketika ia sadarkan dirinya ia ingat dengan sesosok pria di hadapannya yang disebut oleh para perawat sebagai suaminya, Ji-hoon (Kim Kang-woo), yang sedang berusaha mengurus ijin kepindahan mereka berdua dari Korea menuju Kanada. Soo-jin sendiri didiagnosa mengalami hilang ingatan dan meskipun telah diijinkan untuk pulang namun tetap berada di bawah pengawasan ketat Ji-hoon. Makanan dan obat Soo-ji diatur oleh Ji-hoon yang terus berupaya berpacu dengan waktu agar ijin tadi segera mereka dapatkan.
Tapi perlahan Soo-jin merasa seperti telah menemukan kembali ingatannya, terlebih ketika ia didatangi oleh dua orang detektif polisi, Ki Sang (Park Sang-wook) dan juga Detective Bae (Bae Yoo-ram) yang datang untuk mengkonfirmasi perlakuan suami Soo-jin terhadap dirinya. Celakanya wanita yang memiliki saudara bernama Seon-woo itu mulai merasakan bahwa ia dapat melihat masa depan, dapat melihat sebuah kejadian beberapa detik sebelum itu terjadi. Soo-jin mulai panik dan mencoba agar orang-orang yang muncul di penglihatannya itu dapat terhindar dari marabahaya. Tapi tanpa Soo-jin sadari sebuah bahaya besar sedang bergerak mendekatinya.
Seo Yoo-min memulai ‘Recalled’ dengan cara yang pintar, langsung membawa masuk sebuah setting bahwa karakter utama kita, Soo-jin, baru saja kehilangan ingatannya. Hal tersebut menciptakan ruang di dalam cerita yang sangat luas untuk dieksploitasi dengan menggunakan satu kejutan besar yakni kemampuan Soo-jin dalam melihat apa yang akan terjadi pada setiap orang yang ia temui. Tidak ada batas yang terasa kaku di sana sehingga membuat narasi bergulir dengan pesona liar yang menarik, ia akan langsung masuk ke dalam posisi depresif setiap kali bertemu orang asing yang sedang melangkah masuk ke dalam bencana pada momen mereka bertemu Soo-jin.
Saya suka cara Seo Yoo-min menggunakan format tersebut, tidak sampai membuat hal itu jadi terasa repetitif tapi justru berhasil memoles penilaian terhadap Soo-jin terkait kesehatannya yang sedang bermasalah, menurut pria yang disebut sebagai suaminya itu. Menariknya di sisi lain ada gerak-gerik posesif yang ditunjukkan oleh pria itu terhadap Soo-jin, jelas upaya “melindungi” menjadi alasan utama hingga tiba di satu momen ketika dua orang polisi itu datang. Momen itu adalah pintu masuk bagi Soo-jin untuk mengenal kembali dunia yang telah hilang di dalam memori miliknya dan semakin menambah beban pada emosi dan membuka memorinya.
Di
sana momen di mana ‘Recalled’ yang sudah mencoba tampil liar sejak awal lantas
bergerak menjadi sebuah presentasi thriller penuh misteri yang semakin nakal.
Saya sendiri sejak awal sudah terjebak di dalam setting awal Yoo-min tadi
sehingga fokus penilaian terhadap Soo-jin adalah wanita ini memang sedang
kurang baik kesehatan mental dan emosinya. Apalagi hal tersebut dibantu dengan
begitu seringnya muncul beberapa karakter yang mencoba menunjukkan bahwa
Soo-jin memiliki kemampuan untuk melihat masa depan, semacam indera keenam yang
ternyata justru menjadi sebuah senjata yang disembunyikan dengan rapi oleh
Yoo-min untuk mendorong berbagai kejutan lain masuk hadir serta membuat
penonton terkecoh.
Sumbernya tentu saja karakter Ji-hoon, tidak langsung membawamu menuju fakta sesungguhnya tapi dengan baik menciptakan koneksi dengan jawaban dari misteri yang sejak awal hadir. Terutama jawaban terkait apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam pikiran seorang Soo-jin, mengapa ia bisa melihat apa yang akan terjadi dan mengapa pula kemampuan tersebut membuahkan hasil yang ganjil? Ternyata lewat Soo-jin kita dibawa oleh Seo Yoo-min melihat bagaimana dampak destruktif hasil dari trauma di masa lalu dapat mempengaruhi kehidupan seorang manusia. Caranya diselesaikan sendiri sederhana, lewat dua karakter anak kecil serta apartement 706 itu, tapi punch terhadap isu trauma itu tidak terlalu sederhana.
Hal tersebut yang membuat ‘Recalled’ ini berhasil terasa fun to follow meski harus diakui sejak awal hingga akhir ia bermain di oktan yang terasa normal untuk sebuah mystery thriller. Score gubahan Kim Jun-seong dan Lee Geon-ho punya andil krusial terhadap keberhasilan narasi terus mengikat atensi penontonnya, membangun atmosfir cerita dengan baik sehingga kesan misterius dan mencekam eksistensinya terjaga. Sedang di sisi lain cinematography juga tidak kalah menarik, saya suka sudut pengambilan gambar yang ditunjang dengan editing yang oke untuk beberapa scene. Di sini masalahnya adalah babak kedua yang seharusnya dapat menjadi arena bagi psychological thriller itu bersinar terang, seharusnya ada punch yang lebih kuat di sana.
Narasi sendiri memang membagi fokusnya pada beberapa bagian, tidak hanya pada Soo-jin saja tapi juga ada misteri yang coba berkembang secara prosedurial. Untung saja proses pengungkapan ditampilkan secara perlahan dengan pengembangan plot yang oke sehingga meskipun tidak pernah sampai benar-benar mencengkeram tapi setidaknya mampu terus membuat penonton berinvestasi pada konflik dan juga karakter. Yang terakhir tadi tidak lepas dari kinerja akting para aktor yang terasa mumpuni, dari Seo Yea-ji yang dengan manis mempertontonkan emosi lewat air muka dan sorotan matanya, Kim Kang-woo yang membentuk karakternya menjadi antagonis misterius, hingga Sung Hyuk sebagai kejutan. Park Sang-wook, Bae Yoo-ram, dan Yum Hye-ran tampil efektif.
Overall, ‘Recalled (Memories of Tomorrow)' adalah film yang cukup memuaskan. Dimulai dengan baik serta diakhiri dengan cukup rapi, Seo Yoo-min berhasil menyajikan sebuah kisah misteri yang menarik perhatian dengan cepat di awal, membuat penonton merasa terpaku pada konflik dan karakter, hingga menutupnya dengan punch yang oke. Yang sedikit kurang adalah babak keduanya meski tidak membuat laju narasi jadi kendor, menggeber penonton yang sejak awal sudah diselimuti dengan berbagai pertanyaan akibat tingkah laku aneh yang ditunjukkan oleh Soo-jin, yang ternyata merupakan sebuah penggambaran dari dampak destruktif yang dapat dihasilkan trauma di masa lalu yang masih menolak pergi. Nice one.
“I saw that he would die.”
ReplyDelete