“If
anybody looks down on us, I’ll really teach them a lesson.”
Saya tersenyum ketika film ini berakhir, bukan karena merasa senang atau bahagia telah menyaksikan sebuah kisah yang sangat luar biasa baik itu dari segi cara ia dipresentasikan serta kualitas cerita, tapi karena turut merasa puas ketika melihat bagaimana karakter mengakhiri “perjuangan” mereka. Terkesan sepele memang tapi itu pencapaian yang tidak mudah untuk dilakukan, film ini capai menggunakan kisah persahabatan dua saudara dari orangtua berbeda di mana ia bermain low-key sejak awal hingga akhir. Inseparable Bros : a properly cooked drama.
Dirinya telah “dibuang” oleh orangtuanya sejak kecil sehingga tidak heran jika pada akhirnya Kang Se-ha (Shin Ha-kyun) sangat membenci ketidakadilan. Se-ha tumbuh besar di sebuah rumah asuh yang dikelola oleh Priest Park (Kwon Hae-hyo) di mana ia tetap mempraktikkan pendiriannya, melakukan perlawanan pada sesame anak asuh yang mengucilkannya akibat keterbatasan yang ia punya. Ya, Se-ha memang memiliki otak yang sangat pintar namun ia menjalani kesehariannya di atas kursi roda. Hal tersebut yang kemudian menarik perhatian salah satu anak asuh.
Namanya Park Dong-goo (Lee Kwang-soo), mengalami nasib serupa yakni dibuang oleh orangtuanya ia merupakan pria yang memiliki kemampuan fisik oke, bahkan kemampuan atletik Dong-goo juga sangat baik. Kelemahan Dong-goo terletak pada tingkat kecerdasan yang ia miliki, sejak kecil ia membutuhkan bimbingan dari orang lain agar emosinya tetap terkontrol dengan baik. Se-ha mengambil peran itu sedang di sisi lain Dong-goo membantu Se-ha melakukan semua aktifitas fisik yang tidak bisa dilakukan oleh Se-ha. Persahabatan mereka sangat erat, hingga suatu ketika satu masalah muncul.
Satu hal penting dan kunci yang membuahkan kesuksesannya dalam meraih atensi penonton untuk kemudian membawa mereka bermain dengan emosi, simpati, serta empati adalah bagaimana Sutradara Yook Sang-hyo sejak bagian awal telah berhasil mendorong dua karakter utama agar langsung tampak menarik. Park Dong-goo dan Kang Se-ha memiliki keunikan masing-masing, mereka ibarat dua kutub magnet yang perbedaannya terasa sangat kontras tapi ketika mereka bersama maka akan sangat lengket satu sama lain. Yook Sang-hyo hadirkan sedikit cuplikan masa lalu dari dua karakter ini yang sukses menjadi pondasi dengan kualitas yang oke.
Tidak terasa sangat kuat memang namun sudah lebih dari cukup untuk kemudian membuat penonton merasa tertarik dengan apa yang akan terjadi selanjutnya pada kehidupan dua karakter utama kita itu. Saya senang Yook Sang-hyo tidak menguras terlalu jauh masa kecil dari Se-ha dan Dong-goo, lebih kepada menjelaskan situasi dari koneksi yang terjalin di antara mereka yang juga menjadi bekal bagi elemen komedi di dalam cerita. Ya, tentu di sisi lain ada drama juga yang secara porsi jelas terasa lebih dominan tapi yang terasa paling memorable dari ‘Inseparable Bros’ bagi saya justru bagaimana kualitas dari berbagai selipan humor dan lelucon yang hadir.
Sulit memang untuk menampik bahwa lelucon dan humor yang disajikan oleh Yook Sang-hyo berhasil bekerja dengan baik juga berkat karakterisasi dari Park Dong-goo yang selalu membuat penonton membandingkannya dengan Lee Kwang-soo ketika tampil di ‘Running Man’, berbagai macam aksi komikal yang Dong-goo tampilkan berhasil bekerja dengan baik meskipun hanya sebatas gerakan kecil atau sederhana. Tapi tentu tidak sepenuhnya bertumpu pada itu saja karena script sendiri memang telah ditata dengan baik agar karakter dapat tampil “leluasa” tanpa mengurangi bagian di mana elemen drama bekerja menguras emosi penontonnya.
Emosi yang tertuang di dalam kisah Dong-goo dan Se-ha ini memang tidak terasa kuat apalagi berat tapi sejak awal hingga akhir cukup untuk membuat penonton terikat, membuat mereka merasa seolah menjadi karakter lain di samping Dong-goo, Se-ha dan Mi-hyun. Ah, saya juga suka dengan peran dari Mi-hyun serta bagaimana ia digunakan di dalam cerita, tidak berusaha untuk mendominasi atau berdiri sejajar dengan dua karakter utama tapi justru berperan penting membantu agar narasi dan konflik dapat terurai dengan baik. Sebenarnya Mi-hyun punya potensi jauh lebih dari sekedar perannya tadi tapi membatasi ruang gerak Mi-hyun merupakan strategi yang sangat tepat dari Yook Sang-hyo.
Karena dengan demikian fokus cerita benar-benar tertuju dan terjaga pada polemik batin yang berkecamuk di dalam diri Dong-goo dan Se-ha. Sesuai judulnya film ini memang mencoba mengulik persahabatan erat antar Park Dong-goo dan Kang Se-ha, menyaksikan mereka yang telah nyaman menjalani hidup bersama tiba-tiba harus berhadapan dengan sebuah masalah yang mengancam kebersamaan mereka yang telah terjalin selama ini. Sangat terasa memang upaya Yook Sang-hyo agar polemik tersebut tidak berkembang menjadi sesuatu yang terlalu rumit, memang membuat potensi tertinggi tidak tercapai tapi setidaknya membuat target utama tercapai.
Untungnya ada emosi yang oke di dalam cerita sejak awal hingga akhir sehingga ketika cerita berakhir tidak ada perasaan kecewa pada terlalu “sederhananya” kisah itu ditutup. Berbicara emosi film ini punya pesona yang oke terutama pada cara ia membawa penonton merasa dekat dengan karakter serta larut di dalam perjuangan mereka. Karakter memang menjadi pion penting lain bagi Sutradara Yook Sang-hyo dan ia patut berterimakasih pada para aktor, terutama Shin Ha-kyun, Lee Kwang-soo, dan Esom yang dengan cepat dan tampak mudah membentuk satu tim yang mampu membuat saya berharap mereka sukses. Komedi yang berputar di antara mereka juga terasa oke.
Overall, ‘Inseparable Bros’ adalah film yang memuaskan. Di tangan Sutradara Yook Sang-hyo cerita yang sebenarnya berisikan isu dan pesan yang tidak dapat disebut ringan itu berhasil tampil dengan cara yang menyenangkan, tidak hanya diikuti saja tapi juga diamati serta dirasakan. Ya, dirasakan, karena ada emosi dengan kualitas yang oke di sana, dari cara ia menarik atensi kamu sebagai penonton hingga melepas kamu untuk larut di dalam perjuangan karakter, semua “dimasak” dengan tepat oleh Yook Sang-hyo dibantu oleh para aktor yang tampil baik dengan karakter mereka masing-masing. Well, drama sederhana yang menyenangkan.
“It’s hot.” :)
ReplyDelete