TV Series Review: Snowpiercer

Di tahun 2014, umat manusia menjalankan salah satu rencana besar mereka untuk dapat menghentikan global warming yang semakin berbahaya, namun celakanya usaha tersebut justru menciptakan jaman es baru yang mengubah suhu Bumi menjadi turun drastis. Seorang pria kemudian menelurkan ide yang tampak gila, ia membuat sebuah kereta dengan jumlah gerbong yang sangat banyak untuk menyelamatkan umat manusia dari bencana tersebut. Kereta yang kemudian terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas si kaya dan kelas untuk si miskin tersebut berputar mengelilingi bumi.

Sinopsis:

Di tahun 2021 Snowpiercer telah berjalan mengelilingi bumi selama enam tahun dan Sembilan bulan lamanya sejak keberangkatan. Kereta yang merupakan karya pria misterius bernama Mr. Wilford tersebut terus bergerak cepat mengelilingi bumi dengan membawa 1001 buah gerbong. Snowpiercer kini telah menjadi dunia baru bagi umat manusia, meskipun ada biaya yang harus mereka bayarkan untuk memperoleh tiket dan tempat di dalam kereta tersebut. Namun ketika hendak berangkat kereta Snowpiercer mendadak diserang oleh orang-orang yang tidak mampu untuk membeli tiket, mereka menerobos masuk ke dalam gerbong secara illegal.

Salah satu dari mereka adalah Andre Layton (Daveed Diggs), mantan detektif yang kini menjadi pemimpin Tailie, sebutan bagi para penyusup illegal tadi yang kini mendapat tempat di bagian ekor belakang kereta. Kehidupan mereka diatur dan “dibatasi” oleh para penguasa di bagian depan kereta yang dipimpin oleh Melanie Cavill (Jennifer Connelly), tidak heran sebuah rencana pemberontakan telah mereka persiapkan. Suatu ketika Andre Layton dimintai tolong oleh Mr. Wilford dan kesempatan itu ia manfaatkan untuk memulai rencana yang ia dan kaumnya telah susun tersebut.

Snowpiercer

Genre: Action, Drama, Dystopian fiction, Thriller, Post-apocalyptic

Director: James Hawes, Sam Miller

Writer: Bong Joon-ho, Kelly Masterson

Broadcast Network: TNT, Netflix

Cast:

Jennifer Connelly as Melanie Cavill

Daveed Diggs as Andre Layton

Mickey Sumner as Bess Till

Iddo Goldberg as Bennett

Susan Park as Jinju Seong

Sam Otto as John "Oz" Osweiller

Sheila Vand as Zarah

Mike O'Malley as Roche

Annalise Basso as L.J. Folger

Jaylin Fletcher as Miles

Lena Hall as Miss Audrey

Roberto Urbina as Avi

Sasha Frolova as Pixi Aariak

Benjamin Haigh as Fergus McConnell

Rowan Blanchard as Alexandra

Steven Ogg as Pike

[Spoiler Alert]

Snowpiercer

Episode 1 & Episode 2

‘Snowpiercer’ tampaknya dicanangkan untuk menjadi sebuah project besar dan kesan ambisius tersebut sudah muncul di bagian awal. Bukan dari sektor cerita namun pada fakta bahwa akan hadir Season 2 meskipun saat ini penonton baru dibawa berjalan dua episode dari garis start. Tapi di sisi lain hal tersebut memberikan efek yang cukup terasa signifikan di sektor cerita, terbukti pada dua episode yang telah bergulir ini narasi mencoba mengembangkan konflik dengan cara yang terasa santai. Itu unik sebenarnya mengingat ‘Snowpiercer’ sendiri dipasangi label sebuah sajian thriller, tapi justru cerita berjalan dengan thrill yang terasa biasa saja.

Yang menarik adalah kondisi tersebut tadi sejauh ini tidak terasa mengganggu buat saya. Sangat jelas terasa di sini bahwa screen story yang ditulis oleh Bong Joon-ho seolah menjanjikan akan hadir sebuah konflik yang sangat besar, sebuah ledakan dashyat yang mungkin akan mengguncang kereta yang memiliki 1001 gerbong itu dan telah melakukan perjalanan memutar bumi selama lebih dari enam tahun. Fokus utamanya sendiri masih terletak pada perlawanan yang coba disusun oleh kaum atau kelas bawah yang disebut Tailie dan jika di film kita punya Curtis Everett yang diperankan oleh Chris Evans maka di sini kapten utamanya adalah Andre Layton.

Latar belakang yang ditaruh pada karakter Andre Layton sendiri juga menarik, ia merupakan seorang mantan detektif untuk kasus pembunuhan. Tidak heran jika pada akhirnya dua episode pertama ini mayoritas di dominasi upaya “menyusup” dari Layton untuk mencari jalan agar perlawanan dan pemberontakan yang ia dan kaumnya itu rencanakan dapat dieksekusi dengan tepat. Momen berkeliling yang dilakukan Layton kembali membawa penonton menemukan berbagai keunikan yang tersimpan di dalam kereta cepat tersebut, walaupun harus diakui efek “wow” yang dihasilkan tidak sekuat apa yang dahulu pernah Bong Joon-ho hadirkan di versi filmnya.

Yang menarik untuk dinantikan adalah bagaimana konflik tersebut akan berkembang di arena bermain yang terbatas tersebut? Memang jumlahnya gerbongnya sangat banyak dan ‘Snowpiercer’ sendiri sedari awal telah dibentuk untuk menjadi sebuah dunia baru yang memutari dunia lama yang kini telah terluka, tapi tentu saja itu keterbatasan tersebut merupakan sebuah tantangan yang harus ditaklukkan. Ini yang paling menarik karena konsep unik tersebut pada dua episode pertama ini di sisi lain juga berhasil dieksplorasi dengan baik untuk menunjukkan kondisi dystopian yang terjadi. Feel dari hal terakhir tadi sudah mencuri atensi meskipun memang belum terasa kokoh.

Ekspektasi saya pada dua episode pertama ini dapat dikatakan tidak tercapai namun juga tidak berada di kategori merasa kecewa. ‘Snowpiercer’ ternyata membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama untuk menyusun pondasi bagi ambisi besar yang berasal dari pengembangan di dalam isi kepala Bong Joon-ho itu. Tidak heran ini terasa terlalu normal meskipun harus diakui bahwa ada upaya untuk menciptakan dasar cerita yang juga merupakan basis dari film action thriller yang berhasil meninggalkan kesan mendalam tujuh tahun yang lalu itu. Namun berbicara potensi tentu saja ini ada dan semua tergantung bagaimana dan ke araha mana materi tersebut akan dikembangkan. Saya masih menantikan momen ketika Melanie Cavill mulai menunjukkan keganasan yang ia punya.

MAIN  EPISODE 1 & EPISODE 2