‘The Spies Who Loved Me’ dapat dikatakan
merupakan special case buat saya, karena saya memutuskan untuk mengikuti ini
bukan karena sinopsis sebagai faktor utama. Sinopsis-nya sendiri terasa
menarik, seorang wanita yang terjebak di antara suami dan mantan suaminya di
mana mereka berdua merupakan agent dan spy. Tentu aka nada unsur politis yang
bermain di dalamnya dan itu sebenarnya telah membuat impresi awal premis cerita
terasa menjanjikan. Penyebab utama yang membuat saya tertarik dengan ‘The Spies
Who Loved Me’ adalah keterlibatan Lee Ji-min sebagai Screenwriter. Series ini
sendiri merupakan debut Lee Ji-min di kancah pertelevisian, namun di industri
perfilman ia punya karya yang tidak bisa dianggap remeh.
Lee Ji-min telah menjadi bagian dari
berbagai Tim Penulis yang berada di balik film-film seperti ‘The Age of
Shadows’, ‘Illang: The Wolf Brigade’, ‘Forbidden Dream’, hingga yang terbaru,
‘The Man Standing Next’. Memang tidak serta merta membuat Ji-min berada di
kategori “pasti mampu” menangani script sebuah drama series, tapi at least
pengalamannya tersebut membuat premis cerita tadi terasa menarik untuk
dinantikan. Faktor kedua tidak lain adalah kombinasi antara Eric Mun, Yoo
In-na, dan Lim Ju-hwan. Eric merupakan aktor yang jika didampingi aktris yang
mampu menebar pesona komedi yang manis maka juga akan bersinar, contohnya
seperti ketika ia tampil di ‘Another Oh Hae-young’. Yoo In-na dapat melakukan
itu.
Yoo In-na sendiri sangat ahli dalam
menangani karakter rom-com, ia seolah memiliki pesona yang telah tercipta untuk
genre tersebut. Di antara tiga karakter utama Kang Ah-reum merupakan yang
paling sukses mencuri perhatian penontonnya, pesonanya sebagai seorang designer
yang ceria langsung terbentuk dengan baik, sedang saat berurusan dengan materi
yang lebih dark eksekusinya juga terasa oke. Sedangkan Jun Ji-hoon sendiri
masih belum kokoh pesonanya, ia masih butuh waktu yang lebih banyak mengingat
konflik juga belum sepenuhnya terbentuk sempurna. Derek Hyun mungkin sedikit berbeda, berkat kepiawaian Lim
Ju-hwan pada karakter-karakter tipe seperti ini pesona dingin Derek Hyun
langsung membekas di pikiran penonton.
Itu yang digunakan oleh Lee Ji-min mungkin di
seperempat bagian cerita pada dua episode pertama ini, memutar-mutar cerita di
mana konflik utama masih misterius sembari juga mencoba membentuk pondasi
masalah di antara tiga karakter utama, yaitu pernikahan. Flashback digunakan
Sutradara Lee Jae-jin untuk menampilkan kisah masa lalu yang kini menjadi pil
pahit di antara Ah-reum dan Ji-hoon, mereka terasa oke, sedangkan vibe ganjil
terus ia dorong secara perlahan terutama terkait opsi kembali terjalinnya
hubungan di antara mereka. Sumbernya tidak lain ada pada Derek Hyun, sosok yang
sangat saya nantikan aksinya di episode selanjutnya, dirinya seperti memegang
kunci penting yang dapat mendongkrak pesona cerita.
Ya, mendongkrak. Kesan pertama yang
ditampilkan ‘The Spies Who Loved Me’ di dua episode ini terasa oke tapi di sisi
lain tidak terasa bersinar sangat terang pula. Lee Jae-jin seperti masih
mencari formula yang tepat untuk menyeimbangkan dua sisi cerita yang secara
tone sebenarnya tidak satu kelas, yang satu adalah sebuah cliche rom-com
sedangkan di sisi lain ada konflik yang membawa permasalahan yang lebih rumit,
ada unsur politik dan tentu saja dengan keterlibatan agent rahasia serta spy.
Menarik untuk dinantikan strategi macam apa yang akan digunakan oleh Lee
Jae-jin dan Lee Ji-min untuk menciptakan pendekatan yang dapat membuat dua sisi
cerita tadi jadi seimbang dan terasa padat, karena dari impresi awal keduanya
sudah tampak menjanjikan namun belum seimbang dan padat.
“Life isn't always pleasant. When it gets tough, we're trapped in a dark place.”
ReplyDelete