Mendapat label “my precious” dari sang nenek seorang pria dari keluarga konglomerat tumbuh besar dengan kondisi serba ada, semua yang ia inginkan dapat terpenuhi termasuk menyapa barang-barang mewah yang selalu “memanggil” untuk dipilih olehnya ketika ia melakukan salah satu keahliannya, yaitu berbelanja. Suatu ketika pria tersebut mengalami sebuah tragedi yang membuatnya hilang ingatan dan orang pertama yang ia temui celakanya adalah seorang wanita muda yang sederhana. Tumbuh besar di hutan belantara dan belum lama tiba di kota untuk menemukan adiknya yang menghilang tanpa jejak, wanita tersebut mengajarkan pria bahwa ada satu hal yang tidak selalu dapat ia beli dengan uang, yaitu cinta.
Sinopsis:
Kang Ji-sung (Seo In-guk) atau yang lebih dikenal sebagai Louis merupakan satu-satunya ahli waris dari sebuah perusahaan milik keluarga konglomerat. Kehilangan kedua orangtuanya ketika ia kecil Louis tumbuh besar di bawah asuhan sang nenek yang sangat menyayanginya, Louis harus mengikuti aturan yang sang nenek tetapkan namun hal sebaliknya berlaku ketika berurusan dengan uang. Pria yang manja itu dapat membeli apapun produk yang ia inginkan, hal tersebut membuat keahliannya dalam berbelanja menjadi sangat tajam, dia mengatakan bukan dia yang memilih namun barang-barang tersebut yang berteriak “memanggil’ untuk dipilih olehnya. Hal tersebut membawa Louis ke dalam masalah ketika suatu saat ia masuk ke dalam dunia baru penuh hal-hal yang selama ini belum pernah ia temui dan lakukan sebelumnya.
Louis menjadi korban dari sebuah kecelakaan mobil, dia dinyatakan meninggal dunia dan meskipun faktanya tidak mengalami luka fisik namun ia kehilangan ingatan. Menghilang dari radar keluarganya dan menjadi sosok yang “baru” Louis bertemu dengan wanita bernama Go Bok-shil (Nam Ji-hyun). Setelah melihat versi imitasi dari jacket yang versi aslinya sebelumnya telah dibeli oleh Louis dengan harga 10,000 dollar, Bok-shil mengira bahwa Louis merupakan adik yang sedang ia cari. Berbeda dengan Louis yang manja dan ceroboh dengan uang Go Bok-shil merupakan wanita dari hutan belantara yang mandiri dan juga teliti, tapi celakanya memiliki hati yang lembut. Hal tersebut yang membawa berbagai masalah datang menghampirinya ketika ia mencoba membantu Louis yang ia percayai juga dapat membantunya menemukan sang adik.
Shopping King Louis
Title: 쇼핑왕 루이/ Shoping-wang Ru-i
Also known as: Shopping King Louie, Shopaholic Louis, Syopingwang Rui
Genre: Romance, Comedy
Director: Lee Sang-yeob
Writer: Oh Ji-young
Broadcast Network: MBC
Cast:
Seo In-guk as Louis (Kang Ji-sung)
Nam Ji-hyun as Go Bok-shil
Yoon Sang-hyun as Cha Joong-won
Im Se-mi as Baek Ma-ri
Kim Young-ok as Choi Il-soon
Um Hyo-sup as Kim Ho-joon
Kim Kyu-chul as Baek Sun-goo
Oh Dae-hwan as Jo In-sung
Hwang Young-hee as Hwang Geum-ja
Yoon Yoo-sun as Hong Jae-sook
Nam Myung-ryul as Cha Soo-il
Kim Bo-yeon as Shin Young-ae
Kim Sun-young as Heo Jung-ran
Ryoo Ui-hyun as Go Bok-nam
Kang Ji-sub as Nam Joo-hyuk
Kim Byung-chul as Lee Kyung-kook
Lee Jae-kyoon as Byun Do-jin
Mi-ram as Park Hye-joo
Cha Chung-hwa as Kwon Mi-young
EPISODE 14
Broadcast Date: November 9, 2016
Episode seperti ini dapat dikatakan merupakan salah satu bagian yang terlepaskan dari K-drama, episode di mana karakter dan konflik seperti mencoba untuk sejenak take a breath dan cara yang dipilih adalah dengan melakukan MT. Jika dilihat secara overall terdapat progress di dalam cerita terlebih pada masalah terkait upaya Sun-goo untuk menutupi rencana jahat yang pernah ia coba lakukan terhadap Louis. Tidak terdapat kesan berbahaya yang begitu besar dari Secretary Goo terlebih jika mengingat bahwa apa yang ia inginkan dari Sun-goo pada dasarnya juga sangat sederhana yaitu uang. Namun cara writer menggunakan Secretary Goo untuk melebarkan masalah yang di episode sebelumnya tampak akan segera selesai itu terasa cukup baik, kini cerita yang di episode sebelumnya terkesan tidak lagi punya sesuatu yang menarik untuk dilakukan mendapat sebuah ”rintangan” baru yang harus dilalui oleh Louis untuk dapat hidup bahagia bersama Bok-shil.
Meskipun begitu harus diakui sesuai dengan judulnya episode ini menaruh fokus yang lebih besar pada kekalahan yang dialami oleh Joong-won. Tidak pernah menunjukkan image “berbahaya” pada persaingan dalam memperebutkan Bok-shil sejak awal kita tahu bahwa Joong-won tidak punya kesempatan untuk bersaing dengan Louis. The winner takes it all, the loser's standing small, kekalahan Joong-won sendiri sebenarnya telah fixed sejak beberapa episode sebelumnya dan itu yang membuat upaya writer untuk kembali menaruh kondisi tersebut menjadi salah satu fokus di episode ini terasa canggung. Berbicara tentang canggung hal tersebut mendominasi cukup banyak bagian di episode ini dari sudut pandang cerita. Memang masih sangat mudah menemukan berbagai momen yang berhasil membuat penonton tersenyum namun jika dilihat dari sisi cerita episode ini terasa forced.
Saya tidak merasakan aliran cerita yang manis di episode ini karena fokus cerita yang besar pada bagaimana membuat company outing itu dipenuhi kegembiraan. Berbagai misteri terkait masa lalu Louis juga tampaknya masih disimpan untuk digunakan pada dua episode terakhir. Yang menarik di sini adalah meskipun seperti yang dikatakan tadi bahwa writer seperti mencoba mendorong konflik yang lebih berat terkait rencana jahat yang dilakukan oleh Secretary Goo namun sayangnya kesan “menakutkan” yang ia hasilkan dari tindakannya itu terasa setengah matang. Terdapat kepentingan dari eksistensi subplot tersebut namun celakanya kehadirannya itu tidak terasa sincere terlebih jika mengingat latar belakang dari rencana tersebut hanyalah berlandaskan dari sebuah kesalahpahaman atau miscommunication yang terjadi di antara Sun-goo dan juga Secretary Goo.
Tapi at least kini kita punya sesuatu yang layak untuk dinantikan di dua episode terakhir. Berbagai hal terkait romance satu per satu telah menjejakkan satu kaki di garis finish dan kini yang tersisa adalah masalah terkait konflik yang sejak awal melibatkan politik namun menghasilkan boomerang yang tidak begitu berbahaya. Dengan power yang ia tunjukkan sejak awal penonton tentu percaya bahwa apa yang Secretary Goo lakukan akan ditangani atau diatasi oleh Louis semudah ia membalikkan telapak tangan, lalu kemudian membawa Cinderella bernama Bok-shil itu untuk duduk di tahta tertinggi bersamanya. Ah, konklusi pada misteri terkait kotak rahasia Louis itu juga menarik untuk dinantikan.
EPISODE 15
Broadcast Date: November 10, 2016
Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh ‘Shopping King Louis´ sejak awal tidak hanya pada pesona karakter dan kemampuan yang mereka miliki untuk mengikat atensi penonton namun juga fakta bahwa cerita yang memiliki konflik sederhana itu terasa minim kejutan. Hal tersebut yang membuat kepergian Madam Choi Il-Soon aka Louis Grandma terasa sangat mengejutkan. Hal tersebut tidak pernah terlintas di pikiran saya terlebih ketika melihat progress cerita yang pelan namun pasti itu telah berisikan berbagai rasa bahagia dan kegembiraan yang menyenangkan, dan tentu saja kehadiran Louis Grandma akan melengkapi kebahagiaan tersebut. Namun di sisi lain kepergian Louis Grandma juga seolah mengingatkan kita pada orangtua ataupun sosok yang mengasuh kita selama ini, bagaimana ia pergi setelah Louis mendapat pendamping yang sangat meyakinkan seperti menjadi alarm bagaimana seiring bertambah dewasa dan semakin mampu hidup mandiri lupa akan orangtua maupun sosok yang membesarkan kita menjadi salah satu hal yang sering muncul di dalam kehidupan manusia.
Writer mengemas hal tersebut dengan cara yang sederhana dan manis di episode ini, sama seperti ketika ia menyelesaikan masalah yang terjadi di antara Sun-goo dan juga Louis. Karena terlalu asyik di dalam aksi lovey-dovey yang ditunjukkan oleh Louis dan juga Bok-shil saya jadi melupakan bahwa cerita memiliki satu hal lain yang harus ia selesaikan, yaitu mengungkap bahwa Sun-goo merupakan dalang utama dari kecelakaannya yang berujung pada hilangnya memori Louis. Kejutan yang cukup tidak terduga hadir dari sana, melihat Sun-goo menyerah begitu saja tanpa mencoba mencari cara untuk sejenak kembali lepas dari masalah. Di sini ‘Shopping King Louis’ memperoleh keuntungan pada fakta bahwa selama ini writer tidak mencoba membuat karakter antagonis tampak berbahaya sehingga meskipun mencoba sedikit memperpanjang nafas di episode yang lalu lewat aksi penculikan pada akhirnya mereka tetap tidak terasa rumit dan mudah untuk diselesaikan.
Memang mungkin akan terkesan kurang menantang namun pilihan untuk bermain aman seperti itu terasa lebih baik ketimbang menciptakan kerumitan yang justru membuat writer kelabakan. Di beberapa episode terakhir Bok-shil seperti mundur satu langkah kebelakang dan memberi kendali pada Louis, sesuatu yang ia pegang di bagian awal dahulu. Secara luas memang terkesan tidak banyak hal-hal “tajam” yang hadir di dalam cerita namun saya suka writer justru menggunakan sistem layaknya sungai dengan tingkat kelandaian yang tidak curam, ia gunakan untuk membuat cerita mengalir dengan tenang. Beberapa detail memang terkesan mendadak ditempel seperti keterkaitan fotografer rahasia yang tidak jelas koneksinya dengan ibu Ma-ri namun at least cerita tetap menemukan jalan untuk mendorong masalah semakin mendekat ke garis finish tanpa meninggalkan kesan berantakan yang terasa mengganggu.
Episode ini dapat dikatakan menjadi early ending bagi ‘Shopping King Louis’ karena berbagai masalah di dalam konflik dapat sudah hampir setengah di antaranya berada di titik akhir. Yang tersisa kini adalah pada hal-hal klise seperti bagaimana kelanjutan masing-masing love line yang eksis di dalam cerita, apakah Butler Kim finally melepas status single yang telah ia jaga sejak lahir, apakah Ma-ri dan Jo In-Sung berakhir sebagai sepasang kekasih, jika iya maka bagaimana nasib Joong-won yang telah didesak untuk segera menikah? Namun di antara itu semua terdapat dua hal yang paling dinantikan di episode terakhir yaitu apa misteri yang tersimpan di dalam kotak rahasia milik Louis itu, dan tentu saja bagaimana hubungan antara Louis dan Bok-shil akan ditutup.
EPISODE 16
Broadcast Date: November 10, 2016
Karena melihat grafik yang sangat stabil sejak episode 12 yang lalu saya masuk ke episode terakhir dengan ekspektasi akan bertemu dengan sebuah “perayaan” sederhana tanpa kejutan. hal tersebut yang membuat momen di mana Louis membawa Bok-shil ke bioskop untuk menunjukkan sebuah video itu menghasilkan punch yang begitu kuat. Opsi tersebut sebenarnya telah eksis sejak ketika kotak misterius tersebut mulai mencuri banyak atensi, bahwasanya Louis dan Bok-shil memiliki koneksi ketika mereka masih kecil dahulu namun cara penyajian hal tersebut di sini melebihi ekspektasi yang saya tetapkan. Itu adalah sebuah pengungkapan yang sangat manis, tidak hanya sekedar menunjukkan fakta di atas tadi yang juga menjadi jawaban mengapa kotak musik itu dinamai Go Bo Ssi oleh Louis, namun terdapat emosi yang sangat mumpuni di sana terkait masa lalu Bok-shil, bagaimana kindness telah menjadi bagian dari kehidupannya sejak Bok-shil kecil.
Bagian itu menjadi highlight paling manis dari episode ini mengalahkan berbagai bagian lain yang juga berhasil menjadi penutup yang manis bagi berbagai plot di dalam cerita. Joong-won diberi kepercayaan untuk menjadi presiden Goldline dan senang melihat hal tersebut justru kini menjadi beban baginya setelah bertemu dengan dengan kehidupan bergaya freestyle yang diterapkan oleh Bok-shil dan juga Louis. Writer juga memberikan ending yang adil bagi Joong-won dengan menghadirkan kejutan lain lewat Bok-shil 2.0 yang diperankan oleh Chae Soo-Bin. Hal tersebut secara implisit juga menjadi clue bagi love line lainnya yang tidak diberikan sebuah kejelasan yaitu potensi romance antara Jo In-sung dan juga Ma-ri. Keputusan “menggantung” yang dilakukan oleh writer dan sutradara itu terasa tepat karena untuk berakhir bersama hubungan mereka masih terasa dini namun di sisi lain mereka kombinasi yang terlalu cute untuk dipisahkan.
Last but not least tentu saja kisah cinta di antara Butler Kim dan wanita perkasa bernama Heo Jung-Ran. Pesta pernikahan mereka sederhana namun digunakan dengan baik untuk menunjukkan serta mengingatkan kembali penonton pada keahlian utama Louis, yaitu berbelanja. Berbicara tentang acara pernikahan sebenarnya cukup mengejutkan ketika mendapati bahwa itu merupakan acara pernikahan antara Butler Kim dan juga Jung-ran karena atensi penonton seperti telah diarahkan bahwa itu merupakan acara pernikahan Louis dan juga Bok-shil. Cara yang sama juga writer gunakan ketika berusaha membuka opsi untuk Joong-won dan juga Ma-ri berakhir sebagai sepasang kekasih sebelum akhirnya Joong-won bertemu dengan Bok-shil 2.0 itu. Itu sebuah cara yang manis, lagipula sebuah “peresmian” berupa acara pernikahan bagi Louis dan Bok-shil bukan sesuatu yang sangat penting, sejak lama kita telah tahu bahwa mereka ditakdirkan untuk dua menjadi satu, momen di bioskop itu sudah lebih dari cukup sebagai penutup yang manis.
Terdapat berbagai kata yang terasa iconic muncul dari mulut Louis, dari “what do I do” hingga “trust me”, dan kini mereka akan menjadi sebuah kenangan manis ketika mengingat Shopping King Louis. Terutama trust me, seperti bagian penutup itu kita ditunjukkan bahwa pada dasarnya alasan Bok-shil mau “menerima” Louis yang kala itu masih kehilangan memorinya karena ia percaya bahwa Louis dapat menemukan Bok-nam, perlahan kalimat sederhana itu semakin sering Louis gunakan terhadap Bok-shil yang juga membuat Bok-shil yakin bahwa Louis merupakan pria yang dapat diandalkan. Terkesan simple namun itu merupakan penggambaran yang manis terhadap sisi simple serta salah satu dari berbagai keindahan yang dimiliki oleh cinta.
OVERALL
Pada awalnya ‘Shopping King Louis’ merupakan salah satu bagian dari begitu banyak k-drama yang tidak langsung saya beri lampu hijau pertanda “go” setelah menyaksikan dua episode pertama. Dua episode pertama Shopping King Louis sendiri sebenarnya terasa menarik namun di sisi lain harus diakui belum memiliki power yang berhasil membuat saya kala itu “haus” untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya dari pondasi dasar pada masalah yang mereka miliki. Perlu waktu untuk lekat dengan Louis dan Bok-shil sebagai dua karakter utama namun ketika hal tersebut telah tercapai yang tersisa adalah sebuah rom-com yang berpetualang dengan mencoba untuk konsisten menjadi sebuah rom-com. Terdapat beberapa misteri di dalam cerita namun tidak muncul melodrama yang berlebihan dari sana, sejak awal hingga akhir Shopping King Louis konsisten menghibur penonton dengan berbagai aksi konyol yang menyenangkan.
Hal tersebut berhasil ditampilkan oleh sutradara dan writer dengan baik meskipun cerita yang mereka miliki mengandung berbagai hal klasik dan klise dari sebuah k-drama, sebuah saja chaebol hingga feel Cinderella yang sangat kental. Cerita dan plot yang Shopping King Louis sangat klise tapi itu berhasil di counter oleh writer untuk menghadirkan berbagai kejutan yang menarik terutama di dua pertiga pertama dari total 16 episode. Momen ketika Louis dan Bok-shil berjuang bersama merupakan momen terbaik yang Shopping King Louis miliki, bahkan kala itu meskipun penonton mendukung usaha mereka untuk mendapatkan something yang hilang dari kehidupan mereka itu namun di sisi lain terdapat rasa ingin agar mereka tidak segera mencapai atau meraih target tersebut. Hal tersebut dikarenakan banter yang mereka tampilkan terasa sangat manis dan menyenangkan untuk diikuti terutama pada sikap polos yang mereka punya.
Progress cerita harus diakui memang terasa lamban terlebih dengan begitu minimnya porsi yang dimiliki oleh plot yang berisikan masalah yang lebih gelap, kelam, dan lebih serius. Tidak ada penyeimbang yang mumpuni bagi elemen komedi, beberapa drama berhasil ditampilkan dengan baik namun tidak pernah mampu menjadi kompatriot yang sepadan bagi elemen komedi. Kekutangan tersebut sangat terasa di paruh kedua terlebih ketika “kejutan” terencana yang Louis lakukan itu hadir. Dampaknya cukup signifikan karena dengan demikian ketika cerita mulai mencoba menarik atensi penonton ke arah elemen drama tidak terdapat punch yang kuat dari sana. Untung saja setiap kali hal tersebut terjadi elemen komedi mampu menjadi backup yang mumpuni terlebih akibat Shopping King Louis’s cuteness yang slowly grows on me, dan meskipun kerap memutar Louis dan Bok-shil untuk masuk dan keluar lalu kemudian masuk kembali ke dalam berbagai masalah dengan tipe serupa tidak pernah muncul rasa monoton yang terasa mengganggu, apalagi rasa jengkel.
Hal menarik lainnya dari Shopping King Louis meskipun memiliki unsur “dongeng” ala Cinderella di dalam cerita sutradara dan writer seperti sepakat untuk tidak menggunakan itu sebagai senjata andalan mereka. Mereka lebih tertarik menekankan kesan genuine dan honest di dalam hubungan cinta yang terus bertumbuh secara perlahan namun meyakinkan itu. Hal tersebut terasa mudah bagi mereka karena setelah tertarik pada Louis dan Bok-shil penonton juga merasa seperti berinvestasi pada karakter, peduli pada apa yang terjadi pada karakter. Itu juga merupakan hasil dari kualitas pesona yang dimiliki oleh karakter, mereka terasa konsisten ketika tampil sebagai individu maupun sebagai sebuah tim. Chemistry di antara aktor dan aktris juga menjadi salah faktor yang membuat karakter terus terasa menarik untuk diikuti, mereka paham kekuatan masing-masing karakter dan berusaha membuat hal tersebut bersinar terang untuk mencuri dan menjaga atensi penonton.
Bintang utamanya tentu saja Seo In-Guk. Salah satu hal yang saya cemaskan ketika menonton episode pertama Shopping King Louis adalah merasa sulit untuk klik dengan karakter Louis karena masih belum mampu melepaskan image Yang Jung-Do dari Seo In-Guk, but effortlessly this guy nailed it again. To put it simply sebagai Louis Seo In-guk menyajikan salah satu kinerja akting terbaik di sektor komedi pada k-drama di tahun ini. Kompatriot utamanya, Nam Ji-hyun, juga tidak kalah ciamik. Saya lebih mudah untuk klik dengan Bok-shil karena image “warm” and “humble” yang Bok-shil punya sudah melekat pada Nam Ji-hyun ketika saya menyaksikan ‘What Happens to My Family?’, dan di sini Ji-hyun pergunakan itu dengan baik terutama sebagai penyeimbang dan juga jangkar bagi tingkah konyol Louis. Dari karakter pendukung lain Yoon Sang-hyun merupakan yang meninggalkan kesan paling kuat, aksi berdehem andalannya itu akan begitu sulit untuk dilupakan.
I don’t think Shopping King Louis merupakan k-drama dengan soundtrack yang sangat impresif, mereka terasa understated sama seperti kualitas yang dimiliki oleh cerita. Ini sebuah petualangan rom-com yang klise namun menariknya berhasil pula menyajikan berbagai hal yang terasa “hangat” seperti sincerity, love, forgiveness, and honesty di balik berbagai aksi dan tingkah konyol yang dilakukan oleh karakter. Emosi yang ditampilkan terasa mumpuni meskipun sejak awal hingga akhir tidak mencoba menghadirkan melodrama yang terasa berlebihan. Bertumpu pada pesona karakter terutama kemampuan mereka menghibur lewat aksi konyol berhasil membuahkan hasil yang manis bagi Shopping King Louis, ia berhasil menjadi sebuah pure rom-com yang cute and lovely. All you need is love, love is all you need.
0 komentar :
Post a Comment