Episode 1 & Episode 2
Sejak awal ‘The King: Eternal Monarch’ sudah mencoba mengingatkan penonton bahwa ini merupakan buah pikiran terbaru dari screenwriter kenamaan Korea, Kim Eun-sook. Bagaimana pondasi cerita dibangun lengkap dengan berbagai konflik awal itu mengingatkan saya pada apa yang dahulu pernah disajikan oleh ‘Guardian: The Lonely and Great God’ aka ‘Goblin’. Disutradarai oleh Baek Sang-hoon yang juga pernah mengolah materi yang ditulis oleh Kim Eun-sook pada ‘Descendants of the Sun’ sangat jelas upaya yang ingin dihadirkan dua episode awal ini: sebuah dunia fantasi yang akan dipenuhi dengan drama dan romansa glossy.
Sebenarnya hal tersebut kurang berhasil di bagian awal episode pertama, meskipun dari segi cerita bagian tersebut memiliki peran yang sangat penting. Action yang dilakukan oleh karakter Lee Lim menciptakan duduk masalah yang ketika kehadirannya berlalu sebenarnya belum tampak seperti sebuah jangkar yang kuat bagi cerita. Begitupula ketika Lee Gon masih berada di dunia miliknya yang di sini disebut sebagai Kingdom of Corea, cerita berjalan sangat perlahan di sana dengan suntikan konflik terkait cinta, baik itu melalui karakter Koo Seo-ryeong dan juga pendirian dari Lee Gon yang tampaknya masih menyimpan rasa penasaran pada seorang Polisi wanita yang telah berperan penting pada hidupnya itu.
Di dua episode ini Kim Eun-sook sudah berhasil membuat penonton merasa penasaran dengan apa yang terjadi terutama dengan konsep beda dunia yang kembali ia gunakan itu. Kim Eun-sook berusaha sangat keras di dua episode ini untuk membangun dunia fantasi tersebut, membuat penonton untuk perlahan dapat menerima konsep yang ia gunakan. Menariknya upaya tersebut bekerja dengan cukup baik di sini, terutama berkat kemampuan Kim Eun-sook menghadirkan dialog yang ringan di antara dua karakter utama, Lee Gon dan Jung Tae-eul, memanfaatkan upaya menyakinkan melawan rasa tidak percaya dari masing-masin karakter untuk menampilkan banter yang perlahan mulai terasa menarik.
Akibat cerita yang memiliki dua dunia di mana keduanya berjalan secara bersamaan memang harus diakui berdampak pada laju eksposisi cerita itu sendiri. Eksekusi Baek Sang-hoon di sini terkesan tidak mau terburu-buru, bertahap dengan upaya untuk mengurai benang merah masalah sembari secara perlahan pula membawa penonton semakin terikat dengan pesona karakter, yang di sisi lain juga berkembang dengan baik. Lee Gon sendiri pada dasarnya merupakan seorang pria yang unik, ia seorang Raja dengan masa lalu kelam namun momen pertemuannya dengan Tae-eul perlahan membuka sisi lain dari dirinya. Berbeda dengan Tae-eul, ia masih tampak keras karena masih berupaya untuk memahami cerita yang disampaikan oleh Lee Gon.
Selanjutnya? Jika sudah dapat menerima “konsep” yang terjadi di antara dirinya dan juga Lee Gon saya rasa kita akan kembali bertemu dengan Ji Eun-tak di sini, wanita yang cute dengan cara yang unik. Dan dari sana kemudian romance yang glossy itu akan bermain di panggung utama. Memang masih jauh untuk mencapai titik tersebut namun dari dua episode ini kesan presentasi macam apa yang kemudian akan hadir sudah dapat tercium dengan jelas, karena secara formula ini jelas menggunakan konsep dan juga template yang serupa namun tak sama dengan apa yang dahulu Kim Eun-sook gunakan di ‘Goblin’ namun di sini ia berikan beberapa modifikasi kecil yang jujur saja berhasil membuat formula tersebut menghadirkan cerita yang terasa segar.
Tentu dengan kemiripan tersebut akan membuat ‘The King: Eternal Monarch’ memiliki potensi untuk semakin mudah terasa predictable. Dari sana peran penting Baek Sang-hoon untuk membantu Eun-sook dalam membuat cerita dan juga karakter memiliki pesona yang memikat. Karena jujur saja, ‘Goblin’ menarik karena ia punya karakter dengan pesona yang memikat, tidak hanya dua namun ada empat kala itu, dan di dua episode awalnya ini The King: Eternal Monarch’ seolah menunjukkan bahwa hal yang sama akan terulang kembali di sini. Ambil contoh Woo Do-hwan, ia memerankan dengan baik karakter Jo Eun-seob serta Jo Young yang di mana keduanya memiliki karakteristik berbeda, dan keduanya langsung terasa menarik.
Lee Min-ho dan Kim Go-eun sendiri sepertinya masih perlu waktu untuk membuat masing-masing karakter mereka terasa semakin kuat, imbas dari cerita yang memang masih menempatkan karakter mereka pada fase membangun koneksi. Namun saya merasa Lee Gon dan Tae-eul punya potensi besar untuk menjadi duet yang dinamis ketika koneksi di antara mereka telah terbentuk, dan menarik di nantikan bagaimana mereka akan tampil ketika berurusan dengan isu-isu yang jauh lebih serius lewat hadirnya Lee Lim dan mungkin saja Koo Seo-ryeong. Tapi sebelum jauh melangkah ke sana yang paling saya nantikan adalah bagaimana cara dua dunia yang berjalan paralel itu membangun koneksi?
Luna sudah hadir sepintas, dan masih ada beberapa pertanyaan menarik lainnya seperti apa tujuan utama yang dibalik aksi seorang Lee Lim? Namun yang paling menarik dari semua pertanyaan tersebut adalah apa dasar dari koneksi yang terjalin di antara Lee Gon dan juga Tae-eul? Kartu identitas miliki Tae-eul jelas merupakan sebuah clue yang sangat besar di sini dan semoga akan membawa masuk konflik yang menyenangkan. Karena saya suka dengan premis dan juga konsep yang ditawarkan oleh Kim Eun-sook di sini, dua dunia yang berjalan secara parallel di satu tempat yang sama namun memiliki kondisi yang berbeda. Sama seperti production design serta VFX yang ambisius itu, cerita jelas menyimpan ambisi yang besar, dan mari kita nantikan apa yang akan terjadi selanjutnya.
0 komentar :
Post a Comment