“Everybody
escape to the roof!”
Film
disaster action comedy asal Korea
Selatan ini sebenarnya telah saya tonton tahun lalu ketika rilis di bioskop
Indonesia, dan pada bulan januari yang lalu saya pilih menjadi salah satu best director debut film di The 9th
Annual PnM Awards. Ada dua faktor yang kemudian membuat saya memutuskan untuk
menyaksikan kembali film ini, yaitu ‘Hospital
Playlist’ dan juga Covid-19, dan
uniknya rasa yang film ini berikan masih sama baiknya ketika dahulu saya
saksikan di layar lebar. ‘Exit
(Ek-si-teu)’ : a fun oddball action comedy.
Ketika
kuliah Yong-nam (Jo Jong-suk)
merupakan salah pemanjat tebing paling handal, namun ketimbang mengasah
kemampuannya tersebut untuk menjadi sosok terkenal ia justru terperangkap di
dalam rumah Ibunya. Yong-nam kini adalah pria yang tidak memiliki pekerjaan dan
selalu menjadi sasaran kakak perempuannya, Jung-hyun
(Kim Ji-young), yang ingin agar Yong-nam membenahi kehidupannya, terlebih
dengan momen perayaan ulang tahun ke-70 Ibu mereka, Hyeon-ok (Go Doo-shim) yang semakin dekat.
Untuk
acara ulang tahun tersebut menariknya Yong-nam mengajukan ide agar perayaan
diselenggarakan di the Cloud Garden.
Ternyata itu merupakan bagian dari rencana Yong-nam untuk dapat bertemu kembali
dengan pujaan hatinya dulu yang juga merupakan mantan pendaki tebing, Eui-joo (Im Yoon-ah), yang bekerja di
sana. Tapi di sisi lain rencana licik Yong-nam tersebut berhasil menghindarkan
keluarganya dari sebuah bencana besar, meskipun memang untuk sesaat. Sebuah
truk tiba di the Cloud Garden dan
melepas gas beracun yang dengan cepat menyebar dan menghasilkan kekacauan
besar.
Pada
awalnya saya hendak membuat semacam komparasi pada apa yang saya rasakan ketika
dahulu pertama kali menyaksikan film ini dengan apa yang berhasil diberikan
film ini ketika saya tonton ulang. Tapi hal tersebut batal, karena ternyata
rasa yang film ini berikan masih sama menyenangkannya. Hal yang paling terpatri
di ingatan saya pada first viewing
dahulu adalah betapa mampunya Lee
Sang-geun dalam menangani ide unik yang ia ciptakan di script dan lalu kemudian membentuknya menjadi sebuah pertunjukkan action comedy dengan kesan “aneh” yang punya
pesona menarik. Dan dua hal tersebut kembali terulang dengan kualitas yang sama
baiknya.
‘Exit’
adalah sebuah bentuk hiburan di mana penonton dapat merasakan bahwa pada cerita
yang dibentuk serta eksekusi dari cerita tersebut ke dalam bentuk visual ada
rasa percaya diri yang kuat dan tinggi. Di sini Lee Sang-geun membawa ide menarik tentang sebuah bencana yang
kemudian dapat menyebar dengan cepat, hal yang juga membantu cerita memiliki thrill dengan intensitas yang mumpuni
berkat tekanan yang memaksa karakter untuk terus berpacu dengan waktu. Ide
tersebut kemudian ia kembangkan menjadi sebuah konsep yang simple tapi efektif, bagaimana jika karakter utama rakyat biasa
yang punya skill tapi clumsy?
Dari
situ kemudian hadir Yong-nam. Dia adalah pria yang harus diakui sangat berhasil
meyakinkan penonton bahwa dirinya punya karakter unik yang
"menjengkelkan", dan tentu saja bahwa mungkin dia seorang yang clumsy. Tapi bukankah di situ justru
seni dari sebuah skema from zero to hero
terjadi? Tekanan yang memaksanya untuk terus berlari menghindari gas beracun
merupakan cara yang digunakan oleh Lee
Sang-geun untuk menunjukkan salah satu insting bertahan hidup yang dimiliki
manusia. Bukankah begitu, dalam kondisi terdesak maka kertas bahkan bisa diubah
menjadi pisau yang tajam, dan berbagai trik seperti itu digunakan sebagai
senjata bagi Yong-nam, Eui-joo, dan
karakter lainnya untuk terus bertarung mengalahkan gas beracun tersebut.
Prosedur
menyelamatkan diri ketika terjadi bencana tetap digunakan oleh Lee Sang-geun
sebagai basis utama cerita tapi di sisi lain ia terus mewarnai petualangan yang
punya energi memikat ini dengan berbagai rintangan yang sepele tapi punya
fungsi yang oke. Berpindah dari satu gedung ke gedung lain adalah sesuatu yang
umum digunakan di film tapi hal-hal seperti itu di sini dikemas dengan terampil
sehingga menghasilkan perpaduan action,
thriller, dan comedy yang oke.
Keputusan Lee Sang-geun untuk terus
mengeksploitasi momen-momen komikal juga berhasil membuat komedi itu sendiri
terus berdiri sejajar dengan elemen action
yang dibentuk layaknya sebuah game
sederhana.
Ya,
komedi yang konyol tadi berjalan sejajar dengan sajian action yang terus mampu memompa energinya karena tampil layaknya
sebuah misi dalam permainan game.
Keterlibatan unsur politik memang ada namun jumlahnya sangat sedikit, yang
menarik justru bagaimana teknologi seperti drone
dimanfaatkan untuk menunjukkan solidaritas dan persatuan yang kuat dari para
penduduk kota. Sisanya adalah menyaksikan Yong-nam,
Eui-joo, dan karakter lain terus bergerak mencari jalan keluar. Di bagian
ini harus diakui kembali bahwa Lee
Sang-geun cerdik dalam memainkan tempo dan dinamika narasi, beberapa
kekurangan di script berhasil ditutup
dengan pengaturan timing yang terasa oke
pada eksekusinya, termasuk emosi.
Namun
selain keberhasilan Lee Sang-geun
dalam meramu cerita dan juga kemudian ketika mengeksekusinya, serta bagaimana
tim visual effect, stuntman, dan production team lain yang berhasil
membuat elemen teknis ‘Exit’ terasa
berkesan, kinerja akting para aktor juga punya peran besar. Yong-nam adalah karakter yang dapat
dikategorikan cemilan favorit bagi Jo
Jong-suk (Oh My Ghost, Jealousy Incarnate, Hospital Playlist) ia tampak santai ketika mengeksekusi komedi namun juga mampu
menjadi kapten yang membawa cerita terus bergulir dengan thrill oke. Im Yoon-ah
menjalankan tugasnya dengan baik sebagai
Eui-joo sedangkan Go Doo-shim dan
Kang Ki-young sukses mencuri perhatian
di sektor supporting role.
Overall, ‘Exit (Ek-si-teu /엑시트)’
adalah film yang memuaskan. Ini adalah salah satu film yang saya tonton tahun
lalu di mana nilai dari fun factor
memberikan kontribusi point yang
sangat besar terhadap nilai akhir. Jika tidak ditangani dengan baik cerita yang
dimiliki ‘Exit’ dapat berakhir
menjadi sebuah sajian action komedi
yang datar dan annoying, tapi Lee Sang-geun menggunakan beberapa trik
yang oke sehingga berhasil membuat cerita yang biasa saja itu menjadi sebuah
presentasi yang terasa energik, terus bergulir cepat dengan tempo dan dinamika
yang tepat serta oke antara kombinasi antara drama, action, dan komedi membuat ‘Exit’ berhasil menjadi sebuah oddball
action comedy yang memikat dan memorable.
0 komentar :
Post a Comment