Dengan
berkembangnya teknologi secara pesat sekarang ini umat manusia seolah semakin
dimudahkan kehidupannya, semua menjadi lebih simple dan lebih mudah. Namun di sisi lain ada dampak yang kurang
baik dari hal positif tadi, terlupakannya berbagai hal istimewa yang tidak bisa
diberikan oleh teknologi tersebut. Film terbaru dari Pixar ini mencoba bercerita tentang hal itu, menggunakan template layaknya Zootopia mencoba membawa penonton bermain dengan magic bersama para mythical creatures. ‘Onward’ : when Zootopia meet Coco, it’s a surprisingly
moving adventure.
Di
dunia di mana berbagai mythical creatures
saling hidup rukun dan damai, sihir dahulu telah menjadi sesuatu yang normal
dan dihormati. Namun sayangnya akibat perkembangan jaman yang pesat terutama
kemajuan teknologi kini peran dan pesona dari sihir telah menjadi usang dan
terlupakan. Barley Lightfoot (Chris
Pratt) mungkin merupakan beberapa yang masih “mengagumi” kekuatan sihir
tersebut di dalam kaumnya, mempelajari berbagai macam mantra sihir Barley telah
lama merindukan kesempatan untuk dapat melakukan petualangan pencarian sihir dengan menggunakan Guinevere, mobil van miliknya.
Kesempatan itu tiba.
Bermula
dari ulang tahun sang adik, Ian Lightfoot
(by Tom Holland). Ian dan Barley menerima sebuah tongkat sihir dari ibu
mereka, Laurel (Julia Louis-Dreyfus),
benda yang merupakan pemberian dari mendiang ayah mereka. Namun ketika hendak
mencoba tongkat sihir tersebut Ian dan Barley dikejutkan oleh kekuatan yang
tersimpan di dalam tongkat tersebut, sebuah kekuatan sihir berhasil membuka
“pintu” yang menghadapkan mereka pada sebuah peluang yang selama ini tidak
pernah mereka bayangkan, yaitu kesempatan untuk dapat bertemu dengan sang ayah.
Tidak
bermaksud untuk membocorkan pesona yang dimiliki oleh ‘Onward’, namun ternyata ada sebuah alasan yang sangat kuat ketika
di bagian pembuka cerita yang ditulis oleh sutradara Dan Scanlon (Monsters University) bersama Jason Headley
dan Keith Bunin itu penonton langsung
dipertemukan dengan sebuah kondisi di mana sihir tidak lagi menjadi sesuatu
yang “menarik” di dunia Ian dan Barley. Magic
does exist namun kini dilupakan, kondisi tersebut memberikan efek yang
sangat kuat pada hasil dari petualangan Ian dan Barley menemukan Permata
Phoenix yang langka itu. Tentu saja tidak melulu tentang magic yang di sini ternyata dijadikan sebagai pondasi cerita, dari
sana kemudian hadir sebuah heartfelt
adventure yang memikat.
‘Onward’
seperti perpaduan antara ‘Zootopia’
digabungkan dengan ‘Coco’, sebuah
kisah tentang karakter non-manusia, berjalan dalam bentuk petualangan dengan
sebuah pencarian sebagai fokus utama, namun di sisi lain berhadapan dengan isu
yang lebih deep di sektor cerita. Ian
dan Barley merupakan kakak beradik yang dinamis, Dan Scanlon gunakan berbagai humor dan gags untuk menemani mereka, menggerakkan mereka serta cerita terus
maju dengan sangat lancar, namun dibalik berbagai aksi lucu itu terus tumbuh
secara perlahan berbagai isu yang terasa lebih deep tadi, yaitu tentang kematian, kehilangan, serta sebuah kejutan
yang manis tentang keluarga.
Tenang,
tidak ada kesan yang sangat “gelap” di dalam cerita, berbagai banter dipenuhi aksi untuk terus
bertarung dengan waktu mampu membuat penonton terpaku terlebih di mana ikatan
emosi antara Ian dan Barley yang perlahan mulai tumbuh. Berbagai sentuhan comic juga ditata dengan baik oleh Dan
Scanlon, mayoritas dari mereka sederhana namun hadir di saat yang tepat. ‘Onward’ tidak pernah terasa gelap atau gloomy, namun dibalik keceriaan tersebut
petualangan itu ternyata tidak hanya sekedar usaha dari dua orang anak untuk
dapat bertemu kembali dengan orang tua mereka, di sana ada sebuah pelajaran yang
sangat baik bagi anak usia remaja yang mungkin masih dalam proses menemukan
jati diri.
Dan
untuk penonton dewasa kisah Ian dan Barley juga menghasilkan emosi yang
memuaskan, berhasil mengingatkan kembali akan pentingnya koneksi antara
keluarga dan saudara. Itu adalah hal magical
yang mungkin punya potensi untuk semakin tergerus dengan perkembangan di jaman
sekarang kedepannya, dan ‘Onward’
sukses menjadi pengingat akan hal tersebut. Ketukan emosinya memang tidak
sepedas ‘Coco’ namun dengan plot yang terasa straightforward itu kemunculan momen emosional itu merupakan sebuah
kejutan yang sangat manis, dalam kuantitas yang tidak berlebihan dan tepat
sasaran serta dengan kualitas yang tajam.
Memang
harus diakui ada beberapa bagian di mana ‘Onward’
seperti sedikit “diperpanjang” and a bit
fall behind meskipun untungnya ditangani dengan baik Dan Scanlon sehingga tidak terasa mengganggu. Imajinasi yang
tercipta diekploitasi dengan baik oleh Scanlon, dari cerita yang memiliki
“hati” di titik pusat kemudian karakter dengan nyawa dan energi yang menarik ‘Onward’ surprisingly become a moving
adventure. Polanya memang kejutan menunggu waktu ketika emosi telah terakumulasi,
dan itu bagus terlebih jika mengingat kembali bagaimana perjuangan Ian dan
Barley yang terus dihimpit oleh waktu menjadikan momen di mana cerita
mengungkapkan goals utamanya berhasil
meninggalkan punch yang memikat.
Oh,
tentu saja, perpaduan plus dan minus tadi hadir dalam bentuk presentasi visual yang menawan. Pesona Pixar tidak pudar di sini, berbagai
kemegahan visual menemani penonton
sedari awal hingga akhir. Begitupula dengan karakter, pesona dari sajian visual
yang mereka miliki terpancar berkat kontribusi suara dari para pengisi suara. Tom Holland dan Chris Pratt sangat baik sebagai Ian dan Barley, chemistry mereka oke terutama dalam
menggambarkan hubungan dua bersaudara yang tidak terlalu akur. Julia Louis-Dreyfus terasa oke sebagai
seorang ibu pemberani, sedangkan Octavia
Spencer menyuntikkan vocal dengan range
yang bervariasi dan terasa hidup.
Overall, ‘Onward’
adalah film yang memuaskan. Bergerak lurus dengan menghadirkan petualangan
energik yang berisikan aksi lucu dengan berbagai humor dan gags oke, ‘Onward’ sukses menggunakan tema magic yang ia usung untuk menghadirkan
sebuah kisah tentang keluarga dengan emotional
punch yang terasa memikat. Emosi ternyata bermain sebagai pendukung di
sini, menunggu waktu untuk mengambil alih posisi terdepan lalu menghujam
penonton, mempermainkan emosi penonton dan mungkin saja air mata mereka. It’s a surprisingly moving adventure. Thank
you Onward.
Long ago, the world was full of wonder. It was adventurous. There was magic. :)
ReplyDeleteBetter sibling movie than frozen :)
ReplyDelete