Episode 25 - Episode 32
Empat episode terakhir ini adalah sebuah penutup yang manis bagi ‘Dinner Mate’ terutama pada bagaimana akhirnya semua konflik yang telah terbang rendah itu berhasil “mendarat” dengan baik. Menaruh fokus yang begitu kuat dan predictable pada dua karakter utama, yang kemudian sukses membangun pesona yang menarik baik itu secara individu maupun chemistry di antara keduanya, pada akhirnya menghasilkan sebuah pekerjaan yang mudah bagi Sutradara Ko Jae-hyun serta duet Screenwriter, Kim Joo dan Lee Ju-ha. Mereka telah memiliki poros utama atau titik pusat yang sangat kuat sedari awal sehingga tidak heran yang kemudian mereka lakukan adalah mewarnai kisah percintaan utama itu dengan berbagai pemanis kecil.
Dan harus diakui pemanis kecil punya andil besar pada kesuksesan ‘Dinner Mate’ menjadi sebuah sajian rom-com yang jika dirangkum dalam satu kata, yaitu cute. Kim Hae-kyung dan Woo Do-hee sukses menghadirkan sebuah love line klasik yang dibalik kesan predictable itu namun tetap mampu konsisten mengikat atensi dan rasa tertarik penonton. Pesona dari dynamic duo ini banyak mengingatkan saya pada apa yang ditampilkan oleh Ri Jeong-hyeok dan Yoon Se-ri di 'Crash Landing on You' awal tahun ini, mereka terasa formulaic namun dengan eksekusi yang tepat sukses untuk terus menerus membuat penonton tertarik pada apa yang akan terjadi di antara mereka. Ko Jae-hyun melakukan pekerjaan yang baik dalam hal ini.
Pencapaian tersebut di atas tentu saja tidak lepas dari kinerja akting yang sangat understated dari Song Seung-heon dan Seo Ji-hye. Sebagai seorang Dokter yang memiliki “image” clean, Seung-heon mampu membuat Hae-kyung sebagai tiang yang kokoh bagi cerita. Memang tidak hadir dramatisasi yang lebih advance di dalam dirinya namun apa yang dilakukan Hae-kyung berhasil menjadi penggambaran yang efektif terhadap penanganan masalah emosi dan kejiwaan. Ketika berurusan dengan romance di juga oke, Hae-kyung punya pesona yang menarik dan membuat berbagai macam action romantis yang ia lakukan terasa manis, tidak jatuh menjadi terlalu cringe dan menggelikan.
Namun yang paling kuat di antara itu semua adalah chemistry yang ia bangun bersama Woo Do-hee. Seo Ji-hye seolah mendapatkan kesempatan yang besar untuk leluasa menunjukkan kemampuannya dalam “menghidupkan” karakter yang tidak terlalu berat dan super serius. Di ‘Crash Landing On You’ sebenarnya ia sudah membuat Seo Dan menjadi wanita yang cute dengan cara yang unik, kala itu posisinya adalah sebagai wanita yang luluh hatinya karena mendapat perhatian lebih meskipun pada akhirnya tidak finish. Kali ini lewat karakter Do-hee kesempatan itu tiba dan berhasil dieksekusi dengan sangat baik oleh Seo Ji-hye, dari ekspresi sederhana, kejutan-kejutan dengan punch yang oke, hingga ketika berurusan dengan elemen drama yang membutuhkan emosi dengan tone yang sedikit lebih berat.
Saya juga suka dengan cara Sutradara dan Screenwriter memperlakukan karakter pendukung di ‘Dinner Mate’. Ah-yeong dan Keanu punya kesan unik yang kuat dan konsisten hingga akhir, sementara No-eul dan Jae-hyeok dengan status mereka yang memang tidak “didorong” terlalu kuat untuk mengganggu love line utama berhasil menjadi sumber masalah yang oke. Terutama Jae-hyeok, ia memang bukan karakter yang special namun terasa sangat sangat efektif sebagai troublemaker utama bagi cerita dan itu berkat kinerja akting yang sangat kuat dari Lee Ji-hoon, ia mampu membuat Jae-hyeok sebagai seseorang dengan masalah psikologi yang terus menerus meninggalkan kesan ganjil dan menakutkan yang terasa sangat oke.
Di empat episode terakhirnya ini ‘Dinner Mate’ tidak menghadirkan ledakan yang besar karena memang ini digunakan sebagai proses rekonsiliasi bagi semua karakter dan masalah yang mereka punya. Caranya sendiri terkesan standar dan jika dibandingkan dengan empat episode sebelumnya mengalami sedikit penurunan dalam hal daya tarik. Permasalahan yang dibawa oleh Jae-hyeok dan No-eul tidak butuh waktu lama untuk langsung diselesaikan secara bijak, lalu untuk menigisi ruang cerita kita diajak untuk bertemu dengan dua masalah baru yang harus dihadapi Hae-kyung dan Do-hee, yakni lewat kematian Ibunya Hae-kyung, serta upaya untuk mendapatkan restu dari Ibunya Do-hee.
Memang pada akhirnya pesan yang tercipta dari dua konflik terakhir tadi tidak begitu kuat tapi tetap mampu untuk membungkus petualangan cinta dari dua karater utama. ‘Dinner Mate’ mungkin tampak sederhana namun dibalik kesederhanaan itu ia berhasil menghantarkan sebuah alarm klasik kepada penonton tentan arti dari cinta, arti mencintai, dan juga dicintai. Semua berawal dari sebuah “sengatan listrik” sederhana di Pulau Jeju yang menghasilkan rasa ingin untuk saling berinteraksi satu sama lain. Pada awalnya mungkin hubungan mereka ibarat Dokter yang ingin membantu menyembuhkan seorang wanita muda yang sedang sakit, namun senang rasanya melihat bagaimana dari titik itu cerita kemudian tumbuh semakin luas untuk menjadi petualangan tentang para manusia yang saling menyembuhkan satu dengan yang lain. Yum-yum.
“The only way for you to be forgiven is to become happy on your own. Let's be happy and live well.” :)
ReplyDelete