Jika
saya membuat daftar film-film paling mengejutkan di empat bulan pertama tahun
2020 yang menyedihkan ini maka jukebox
musical animation yang satu ini pasti akan menjadi salah satu film yang
menjadi bagian di dalam daftar tersebut. Kembali hadir sejak pertama kali
menyapa penonton di tahun 2016 yang lalu dengan "Can't Stop the Feeling!" yang terasa memorable, kelanjutan kisah Poppy, Branch, dan teman-temannya itu
kembali mencoba menggunakan formula sama yang pada dasarnya telah sukses
mencuri atensi banyak penonton. Apakah kembali berhasil? Trolls World Tour: elevate the troll universe.
Dunia
the Pop Trolls tampak dipenuhi dengan
kebahagiaan, Cooper (Ron Funches) dan
Biggie (James Corden) menari gembira,
Guy Diamond (Kunal Nayyar) bahkan
baru saja melahirkan seorang anak yang ia beri nama Tiny Diamond (Kenan Thompson). Branch (Justin Timberlake) juga
masih sama, ia masih kesulitan untuk mengungkapkan perasaan suka pada Queen Poppy (Anna Kendrick). Namun suatu
ketika the Pop Trolls dikejutkan
dengan kemunculan sebuah surat, sebuah undangan dari pemimpin the Rock Trolls, Queen Barb (Rachel Bloom) kepada
seluruh Trolls untuk menghadiri pesta yang mencoba menyatukan semua music
mereka.
Poppy
dan teman-temannya terkejut mendapati fakta bahwa ada suku Trolls lain selain the Pop Trolls. Trolls ternyata dahulu
terpisahkan menjadi enam suku dengan berbagai genre musik yang berbeda, yaitu Pop,
Funk, Classical, Techno, Country, dan Rock.
Fakta tersebut yang kemudian membuat Poppy merasa tertarik dan memutuskan untuk
pergi membantu Barb mengundang para Trolls lainnya. Celakanya hal tersebut
justru membawa Poppy dan teman-temannya masuk ke dalam bahaya, ke dalam sebuah
rencana terselubung yang telah disusun untuk merebut kekuasaan atas semua
Trolls.
Jika
dibandingkan dengan apa yang ditampilkan oleh film pertamanya dahulu ‘Trolls World Tour’ jelas dapat
dikategorikan berhasil membawa kisah para Trolls tersebut berkembang menjadi
semakin baik dan semakin menarik. ‘Trolls’
sendiri kala itu berhasil menjadi kejutan berkat kemampuan dari soundtrack yang ia punya untuk membawa
penonton ikut bergoyang bersama para karakter. Justin Timberlake kembali memegang komando di sektor soundtrack film ini dan hasilnya masih
sama, berbagai lagu yang kali ini berkembang dengan mencoba bermain di berbagai
genre tersebut kembali mengulangi
kesuksesan pendahulunya dengan berhasil menjadi nyawa utama ‘Trolls World Tour’.
Ceritanya
sendiri masih menggunakan template
yang sama dengan struktur narasi di film pertamanya, namun yang membuat daya
tarik dari dunia para Trolls menarik di sini adalah tim penulis yang terdiri
dari lima orang itu berhasil menciptakan sebuah dunia baru yang lebih besar.
Dampaknya sangat besar, warna yang dimiliki cerita menjadi sangat beragam,
penonton kemudian dibawa oleh Sutradara Walt
Dohrn berpindah dari satu genre
ke genre yang lain lewat upaya yang
coba dilakukan oleh Queen Poppy. Dari
petikan senar gitar kemudian berpindah ke classic,
variasi musik membuat cerita tidak terasa tidak monoton, kita bahkan punya K-Pop Gang (Red Velvet) serta Yodeling yang hadir lewat Hickory (Sam Rockwell).
Musical roots
tetap dipertahankan dengan baik di sini dan menguntungkan bagi Walt Dohrn
karena ia telah menjadi bagian dari film pertama. Walt Dohrn paham formula apa
yang bekerja dengan sangat baik di film pertama, kombinasi dari berbagai beats energik yang membuat penonton ikut
berdansa serta visual dengan
warna-warna cerah dan mencolok. Oh, jangan lupa, sedikit taburan glitter di dalamnya. Di sini dua hal
tadi tampil dengan kualitas yang oke. Meskipun tidak memiliki lagu hits yang
besar layaknya “Can’t Stop The Feeling”
namun ‘Trolls World Tour’ tetap
menawarkan berbagai lagu-lagu catchy
yang oke, penggunaan beberapa lagu yang populer
seperti Wannabe, Who Let the Dogs
Out, Russian Roulette, Mi Gente, Party Rock Anthem, dan Gangnam Style juga
terasa baik.
Yang
menarik adalah di tengah “kebisingan” yang menyenangkan itu di sisi lain
‘Trolls World Tour’ juga terhitung cukup berhasil menghantarkan point penting
atas berbagai isu terutama terkait sikap menerima dan merangkul perbedaan yang
tercipta di dunia pada Trolls. Tidak pernah terasa didorong untuk menjadi
bintang di panggung utama, justru berbagai isu tadi ditampilkan sebagai bagian
pendukung pada injeksi dari berbagai momen musical yang lucu dan energik.
Semakin menarik karena ketika ia berakhir point penting tadi justru yang terasa
paling memorable dari ‘Trolls World Tour’, sebuah pencapaian yang bagus karena
treatment seperti itu yang justru memudahkan isu atau pesan tadi untuk diterima
dan dipahami penonton anak-anak.
Dan
itu merupakan sebuah pencapaian yang sangat penting bagi film ini. Sedari awal
‘Trolls World Tour’ tidak sedikitpun mencoba tampil pretensius, ia tampil
eksplisit di mana isu tentang perbedaan terus ditekankan lewat kombinasi
berbagai genre musik. Energik memang namun ‘Trolls World Tour’ bisa menjadi
sebuah jukebox musical yang terasa tidak memorable seandainya isu dan pesan
tadi tidak dikemas dengan baik. Walt Dohrn berhasil menghindari itu, ia
tampilkan dengan baik bersama dengan sajian visual yang kembali terasa kontras
dan energik, banyak membantu mengunci atensi penonton sehingga tidak terlalu
mempermasalahkan hadirnya berbagai lelucon yang tidak semuanya tampak lucu, bagi
penonton dewasa tentu saja.
Meskipun
begitu hal tersebut tidak terasa mengganggu karena di sisi lain karakter-karakter
di dalam cerita memiliki pesona dan semangat yang menyenangkan untuk diikuti.
Cerita yang oke memiliki peran di sini sehingga upaya dari berbagai karakter
terutama usaha yang coba dilakukan oleh Poppy berhasil membuat penonton seolah
merasa terlibat di dalamnya. Hal tersebut juga berkat voice work yang terasa
solid dari para aktor, Anna Kendrick dan Justin Timberlake kembali berhasil
memberikan nyawa menarik bagi karakter Poppy dan Branch, sedangkan James Corden
kembali berhasil membuat Biggie terasa unik dan lucu. Sebagai anggota baru
suara yang diberikan oleh Rachel Bloom untuk karakter Queen Barb juga terasa
oke sebagai wanita muda dengan ambisi yang liar.
Overall,
‘Trolls World Tour’ adalah film yang memuaskan. Ini adalah sebuah kejutan buat
saya di tahun ini, mengingat bagaimana film pertamanya dahulu dibentuk tidak
ada ekspektasi yang terlalu besar bagi film ini, dan menariknya penilaian
tersebut justru dijawab dengan sebuah jukebox musical yang terasa menyenangkan.
Dengan visual mumpuni yang masih mencerminkan kualitas dari DreamWorks
Animation, Walt Dohrn dan tim berhasil membawa the troll universe itu untuk
berkembang menjadi lebih baik lagi, mereka kini lebih besar, lebih berwarna,
dan tentu saja menjadi lebih menarik. Ah, what a troll.
You have to be able to listen to other voices. Because you can’t harmonize alone. :)
ReplyDelete