Mari
buka dengan pertanyaan sederhana: jadi siapa pemenang dari pertempuran panjang
ini? Bagi saya adalah Sul Myung-sook. Coba lihat bagaimana ia berakhir dengan
status baru yang selama ini ia impikan yaitu memegang peran yang lebih besar di
tempat ia bekerja, di sisi lain ia selalu diundang untuk ikut ambil bagian setiap kali perkumpulan wanita itu sedang mengadakan acara, dan yang tidak kalah
unik ia tetap berhasil meraih hati Sun-woo yang masih menerimanya sebagai rekan
meskipun dirinya tahu bahwa Myung-sook merupakan bagian dari rencana jahat yang
dahulu pernah disusun oleh Tae-ho. Sejak awal hingga akhir Myung-sook sangat
jarang berurusan dengan stress berlebih menyangkut kehidupannya.
Myung-sook
adalah case yang unik memang karena kita tahu bahwa dirinya sejak awal sudah
menciptakan pagar pembatas dengan menolak untuk segera menemukan pasangan. Ia
fokus untuk mengejar mimpi di karir yang sedang ia bangun dan tampak tidak
tertarik dan tergoda dengan hal-hal “nakal” yang ia rasa dapat merusak
ambisinya tersebut. Dia adalah putih bagi hitam yang mendominasi cerita ‘The World of the Married’ sejak awal, sebuah contoh dari apa yang dapat diraih oleh
seseorang jika ia mengambil keputusan serupa dan tentu saja jika ia mampu
menjadi sosok yang “fleksibel” sehingga dapat fit di sisi manapun ia berada.
Tidak ada karakter besar lain di ‘The World of the Married’ yang seperti Myung-sook.
Lalu
bagaimana dengasn tiga karakter utama kita? Sedari awal perselingkuhan itu
muncul Lee Tae-oh dan Ji Sun-woo pada dasarnya sudah dapat dikatakan telah
menyandang status “pecundang” di dalam hubungan rumah tangga mereka. Mengapa?
Karena mereka sama-sama tidak dapat membuat pasangan mereka merasakan bahagia
dan mempertahankan rasa bahagia itu di dalam dirinya. Tidak ada pihak yang menjadi
pemenang di antara mereka, keduanya kalah dalam kehidupan percintaan mereka
yang akhirnya kandas itu. Mereka berdua menjadi objek yang terus dieksplotasi
dengan cantik oleh Screenwriter Joo Hyun dan Sutradara Mo Wan-Il, menjadi
sebuah penggambaran dengan fokus utama yaitu apa dan bagaimana dampak dari
sebuah perceraian?
‘The World of the Married’ hingga akhir terus berjalan dengan fokus yang sangat kuat
pada makna yang terkandung di dalam judul yang ia punya, yaitu dunia para
orang-orang yang telah menikah. Berawal dari sebuah perselingkuhan perlahan
semua berkembang menjadi semakin luas dan semakin rumit dengan mengikutsertakan
dampak yang dirasakan oleh orang-orang sekitar dari dua orang yang bercerai
itu. Dari keluarga hingga lingkungan sosial seperti tempat kerja dan pergaulan,
masing-masing memiliki masalah mereka sendiri yang merupakan hasil dari
perceraian Sun-woo dan Tae-ho. Berbagai konflik menarik membuat cerita memiliki
banyak dimensi yang penuh warna, menyimpan kerumitan yang beragam di mana
logika seolah terus menerus diadu untuk mengalahkan hati dan perasaan.
Jika
kita menarik ke titik paling awal, pertanyaannya adalah mengapa Tae-ho memilih
selingkuh? Karena ia tidak bahagia dengan Sun-woo, itu jawaban pertama yang
juga memiliki pendamping salah satunya adalah nafsunya untuk menciptakan
“dunia” baru dengan template serupa. Lantas apakah salah jika kemudian Da-kyung
menerima perhatian dari seorang pria yang merasa tidak bahagia dengan istrinya?
Isu moral bermain di sini namun jika hanya mengandalkan logika maka jawabannya
adalah tidak salah. Gila memang dan di sana kemudian hati ikut ambil bagian,
terlebih kita juga tahu bahwa sedari awal Da-kyung mengetahui status Tae-ho
sebagai suami orang lain. Dari sana tercipta duduk masalah utama yang kuat dan
kemudian berkembang dengan cepat dan sangat tepat, dramatisasi yang pedas namun
tetap menolak untuk tampil murahan.
Konten
yang dewasa itu diolah dengan cerdik dan cermat oleh Screenwriter Joo Hyun dan
Sutradara Mo Wan-Il. Ada beberapa pencapaian memikat dari mereka, salah satunya
adalah kemampuan mereka dalam membuat cerita berkembang dalam tampilan yang
sangat realistic. Mereka sukses mempertahankan pesona dari ‘Doctor Foster’
sebagai sumber utama cerita namun dengan ikut menghadirkan beberapa tweak yang
mampu semakin menstimulasi penonton dengan cara yang menyenangkan. Kita dibawa mereka
secara bertahap hanyut di dalam pertempuran yang ditampilkan secara elegan itu,
bahkan untuk hal-hal “kotor” sekalipun, merasa terikat terus hingga akhir menyaksikan
berbagai masalah datang silih berganti.
Namun
satu hal penting yang membuat ‘The World of the Married’ jauh lebih berkesan
ketimbang series lain yang pernah mengusung tema dan isu serupa adalah
pendekatan yang diterapkan terhadap isu dan konflik. Ini merupakan makjang
drama yang jauh lebih dewasa ketika bercerita, penuh lika-liku dan kejutan
namun tidak meninggalkan kesan berlebihan dan dipaksakan. Yang hadir justru
sebuah proses yang terus bergulir cepat dengan menaruh fokus bukan hanya
sekedar untuk semakin mendekat ke garis finish saja namun juga bagaimana mereka
mempermainkan emosi para penontonnya. Kita dibuat ikut menjadi bagian dari
cerita, dan sama seperti karakter emosi kita ikut bermain bersama dengan permasalahan
karakter yang perlahan bergeser menyentuh psikologi.
Screenwriter
Joo Hyun dan Sutradara Mo Wan-Il tidak hanya berhasil menangkap dan menampilkan
hubungan sebab dan akibat dari perceraian di dalam cerita saja namun juga
esensi dan makna dari dunia pernikahan itu sendiri. Tidak hanya lewat Sun-woo
dan Tae-ho, di sini Da-kyung juga menjadi contoh dari bahaya yang terdapat di
dalam sebuah pernikahan yang tidak “dirawat” dengan baik dan benar, serta
jangan lupakan pula Je-Hyuk dan Ye-Rim yang sejak awal sudah mengemban tugas
utama ke arah sana. Ini adalah sebuah penggambaran yang dengan manis berhasil
menyentil para penonton tentang pernikahan, sebuah ikatan yang berawal dari
sebuah janji suci dan seharusnya berakhir di garis finish di mana maut yang
memisahkan mereka berdua.
Hasrat
atau nafsu serta ego bermain di sini dan dikemas dengan baik, mereka kemudian
disambung oleh penyesalan dan konsekuensi. Ya, konsekuensi adalah hal penting
lain yang coba ditekankan di sini, dampak dari perceraian itu benar-benar
dieksplorasi dengan sangat baik secara mendalam, dan ya kita punya Lee
Joon-young di sana, seorang anak yang menjadi korban dari sikap "egois" yang
dimiliki oleh kedua orangtuanya. ‘The World of the Married’ mencapai targetnya
pada momen ketika Joon-young akhirnya “meledak” dan memutuskan kabur tanpa kabar untuk menyendiri dan menenangkan pikirannya, membuat perjalanan panjang yang didukung divisi teknis serta kinerja akting yang
memikat itu membuahkan sebuah hasil yang terasa klimaks dengan cara yang
elegan. Godaan pasti akan selalu ada, maka menikahlah ketika kamu telah siap,
tidak hanya secara materi namun juga emosi.
In the sky, it's gone....
ReplyDelete:)