“Musical
itself is weird. You need to see a doctor. Musicals are stupid.”
Jepang
pintar dalam mengolah materi-materi yang unik dan sedikit aneh untuk menjadi
sesuatu yang menarik dan terasa menyenangkan. Film ini adalah contoh terbaru,
bagaimana konsep yang sebenarnya tidak sepenuhnya baru berhasil dibentuk
kembali menjadi sebuah hiburan yang segar kental dengan nafas Jepang yang
sangat khas. Premisnya sederhana, yaitu bagaimana jika setelah mengalami sebuah
“kecelakaan” kecil kemudian otak kamu dipaksa menggerakkan seluruh saraf dan
juga tubuhmu untuk menari dan bernyanyi secara spontan setiap kali kamu
mendengarkan musik? Dance with Me (Dansu
Wizu Mī) : an energetic and infectious
happiness.
Wanita
muda bernama Shizuka Suzuki (Ayaka
Miyoshi) sebenarnya punya karir yang bagus, ia bekerja di sebuah perusahaan
trading ternama, namun kehidupannya
tampak monoton. Suatu ketika kakak perempuan Shizuka Suzuki berkunjung ke
tempat tinggalnya dan karena harus menghadiri sebuah acara maka Shizuka Suzuki
dimintai tolong oleh sang kakak perempuannya untuk menjaga anaknya. Shizuka
Suzuki kemudian mengajak keponakannya itu untuk pergi ke sebuah taman bermain,
dan di sana mereka masuk ke dalam sebuah tempat pertunjukan seorang magician
terkenal bernama Machin Ueda (Akira
Takarada).
Pamor
Machin Ueda sudah meredup, tidak heran Shizuka Suzuki meragukan atraksi yang
pria lanjut usia itu lakukan di hadapan dirinya dan juga keponakannya. Machin
Ueda menghipnotis Shizuka Suzuki, bahwa setiap kali dirinya mendengar musik
maka ia akan ikut bernyanyi dan menari. Shizuka Suzuki yang awalnya tidak
percaya akhirnya panik luar biasa ketika membuat kekacuan besar di meeting
penting yang dihadiri Ryosuke Murakami
(Takahiro Miura) saat dirinya bernyanyi dan menari mengikuti irama musik.
Shizuka Suzuki langsung mencari Machin Ueda, namun celakanya pria tersebut
telah menghilang.
Semua
berawal biasa saja di ‘Dance with Me',
Sutradara Shinobu Yaguchi mencoba
membawa penonton berkenalan dengan karakter utama kita yang dapat dikatakan
merupakan gambaran karyawan kantoran pada umumnya saat ini, lalu mengamati
secara cepat kehidupan yang ia jalani. Kurang "berwarna" mungkin kata
paling sederhana yang dapat mewakili keseharian Shizuka Suzuki, sebuah pondasi yang terhitung kuat untuk kemudian
membangun berbagai macam “kejutan” yang akan hadir ke dalam hidupnya. Pada
dasarnya memang simple, Shinobu Yaguchi ingin membuat cerita di
mana ia akan mengubah kehidupan karakter utamanya menjadi lebih menarik dari
sebelumnya.
Dan
cara yang ia gunakan adalah dengan “menyiksa” karakter utamanya tersebut.
Penggunaan hipnotis sebagai jalan sendiri terasa manis, di satu sisi itu
berhasil menjadi semacam beban yang terus menerus menempatkan karakter utama
kita pada situasi genting namun di sisi lain juga menjadi sumber thrill karena pada akhirnya Shizuka Suzuki dipaksa untuk harus
berpacu dengan waktu. Efek hipnotis yang harus dihapus oleh Shizuka Suzuki itu
juga berhasil menjadi target utama yang menarik karena ia juga terus bergerak secara dinamis. Shinobu Yaguchi pintar dalam menata perpaduan dua hal tersebut
sehingga menciptakan aksi kejar-kejaran yang menyenangkan untuk diikuti.
Tidak
heran pada akhirnya kisah dengan nafas road
movie ini terasa terus mengalir dengan baik, karena di samping kita
disajikan aksi kejar dengan pace yang
oke serta terasa ringan untuk diikuti, di sisi lain Shinobu Yaguchi juga terus
fokus dalam melempar berbagai adegan musical
yang ia kemas juga dengan sama baiknya. Kesan quirky sangat kental di elemen yang satu ini, ada kesan bahwa
Shinobu Yaguchi tidak mau membentuk musical
sequence untuk terasa terlalu dipoles secara berlebihan. Kesan atau feel mentah sangat terasa kental, tidak
heran di samping mampu membuat penonton terus menantikan momen-momen musical
itu muncul ia juga tetap mampu mempertahankan nafas komedi yang sejak awal
sudah menjadi salah satu pesona utama yang ‘Dance
with Me' coba jual.
‘Dance with Me'
mencoba mengajak penonton “menertawakan” karakter yang secara perlahan mulai
menemukan kegembiraan dalam hidup yang selama ini absen dari hidupnya. Ada
perubahan dari negatif menjadi positif yang dialami oleh karakter utama kita
itu, di dalamnya bahkan hadir pula beberapa pesan tentang hidup yang sederhana namun
terasa sangat tepat sasaran. Tapi Shinobu
Yaguchi secara konstan mampu membuat saya tertawa melihat Shizuka Suzuki
dan teman-temannya berjuang untuk lepas dari efek hipnotis. Materi komedi yang
digunakan tidak special dan cenderung
klasik namun eksekusinya terasa cantik, menggunakan style affiliative humor dengan berbagai macam banter yang terasa witty.
Banter
ini juga menjadi sumber energi yang terus menjadi laju lari dari cerita, ada
kesan energik yang kuat dan positif dari karakter sehingga membuat petualangan
mereka itu terasa dinamis. Dan ya, interaksi antar karakter juga terasa oke di
mana Shizuka Suzuki menjadi pusatnya,
dialog yang terbangun terasa hidup dan membuat pesona mereka secara perlahan
terus berkembang menjadi terasa infectious.
Kita “menertawakan” karakter yang tidak hanya sebatas menghibur dengan berbagai
aksi konyol namun juga mentransfer kebahagiaan yang mereka rasakan kepada para
penontonnya. Dan itu berhasil, terlebih dengan penggunaan berbagai lagu yang
terasa match saja dengan setiap
situasi di dalam cerita.
Lagu-lagu
yang digunakan berhasil secara terus menerus membuat saya mengikuti irama yang
mereka hadirkan, di tangan Shinobu
Yaguchi komposisi mereka terasa sangat oke dan tidak pernah kesulitan
ketika akan mulai beraksi, ada transisi yang manis antara elemen musical dengan elemen drama dan komedi.
Pencapaian yang juga tidak lepas dari kontribusi para aktor. Ayaka Miyoshi tampil sangat menawan
sebagai bintang utama, dari ketika berurusan dengan drama, ekspresi panik,
hingga ketika ia harus tampil eksentrik bahkan sedikit gila ketika bernyanyi. Yuu Yashiro berhasil menjadi kompatriot
yang sepadan bagi Ayaka Miyoshi,
sedangkan Chay, Takahiro Miura, Tsuyoshi Muro, dan Akira Takarada menjalankan peran mereka dengan baik.
Overall, Dance with Me (Dansu Wizu Mī) adalah film yang memuaskan. Ketika ikut berjalan bersama Shizuka Suzuki saya menemukan cukup banyak momen di mana saya
merasakan kebahagiaan yang dilempar oleh Sutradara Shinobu Yaguchi, dari emosi
pada drama hingga komedi dan musical
penuh tawa, film ini berhasil ia bentuk menjadi sebuah penggambaran tentang
arti dan kenikmatan hidup dengan cara yang ringan dan fun, berawal dari sekedar
“menertawakan” karakter utama hingga akhirnya bertemu dengan berbagai makna
tentang hidup dan manusia. Sebuah musical
yang unik, 'Dance with Me' berhasil
“menginfeksi” saya dengan perasaan bahagia ketika berjalan bersama karakter
dari titik awal hingga titik akhir, dengan cara yang energik. Menyenangkan. Segmented.
“When you hear music, you cant stop yourself but to sing and dance.”
ReplyDelete