TV Series Review: The Penthouse: War in Life - Part 4

“At times, isn't it okay for a mom to become evil for her child's sake?”

Seorang wanita terjatuh dari lantai 100 sebuah gedung pencakar langit di kota Seoul, gedung yang merupakan sebuah penthouse di mana di dalamnya terbagi dua kelas, yaitu low zone dan juga high zone. Seolah menjadi lambang sebagai puncak dari kesuksesan di high society tidak heran banyak orang berlomba-lomba agar bisa menjadi “Ratu” penghuni lantai 100, mendapatkan kesuksesan sebagai pembuktian diri meskipun menggunakan cara yang kotor dan keji.   

Sinopsis:

Shim Soo-ryeon (Lee Ji-ah) tidak pernah hidup miskin, kini ia tinggal di Hera Palace bersama sang suami Joo Dan-tae (Um Ki-joon) dan kedua anak mereka, di lantai 100 puncak gedung yang berada di kawasan Gangnam itu dan merupakan milik keluarga mereka. Tidak heran jika Soo-ryeon membuat iri banyak wanita lain, salah satunya Cheon Seo-jin (Kim So-yeon), seorang Istri Dokter yang punya aura dingin dan merupakan guru musik klasik yang terkenal. Seo-jin ternyata menyimpan hasrat untuk bisa berada di posisi Soo-ryeon, dan Seo-jin tahu jalan satu-satunya untuk mendapatkan posisi tersebut adalah dengan menjadi Ratu bagi sang Raja.

Punya tekad yang kuat Seo-jin bersedia melakukan apa saja untuk bisa mendapatkan targetnya, sama seperti wanita yang punya bad blood dengan Seo-jin, Oh Yoon-hee (Eugene). Yoon-hee tidak pernah hidup kaya raya selama hidupnya dan kini sebagai single mother ia bersedia untuk mendukung anak perempuannya Bae Ro-na (Kim Hyun-soo) yang bercita-cita menjadi penyanyi musik klasik. Alasannya adalah karena Yoon-hee ingin membalaskan dendam ketika dulu di sebuah kompetisi menyanyi dirinya “dicurangi” oleh Seo-jin yang punya harta dan tahta, dan Yoon-hee tahu jalan satu-satunya adalah dengan mengantarkan Ro-na meraih kesuksesan.

The Penthouse: War in Life

Title: 펜트하우스 / Penteuhauseu

Also Known As: Penthouse

Genre: Drama, Suspense

Director: Joo Dong-min

Writer: Kim Soon-ok

Broadcast Network: SBS

 

Cast:

Lee Ji-ah as Shim Soo-ryeon

Kim So-yeon as Cheon Seo-jin

Eugene as Oh Yoon-hee

Um Ki-joon as Joo Dan-tae

Yoon Jong-hoon as Ha Yoon-cheol

Bong Tae-kyu as Lee Kyu-jin

Yoon Joo-hee as Go Sang-ah

Shin Eun-kyung as Kang Ma-ri

Kim Hyun-soo as Bae Ro-na

Han Ji-hyun as Joo Seok-kyung

Kim Young-dae as Joo Seok-hoon

Jin Ji-hee as Yoo Jenny

Choi Ye-bin as Ha Eun-byeol

Lee Tae-vin as Lee Min-hyeok

Na So-ye as Joo Hye-in

Jo Soo-min as Anna Lee/Min Seol-ah

Heo Sung-tae as Ma-ri's husband

Seo Hye-rin as Kyu-jin's mother

Park Eun-seok as Goo Ho-dong

Ha Do-Kwon as Ma Du-ki

Jung Ah-mi as Chairwoman Song

Lee Cheol-min as Yoon Tae-Joo

Lee Hyo-bi as Seol-ah's younger sister

Kim Ro-sa as Yang Mi-ok

Jung Sung-mo as Cheon Seo-Jin's father

Ha-min as Cheon Seo-Jin's mother

Kim Dong-hyun as Principal Kim Chi-Soo

Byeon Woo-min as Jo Sang-heon

 

[Spoiler Alert]

The Penthouse: War in Life

Episode 7 - Episode 9

Oke, semua jahat, semua jahat. Bahkan kini Shim Soo-ryeon yang awalnya tampak “normal” sudah mulai memperkenalkan siapa dirinya yang sebenarnya kepada para penonton. Tentu misi yang Soo-ryeon bawa berbeda dengan misi beberapa karakter lain tapi kesan licik sudah mulai tercium dari strategi yang ia susun bersama dengan Yoon-hee, saya sendiri merasa mereka kombinasi yang menarik, punya energi yang oke di mana kondisi simbiosis mutualisme di antara mereka sangat membantu. Tapi ya sama seperti bagaimana cerita sejauh ini telah bergulir saya sebagai penonton telah “diarahkan” oleh Screenwriter Kim Soon-ok dan Sutradara Joo Dong-min untuk jangan terlalu dini menaruh rasa percaya pada tiap karakter. Mindset penonton telah berada di kondisi itu, saya menjadi waspada dengan potensi twist yang dapat hadir.

Termasuk di dalamnya pada hubungan Soo-ryeon dan Yoon-hee yang dengan sangat cepat langsung terbentuk dan meninggalkan kesan kokoh. Pencapaian tersebut tidak lepas dari pesona yang dimiliki dua karakter tersebut tadi, terutama Soo-ryeon yang sukses membuat saya terkejut dengan kelihaiannya dalam menata rencana balas dendam yang ia tujukan pada Joo Dan-tae dan Cheon Seo-jin. Ada transisi yang kuat pada diri Soo-ryeon namun Kim Soon-ok dan Joo Dong-min tampilkan itu bertahap, tidak langsung membuat salah satu karakter yang “waras” di Penthouse itu langsung menjadi sosok yang dibenci oleh penontonnya. Hal itu juga terbantu situasi yang terjadi di sisi lainnya, bagaimana Dan-tae, Seo-jin, dan beberapa karakter lain seolah semakin terbakar api emosi karena kondisi aman dan nyaman mereka mulai terusik.

Salah satunya adalah karakter remaja yang di tiga episode ini kembali menunjukkan kepada penonton sikap tidak manusiawi yang mereka miliki. Kim Soon-ok sepertinya mencoba untuk mendorong isu bagaimana jika remaja yang berada di fase transisi menuju dewasa berada di bawah asuhan orangtua yang menerapkan konsep “evil” pada mereka. Apakah aksi dari karakter-karakter remaja itu sesuatu yang salah? Ya, tentu saja. Namun siapa yang dalang utama masalahnya? Orangtua mereka tentunya. Seok-kyung dan Seok-hoon tetap menjadi momok yang menakutkan di tiga episode terbaru ini terutama pada cara mereka “menggunakan” Bae Ro-na untuk mencoba memulai pertarungan dengan Ha Eun-byeol. Nama terakhir tadi juga menujukkan perubahan yang sangat drastis, di beberapa bagian ia bahkan sempat mengisi posisi Seok-kyung sebagai remaja paling evil di dalam cerita.

Tapi mari kembali ke Seok-kyung dan Seok-hoon, bukankah mereka “menggunakan” Ro-na akan mengingatkan kita pada aksi yang juga dilakukan oleh kedua orangtua mereka? Soo-ryeon menggunakan Yoon-hee, sedangkan Joo Dan-tae justru punya banyak minion yang sedang ia gunakan, salah satunya adalah Cheon Seo-jin. Di sini lampu sorot itu mengarah pada isu parenting yang menurut saya berantakan, ambisi membuat orangtua buta dengan sistem kasih sayang yang sebenarnya menjadi dasar penting dari sebuah keluarga. Yang terjadi di dalam Hera Palace justru sebaliknya, ini tentang bisnis untuk menjadi penguasa yang semakin berkuasa. Coba lihat saja isu tentang redevelopment yang menciptakan arena pertarungan baru bagi dua motor utama, yakni Dan-tae dan Soo-ryeon, kondisi yang ironis karena mereka merupakan pasangan suami istri.

Sama halnya seperti yang terjadi di dalam pernikahan Seo-jin dan Ha Yoon-cheol. Ini adalah salah satu konfik klasik yang berkembang pesat di tiga episode terbaru ini, kita bisa coba terka ke arah mana konflik tersebut akan berkembang jika mengacu pada permasalahan yang telah berputar di antara para suami istri tersebut. Yoon-Cheol sendiri merupakan handy hand yang tampak oke bagi Oh Yoon-hee dan jika menilik situasi yang ia jalani kini, terlebih setelah ia tahu bahwa Seo-jin kini tengah menjalin hubungan terlarang dengan pria lain, bukan tidak mungkin akan muncul twist baru di dalam konflik satu ini. Sepertinya ini trik yang diterapkan, bagaimana kini “perang” di dalam keluarga Seo-jin telah pecah setelah sebelumnya didahului oleh peperangan di dalam keluarga Soo-ryeon dan Dan-tae.

Bagaimana dengan keluarga Kang Ma-ri dan Lee Kyu-jin? Telah muncul teaser pada apa yang mungkin akan menjadi masalah bagi Ma-ri dan itu menarik dinantikan, tapi saya berharap Lee Kyu-jin tetap menyandang status poacher di dalam pertempuran dari berbagai arah ini. Dia sosok yang punya pesona odd menarik, terkadang situasi pelik dan mencekam hadir dari sikapnya yang memang jahil itu. Yang justru saya harapkan akan terlibat lebih jauh adalah Goo Ho-dong. Kemunculannya membawa impact yang kuat bagi jalannya cerita, statusnya sebagai guru sekolah membuatnya memiliki akses untuk “menghukum” pada anak-anak orang kaya yang liar itu, tapi di sisi lain ia juga menyimpan misteri yakni apakah ia adalah sosok saudara laki-laki yang disebut oleh Min Seol-ah akan memberikan pembalasan bagi Dan-tae dan juga Seo-jin?

Semoga saja umur Goo Ho-dong panjang di dalam cerita ini karena jujur saja kejutan besar lewat kematian Min Hyung-sik itu membuat cerita ini jadi terasa menyeramkan untuk coba diterka arahnya. Dan menurut saya merupakan sebuah keputusan yang paling tepat untuk tidak mencoba menerka terlalu jauh ke arah mana cerita ini akan bergulir kedepannya. Karena apa? Karena yang terjadi sejauh ini adalah kejutan demi kejutan yang selalu sukses membuat saya berkata bahkan berteriak kecil kata-kata seperti gila, sinting, dan sakit jiwa. ‘Penthouse’ benar-benar membuat semua standar dari “penyakit” yang mungkin saja juga eksis di dunia nyata sekarang ini untuk berada di level yang tinggi, kamu cari masalah dengan mereka maka bersiap saja untuk kehilangan nyawa, atau mungkin sedikit teaser dengan cara menyaksikan orang yang kamu sayangi tersiksa terlebih dahulu. Menyeramkan.