“You
know what kind of plan never fails? No plan.”
Untuk
bertahan hidup di dalam kondisi dan sistem kehidupan modern yang semakin keras sekarang ini membuat banyak manusia mulai
mencoba melakukan hal yang sebenarnya tidak layak dan pantas untuk mereka lakukan.
Bahkan terkadang melanggar batasan moral dan asusila. Pertanyaan sederhana:
ketika si kaya menikmati hasil yang mereka peroleh dari kerja kerasnya, apakah
layak bagi si miskin untuk menyalahkan si kaya dan merasa tidak adil? ‘Parasite’ : a calculated, colorful, and
beautiful painting.
Hidup
di lingkungan miskin dan sesak, Kim
Ki-taek (Song Kang-Ho) bersama dengan sang istri Chung-sook (Jang Hye-jin) beserta anak mereka, Ki-woo (Choi Woo-Shik) dan Ki-jeong
(Park So-Dam) perlahan mulai merasa jengah dan lelah dengan kondisi
kehidupan mereka. Hidup di rumah semi-basement
koneksi internet mereka mengandalkan free wifi tetangga terdekat sedangkan
pendapatan utama mereka adalah melipat kertas bungkus pizza. Suatu ketika kesempatan emas tiba melalui Min-hyuk (Park Seo-joon), teman Ki-woo.
Min-hyuk
berencana untuk melanjutkan study ke
luar negeri tapi di sisi lain saat ini ia sedang menjadi guru les private Bahasa Inggris bagi remaja
bernama Park Da-hye (Jeong Ji-so),
anak perempuan dari keluarga kaya. Min-hyuk ingin Ki-woo menggantikannya, sebuah
tawaran yang langsung diterima oleh Ki-woo. Namun setelah pertemuan pertamanya
dengan ibu dari Da-hye, Yeon-gyo (Cho
Yeo-jeong) serta housekeeper mereka
Gook Moon-gwang (Lee Jung-eun),
Ki-woo justru memiliki niat berbeda: ia ingin “membawa masuk” keluarganya ke
rumah milik Park Dong-ik (Lee Sun-kyun)
tersebut.
Setelah
itu penonton dibawa menyaksikan proses Ki-woo menjalankan rencana unik miliknya
tersebut. Terasa kurang bijak jika menceritakan secara detail apa yang terjadi
setelah sinopsis itu karena proses
tersebut merupakan “arena” yang
digunakan oleh Bong Joon-ho (Memories of
Murder, The Host, Snowpiercer, Okja) untuk menunjukkan fokus utama yang
ingin ia tampilkan di sini, yaitu ketidaksetaraan yang terjadi di dunia ini. Bong Joon-ho sebenarnya sudah pernah
membawa isu tersebut ke dalam sebuah kereta yang terus melaju di ‘Snowpiercer’ dan di sini ia membawa
permainannya ke tingkat yang lebih tinggi, sebuah social satire dengan perpaduan berbagai macam tema lainnya, dari thriller, comedy, hingga heist.
‘Parasite’
dibentuk layaknya sebuah metafora kehidupan dan kondisi manusia era sekarang
ini. Ini adalah penggambaran “kegembiraan” yang terasa brutal, dipenuhi
berbagai fakta tentang modern life
bahwa di balik wajah mereka yang gembira sesungguhnya banyak orang kini telah
hidup layaknya vampire, mereka akan
“menghisap” darah orang lain jika kesempatan itu tiba. Itu dipresentasikan oleh
Bong Joon-ho di bagian awal ke dalam bentuk heist
movie yang terasa sangat crispy,
terasa creepy tapi juga funny, bergerak sangat halus dari satu
rencana ke rencana lainnya dengan artikulasi yang sangat cantik, terasa santai
tapi mencengkeram semua dibangun secara rapi dan apik oleh Bong Joon-ho.
Karena
saking menariknya aksi dari Kim Ki-taek dan keluarganya yang terasa pleasure to watch itu sangat mudah pula
untuk kemudian tanpa sadar berada “di belakang mereka”, mendukung aksi mereka.
Pertanyaannya adalah apakah perbuatan Kim dan keluarganya itu benar? Sedangkan
di sisi lain Park Dong-ik dan keluarganya sebenarnya bukan orang jahat bukan?
So, keluarga Park bukan orang jahat, dan keluarga Kim bukan orang baik. Itu
bukan masalah yang harus dipecahkan namun justru sebuah trik cantik dari script yang ditulis oleh Bong Joon-ho
bersama dengan Han Jin-won, sebuah
kisah tentang moralitas yang sederhana.
Ketika
tersadar akan hal tersebut, saya tertawa karena itu merupakan twist dengan punch yang sangat kuat. Bong Joon-ho sukses membuat penonton
bingung dengan nilai moral mereka dan
mencoba membawa penonton untuk melihat isu tersebut dalam at a bigger picture. Apakah kesalahan yang dimiliki oleh keluarga
Park adalah karena mereka hidup sangat nyaman menikmati hasil kerja keras
mereka sehingga tidak peduli dengan perjuangan orang-orang miskin di sekitar
mereka? Apakah itu merupakan sebuah kejahatan? Yang menarik adalah kondisi di
mana keluarga Park seolah harus “dibantu” di hampir segala hal di dalam
kehidupan mereka, itu kemudian menempatkan pertanyaan di atas tadi berada di
zona abu-abu.
Fakta
bahwa begitu banyak interpretasi yang dapat dihasilkan dari cerita adalah bukti
kesuksesan ‘Parasite’ itu sendiri,
unpredictable dalam memprovokasi pemikiran tentang ketidaksetaraan. Di paruh
kedua misalnya, penonton yang sebelumnya menikmati proses invasi dari Kim’s
family dibuat teringat pada judul film, yaitu tentang parasit. Kemudian muncul
berbagai twist dan kejutan di dalam
cerita yang salah satunya seolah mencoba mengingatkan bahwa ketiga keluarga
sebenarnya merupakan korban dari keadaan dan perbuatan mereka sendiri. Di sini
Bong Joon-ho juga menggunakan visual dengan
sangat baik sebagai senjata, contohnya seperti hubungan antara banjir dan rumah
keluarga Kim, sebuah nasib naas berkedok balasan.
Ada
metafora visual yang cantik di film
ini, setiap potongan cerita seolah telah dipersiapkan dengan sangat matang
untuk menjadi layaknya sebuah lukisan yang akan dipajang, sederhana namun kaya
makna. Itu juga termasuk bagaimana Bong
Joon-ho membuat karakternya bergerak, ada visi artistik yang cantik,
bersama dengan cinematographer Hong
Kyung-pyo visual yang dihasilkan punya beragam "warna", dari yang
terasa lucu hingga berisikan terror yang
imajinatif. ‘Parasite’ punya
komposisi yang mencolok setiap adegan selalu mencuri perhatian secara mendalam,
terasa kreatif dan inventif.
Pencapaian
di atas tadi juga tidak lepas dari kualitas film
editing oleh Yang Jin-mo yang
terasa efisien serta score dari Jung Jae-il. Jangan lupakan pula production design yang dipimpin oleh Lee Ha-jun, menciptakan setting yang
sangat cantik dan mampu mengakomodasi stage
sesuai dengan visi Bong Joon-ho.
‘Parasite’ juga mungkin akan terasa sedikit radikal bagi beberapa penonton
dan itu wajar mengingat perpindahan tone cerita
yang juga terasa radikal, dari dark
komedi yang lucu serta yang sekedar mengandalkan slapstick hingga tragedi yang menghadirkan kekerasan. Semua itu
dieksekusi Bong Joon-ho secara apik hingga ending, mood
cerita juga ia tangani dengan baik. Begitupula
dengan karakter dan emosi.
Dibalik “kerumitan” tadi ‘Parasite’ juga merupakan sebuah family drama dan ada emosi yang kuat di sana, pencapaian yang dibantu oleh kinerja akting para cast. Song Kang-ho (A Taxi Driver, The Attorney, The Age of Shadows) tampil dengan pesona andalannya, Choi Woo-shik (Train to Busan) dan Park “Jessica, only child, Illinois, Chicago” So-dam (The Priests) sukses menjadi pion dari rencana jahat keluarga Kim, Lee Sun-kyun (A Hard Day, All About My Wife) dan Cho Yeo-Jeong (The Target) berhasil menjadi tuan rumah yang “dangkal” serta mudah terbawa arus, dan Lee Jung-eun sukses menjadikan karakternya sebagai kunci penting yang tersembunyi. Para cast memberikan kinerja yang sangat tepat guna tanpa saling membayangi satu sama lain.
Dibalik “kerumitan” tadi ‘Parasite’ juga merupakan sebuah family drama dan ada emosi yang kuat di sana, pencapaian yang dibantu oleh kinerja akting para cast. Song Kang-ho (A Taxi Driver, The Attorney, The Age of Shadows) tampil dengan pesona andalannya, Choi Woo-shik (Train to Busan) dan Park “Jessica, only child, Illinois, Chicago” So-dam (The Priests) sukses menjadi pion dari rencana jahat keluarga Kim, Lee Sun-kyun (A Hard Day, All About My Wife) dan Cho Yeo-Jeong (The Target) berhasil menjadi tuan rumah yang “dangkal” serta mudah terbawa arus, dan Lee Jung-eun sukses menjadikan karakternya sebagai kunci penting yang tersembunyi. Para cast memberikan kinerja yang sangat tepat guna tanpa saling membayangi satu sama lain.
Overall, ‘Parasite (Gisaengchung / 기생충)’ adalah
film yang sangat memuaskan. Lewat black
comedy thriller yang membawa isu inequality
ini sutradara Bong Joon-ho stepped up his
game, menyajikan kisah satir tentang kondisi sosial di mana cerita tidak
punya pahlawan dan penjahat nyata, menunjukkan salah satu problematika di dunia
yang saat ini semakin merajalela, fakta bahwa sistem yang ada kini telah
mengubah banyak orang menjadi parasit. Semua ia bentuk dengan visi artistik
yang cantik serta visual metaphor layaknya sebuah pameran lukisan di mana
setiap lukisan tampak abstrak namun
kaya akan makna, terasa unpredictable,
and thought-provoking. Wow, fantastic baby.
Jessica, only child, Illinois, Chicago. :)
ReplyDeleteFinally....
ReplyDeleteAkhirnya, gk tahan juga nih Rorypnm sama film2 2019 yg gila2
ReplyDeleteMoga gk Hiatus lagi, hehehe