Dinner Mate
Episode 9 - Episode 16
‘Dinner Mate’ ini adalah bukti terbaru bahwa yang dibutuhkan dalam menciptakan sebuah karya tidak selalu harus menghadirkan sesuatu yang benar-benar baru dan segar. Saya tidak membaca webcomic yang menjadi dasar utama cerita namun jika menilik dari cara Screenwriter Kim Joo dan Lee Joo-ha membentuk script saya kentara terasa bahwa ‘Dinner Mate’ merupakan kumpulan materi-materi klasik genre romance yang dibentuk kembali dengan beberapa tweak yang tepat. Kita bisa lihat sedari awal di mana ini merupakan kisah tentang dua orang yang sama-sama sedang menyandang status “ingin sembuh” dalam hal percintaan dipertemukan dengan formula yang sangat klasik.
Cara kisah itu kemudian berkembang juga tidak kalah klasik, dari berbagai momen yang mereka sebut sebagai sebuah “ketidaksengajaan” itu hingga ketika kini penonton dibawa masuk ke dalam babak berikutnya, babak ketika perasaan suka itu telah berkembang menjadi semakin besar. Contohnya ada pada aksi tarik ulur yang terjadi antara Do-hee dan Hae-kyung, Sutradara Ko Jae-hyeon tampak jelas tidak mencoba mempresentasikan bagian tersebut menggunakan metode yang tampak berbeda, ia justru menggunakan pendekatan umum yang telah identik dengan genre ini. Tidak heran meskipun tampak rumit tapi cerita sendiri tidak terasa rumit, dan tidak heran pula jika pada akhirnya beberapa bagian terasa sedikit overstretched.
Tapi tim penulis dan Sutradara ‘Dinner Mate’ sebenarnya pasti paham akan resiko tersebut, terlebih dengan keputusan mereka untuk menempatkan drama penuh emosi tidak di posisi tiga besar dan justru mengeksplorasi hal-hal cringe dan klasik dari genre romance. Lalu padu padankan dengan elemen komedi. Apa yang ‘Dinner Mate’ lakukan di empat episode terbaru ini jujur saja punya potensi yang besar untuk terasa hambar, tapi justru yang hadir adalah presentasi rom-com yang terasa santai dan menyenangkan. Saya juga suka rasa percaya diri yang tinggi di sini, di episode delapan bahkan mereka menghadirkan parodi dari ‘Crash Landing on You’ dengan menggunakan ost dan nama karakter dari drama tersebut.
Eksekusi yang percaya diri tersebut membuat ‘Dinner Mate’ memiliki pesona yang menarik dengan kualitas yang terasa konsisten sejak awal. Pergerakannya sendiri sama seperti cerita, tidak besar namun secara perlahan terus menanjak naik seiring dengan berkembangnya perasaan suka yang sedang terjadi di antara Do-hee dan Hae-kyung. Excitement yang hadir dari hubungan dua karakter utama kita tersebut pada dasarnya sangat bergantung pada proses membuka hati dan menerima kenyataan yang saat ini sedang mereka coba lewati. Sama seperti salah satu kalimat di penghujung episode delapan, “every ending is the same” yang merupakan sebuah clue kuat, penonton mudah untuk mengerti ke arah mana ‘Dinner Mate’ coba berjalan. Alhasil prosesnya menjadi terasa lebih ringan.
Tidak heran Ko Jae-hyeon kemudian mencoba mengarahkan fokus cerita pada gejolak yang sedang terjadi di dalam hati Do-hee dan Hae-kyung, karena di sanalah letak daya tarik utama ‘Dinner Mate’. Kini kita tahu bagaimana Hae-kyung begitu mudah untuk menaruh rasa kasihan atau iba kepada Noh-eul, tidak heran pria ini merasa sangat sulit untuk move on karena memiliki rasa “takut” yang masih eksis di pikirannya. Di sisi lain Do-hee juga mengalami hal yang sama, ia juga takut untuk kembali mencoba peruntungannya di dalam percintaan mengingat ia telah dua kali disakiti oleh pria yang sangat ia cintai. Penghujung episode delapan menjadi titik awal baru bagi hubungan dua karakter utama kita ini.
Targetnya tampak mudah dan jelas namun kini telah sangat jelas pula rintangan yang akan menjadi penghalang untuk proses menyatukan dua hati tersebut. Sama seperti camerawork yang kerap mengambil gambar dari sudut sempit serta bergerak liar dengan melakukan zoom in ke arah wajah karakter, pertarungan di dalam cerita tampaknya akan terjadi di dalam sebuah arena yang kecil namun memiliki berbagai konflik yang sepertinya akan menimbulkan gesekan-gesekan liar. Sampai saat ini Noh-eul masih tampak normal namun tidak untuk Jung Jae-hyuk, perlahan tapi pasti ia sudah menunjukkan bahwa dirinya seorang pria buas yang akan melakukan apapun untuk mendapatkan yang ia inginkan. Friksi wajib ada, but please let my Do-hee be happy.
0 komentar :
Post a Comment