Dari
kisah tentang dua saudara yang terpisah jarak dan ingin bertemu, anak yang telah dibesarkan ternyata tertukar ketika bayi, hingga kemunculan saudara tiri yang tidak dikenal, konflik-konflik tadi selalu sukses diolah oleh seorang Hirokazu Kore-eda untuk menghantarkan
tema favoritnya kepada penonton. Makna dan kekuatan yang dimiliki oleh kata
“keluarga”, itu kembali dihadirkan oleh Kore-eda di film terbarunya ini, kali
ini menggunakan para pencuri! 'Shoplifters (Manbiki Kazoku)':
another masterful family drama from Hirokazu Kore-eda.
Osamu (Lily Franky)
bersama seorang anak laki-laki bernama Shota
(Kairi Jō)
sedang berada di sebuah supermarket,
Osamu memperhatikan kondisi sekitar sementara Shota mulai mencuri beberapa
benda. Setelah selesai melakukan aksi tersebut mereka kemudian pulang ke rumah
di mana mereka tinggal bersama Hatsue
(Kirin Kiki), Nobuyo (Sakura Ando), dan juga Aki (Mayu Matsuoka). Namun kini penghuni rumah tersebut bertambah
satu, yaitu anak perempuan bernama Yuri
(Miyu Sasaki).
Osamu
dan Shota menemukan Yuri yang tampak membutuhkan pertolongan, lalu kemudian
membawanya ke rumah mereka. Tidak ada penghuni rumah yang menentang hal
tersebut, bahkan mereka menjamu Yuri dengan makan malam bersama. Rencana awal
Osamu adalah Yuri kembali ke rumahnya keesokan hari, namun hal tersebut berubah
ketika Osamu dan penghuni rumah lainnya menemukan sesuatu di tubuh Yuri.
Harus
diakui bagian pembuka ‘Shoplifters’
merupakan sebuah “perkenalan” yang “tidak biasa” pada film tentang keuarga dari
seorang Hirokazu Kore-eda, aksi para
pencuri yang kemudian bertemu gadis muda dan membawanya ke rumah mereka. Family drama namun dibuka dengan sebuah
aksi mencuri? Menariknya hal tersebut justru tumbuh menjadi sebuah penceritaan
tentang “family” yang terasa sangat manis. Masih sama, di sini Kore-eda kembali bermain dengan tipikal low-key drama andalannya lengkap bersama
hal-hal yang familiar dari sebuah film karya Hirokazu Kore-eda. Namun anehnya
hasil akhirnya masih sama, sebuah family
drama yang mempesona.
Apa
sebenarnya arti dari sebuah keluarga? Jika disederhanakan itu adalah pertanyaan
utama yang coba Kore-eda ulik di film ini. Sedikit ada kesan misterius yang
terasa lebih “kental” di dalam cerita namun kembali dengan gaya berceritanya
yang natural pertanyaan tadi berhasil
dibangun menjadi sebuah observasi yang terasa sangat menyenangkan. Masih sama,
tidak ada “ledakan” yang bombastis di dalam cerita, bergerak dengan lembut
penonton dibawa mengamati interaksi antar karakter, menyaksikan koneksi yang
perlahan terbangun di antara para karakter yang berjuang untuk bertahan
hidup.
Tiap karakter masing-masing dibekali oleh
Kore-eda dengan problema yang menarik, berbagai upaya untuk bertahan hidup,
lalu dari sana kita dapat merasakan kekuatan dari ikatan yang terjalin di
antara mereka. Semakin jauh cerita berjalan semakin dalam kita mengenal
karakter, semakin seksama kita mengamati para karakter semakin “tersentuh” pula
emosi kita kepada mereka. Unik karena cerita sendiri berisikan daily life yang didominasi dengan
aktifitas dan kebahagiaan sederhana, dan di sisi lain konflik tetap terasa
natural, namun berbagai “keputusasaan” dan perjuangan itu sukses menyadarkan
penonton pada cinta dan kasih sayang yang terjalin di antara karakter.
Hal tersebut berkat konflik yang terletak
pada karakter Yuri, berhasil membuat pertanyaan utama tentang keluarga tadi
terasa cemerlang. Yuri merupakan outsider
di dalam rumah tersebut namun ia menampilkan “bonds” yang sangat kuat dengan para penghuni rumah. Koneksi antar
karakter menghasilkan penggambaran tentang humanity
yang manis, Kore-eda seperti tidak mencoba menghadirkan "punch" yang menohok namun lebih ke arah sayatan-sayatan
kecil yang impisit dan cantik, berbagai lapisan di mana “”kepedihan” itu akan
terasa kumulatif. Pada akhirnya penonton akan mengucapkan satu buah kata yang
mewakili perasaan Hatsue ketika para penghuni rumah pergi ke pantai.
Ya,
bersyukur memiliki keluarga. ‘Shoplifters’
berhasil mendorong bagaimana kasih sayang memiliki kekuatan yang sesungguhnya
tanpa batasan. Para penghuni rumah seperti sebuah ruang yang mengajak penonton
seolah menjadi bagian dari mereka, ikut terlibat pada cerita bersama simpati
dan empati sehingga presentasi yang sederhana itu meninggalkan mereka dengan punch yang terasa tidak sederhana.
Menyentuh dan lalu kemudian mempermainkan perasaan serta emosi, masalah seputar
keluarga dan blood ties yang simple itu kemudian berubah menjadi
sebuah presentasi yang menariknya tidak hanya berbobot serta sangat hangat,
namun juga with no judgment.
Hal
tersebut tidak lepas berkat berkat kepiawaian Kore-eda menyajikan sebuah
lingkaran masalah dengan irama yang menawan. Sedari awal atensi terus terkunci
pada para penghuni rumah, berjalan santai dengan kombinasi komedi serta drama
yang terasa authentic, Kore-eda menghadirkan
sebuah thoughtful storytelling di
mana masing-masing komponen tertata dengan sangat presisi. Tidak hanya kinerja
mumpuni dari para aktor saja, sama halnya dengan elemen teknis, contohnya cinematography yang manis itu arahan Ryuoto Kondo hingga editing dari Kore-eda sendiri, sukses membentuk penceritaan dengan pace yang sangat oke, menciptakan
atmosfir cerita yang sangat natural namun tetap memiliki tensi yang mumpuni.
Overall, ‘Shoplifters (万引き家族 )' adalah film yang sangat memuaskan. Bergerak lembut hingga bertemu dengan
berbagai kejutan, ‘Shoplifters’
sukses menghadirkan sebuah “pemeriksaan” tentang values dari sebuah keluarga dan juga humanity di sekitarnya. Awalnya tampak akan berjalan lurus hingga
kemudian "interogasi" dan berbagai destruksi itu hadir untuk membawa
penonton terjebak dengan keasyikan mengamati, sebuah kisah yang tidak hanya
sukses menghadirkan tawa namun juga menyayat hati dengan cara yang luar biasa. Another masterful work from Hirokazu
Kore-eda. Segmented.
0 komentar :
Post a Comment