“Somebody was watching, looking right back
at us.”
Damn, film ini seolah menjadi media yang
digunakan oleh Dave Franco untuk
memperkenalkan kembali dirinya sebagai sosok yang punya kapabilitas mumpuni sebagai
seorang Sutradara. Tidak seperti image konyol
yang seolah telah lekat pada dirinya selama ini di debut penyutradaraannya kali
ini Dave Franco justru memilih
menggunakan genre horror sebagai
arena bermain yang kemudian ia campur dengan misteri dan thrill bersama
berbagai trik klasik dan klise genre-genre tersebut. ‘The Rental’ : an intriguing and super effective horror.
Ketika
jam kerja kantor mereka telah usai, Charlie
(Dan Stevens) dan Mina (Sheila Vand) tampak
sedang mengisi waktu luang mereka mengamati sebuah website yang jasa penyewaan rumah. Mereka berdua berencana untuk
merayakan kesuksesan mereka di tempat kerja dengan liburan bersama di akhir pekan.
Tidak hanya mereka berdua, Charlie akan membawa Istrinya Michelle (Alison Brie) sedangkan Mina bersama Josh (Jeremy Allen White), kekasihnya yang juga merupakan adik
laki-laki Charlie. Menggunakan satu mobil bersama dengan anjing bernama Reggie mereka
berangkat menuju rumah yang berada di tepi tebing dengan pemandangan laut yang
indah.
Tapi
liburan singkat tersebut sebenarnya telah terasa ganjil ketika pengajuan sewa
yang diajukan oleh Mina ditolak, namun pengajuan Charlie tidak lama setelahnya
justru diterima oleh pemilik rumah. Hal ganjil berlanjut ketika mereka bertemu
dengan pemilik rumah, pria bernama Taylor
(Toby Huss) yang kemudian dilabeli sebagai sosok rasis oleh Mina. Hal-hal
ganjil tersebut seolah menjadi pertanda liburan singkat itu sebenarnya tidak
“diijinkan” untuk terjadi, karena yang kemudian terjadi adalah kemunculan
berbagai hal buruk.
Screenplay
yang ia tulis bersama dengan Joe Swanberg
berhasil dibentuk ke dalam sebuah presentasi yang terasa padat oleh Dave Franco. Di sini ia tidak mencoba
untuk menghadirkan gebrakan yang benar-benar baru dan berbeda di genre horror, ‘The Rental’ justru ia isi dengan berbagai materi klasik dan juga
klise yang terasa sangat familiar bagi penonton, terutama bagi para penggemar genre tersebut. Kuncinya terletak pada
berbagai hal-hal buruk atau bad luck
yang menimpa Charlie dan tiga rekannya tersebut, ada runtutan masalah yang
terasa oke dari awal mereka dibentuk sampai dengan ketika cerita menyentuh
garis finish.
‘The Rental’
memiliki narasi yang mampu mengurai masalah ke dalam bentuk tahapan yang
menarik serta tanpa menciptakan scene dengan
kesan “kosong” yang mengganggu. Semua scene
terasa composed, semua terasa
dikendalikan dengan baik serta mampu menjadi berbagai kepingan kecil yang oke
di dalam proses menyusun puzzle yang
dilakukan Franco. Di awal kita sudah dibawa bertemu dengan vibe “unik” yang terpancar dari dua karakter dan dari sana vibe tersebut terus eksis serta selalu
menjadi hal yang mencuri perhatian penonton. Itu adalah plot yang sukses
menghadirkan gesekan menarik sebelum akhirnya menimbulkan ledakan yang membuka
pintu masuk bagi plot lainnya.
Film
horror yang bermain dengan formula
seperti ini kerap sangat mudah untuk jatuh ke dalam situasi mengalami kesulitan
ketika ia beralih dari babak awal yang mencoba “menggoda” penonton menuju ke
babak utama. Namun tidak dengan ‘The
Rental’, Dave Franco dengan terampil menghubungkan kedua babak tersebut
dengan transisi yang terasa smooth.
Hal tersebut tidak lepas dari konflik atau plot
pendamping yang ia suntikkan ke dalam cerita, yaitu bagaimana empat sosok
manusia yang saling mengenal tersebut harus mulai berusaha bertarung dengan
rasa panik yang mereka rasakan. Situasi genting tidak hanya tertata rapi namun
juga menghasilkan thrill yang terasa
cukup dinamis serta mampu konsisten mengikat atensi penonton.
Salah
satu eksekusi yang menarik di sini adalah bagaimana Dave Franco bersama dengan Joe
Swanberg dan juga Mike Demski
tidak membuat penonton menaruh terlalu banyak simpati kepada karakter. Empat
manusia itu bukan penjahat namun ada beberapa masalah yang berputar di antara
mereka dan kemudian membuat situasi “terjebak” yang mereka hadapi tersebut
seperti sesuatu yang “tidak mengherankan” akhirnya terjadi. Itu membuat feel yang dihasilkan ‘The Rental’ terasa unik terlebih karena
empat karakter utama itu merupakan sosok yang mengerti “cara bermain” di dalam
situasi sulit yang mereka hadapi, dan dampak domino dari sana membuat proses hunting
jadi terasa fun.
Babak
akhir adalah buah manis dari kesabaran yang ditunjukkan oleh Dave Franco. Ketika ia telah selesai
merangkai tahapan-tahapan berisikan perputaran konflik yang sederhana, Franco
lalu membawa penonton masuk ke dalam sebuah thriller
oktan rendah yang oke. Pace
cerita dikendalikan dengan baik, terasa dinamis dengan aksi push and pull yang oke dan mampu membuat
fokus penonton terus berada di dalam genggamannya. Hal tersebut juga dibantu
atmosfir di dalam cerita yang terasa pas, Dave
Franco seolah tidak mau membuat ‘The Rental’
menjadi horror yang terasa too draining sehingga ia menerapkan tone dark dalam kualitas cukup yang
cenderung stabil hingga akhir tapi sukses mengakomodasi dengan baik ruang
bermain bagi cerita, terutama untuk misteri.
Kualitas misteri The Rental’ terasa
oke, terasa formulaic namun bekerja
dengan sangat efektif terutama dalam menebar thrill. Dave Franco tidak bekerja sendiri dalam hal ini, para aktor
juga punya andil besar dalam menjaga perputaran cerita terus terasa intriguing. Tidak ada yang sangat
dominan di antara empat pemeran utama, masing-masing memiliki kesempatan yang
sama besarnya dan mereka berhasil menggunakan kesempatan itu dengan baik. Dan Stevens membuat Charlie layaknya
kacang dengan kulit yang tidak busuk, Alison
Brie membuat Michelle menjadi jangkar yang oke bagi konflik terbesar, Sheila Vand membuat Mina terus menebar
gesekan yang oke, sedangkan Jeremy Allen
White membentuk Josh sebagai oddball
polos yang menarik.
Overall, ‘The Rental’
adalah film yang memuaskan. Pada review
ini berulang kali saya menekankan bagaimana fokus, atensi, dan perhatian saya
sebagai penonton terasa terpaku kepada cerita dan karakter, karena memang itu
adalah pencapaian paling menawan dari film ini. Menggunakan pola dan formula
klasik dari perpaduan antara horror, misteri, dan juga thriller, Dave Franco berhasil membuat sebuah
hiburan yang mampu secara konsisten membuat penonton merasa tertarik dengan apa
yang sedang terjadi, dan apa yang akan terjadi. Semua ia lakukan dalam eksekusi
yang terasa sangat efektif. Such a good
debut. Segmented.
“This will never be over.”
ReplyDelete