Tom Ford, seorang fashion designer, akrab dengan kontroversi serta image sophisticated sex appeal pada design yang ia ciptakan, enam tahun lalu menyutradari sebuah film berjudul ‘A Single Man’ yang berhasil membawa Colin Firth meraih nominasi Oscars. Pria yang berhasil “menghidupkan kembali" Gucci itu kini kembali dengan fitur keduanya sebagai sutradara, Nocturnal Animals, sebuah stylish psychological thriller. When ‘Hell or High Water’ meets ‘Maps to the Stars’ and ‘The Neon Demon’, it’s a stylish, sensual, and unique manipulation. It's a challenging film.
Seorang wanita pemilik art gallery bernama Susan Morrow (Amy Adams) kini hidup dengan pria bernama Hutton Morrow (Armie Hammer), sebuah pernikahan yang dingin terasa dari ekspresi tenang namun kaku yang Susan tunjukkan. Tidak bahagia dengan karir dan pernikahannya suatu ketika Susan menerima sebuah unpublished manuscript dari novel karya mantan suaminya, Edward Sheffield (Jake Gyllenhaal). Bercerita tentang rencana seorang pria bersama keluarganya yang goes wrong Susan perlahan terjebak di dalam cerita, dari ancaman dan aksi balas dendam Susan mulai merasa dihantui oleh violent thriller tersebut.
Dasar sinopsis tadi harus diakui memang terasa unik dan di sini Ford bentuk dengan berisikan permainan emosi yang tampak sederhana namun kompleks. Nocturnal Animals terasa seperti mencoba mengajak kamu mengamati berbagai hal pedih di dalam kehidupan, dari kelemahan hingga kondisi bingung yang digabungkan bersama aksi balas dendam penuh kebencian dengan suspense yang cukup oke. There's sinister here tapi dikemas oleh Ford lewat visualisasi yang stylish, akan banyak mengingatkan kamu pada Maps to the Stars karya David Cronenberg dengan berbagai “weird” thing di dalam cerita yang kemudian dikombinasikan dengan neo-noir thriller yang juga akan membuat kamu teringat satu film lain, yaitu Hell or High Water. Terdapat kesan alluring and compelling di dalam cerita yang membuat penonton tertarik untuk mencoba mengamati karakter dan hal tersebut yang berperan penting dalam menjaga daya tarik cerita yang terasa kompleks dan bersama karakter menjadi daya tarik utama Nocturnal Animals.
Fokusnya tidak hanya pada cerita namun juga pada karakter, dari kesan letih dan lesu akan kehidupan yang telah hadir sejak awal mereka memiliki kesan sensual yang sukses menarik atensi. Terdapat sedikit unsur fantasi di dalam cerita sehingga tidak heran meskipun bermain di dunia nyata imajinasi penonton cukup berhasil dipermainkan oleh Ford. Pendekatan yang Ford terapkan di sini memang tidak selalu kokoh sejak awal hingga akhir tapi dia mampu membuat karakter punya pesona yang hypnotic sehingga membuat cerita terasa haunting. Excitement yang dihasilkan terasa cukup stabil, perspektif dari karakter yang tidak begitu beragam membuat terdapat kesan misterius pada karakter dan juga cerita, menimbulkan berbagai pertanyaan yang bermula dari kondisi di mana Susan merasa “terganggu” ketika membawa script tersebut. Pertanyaan paling menarik di sini adalah di mana posisi Susan dan Edward di dalam masalah tersebut? Siapa yang menjadi korban dan siapa yang merupakan pelaku?
Di sana hal paling menarik yang Nocturnal Animals miliki, cara Tom Ford memanipulasi cerita yang didasari dari novel berjudul ‘Tony and Susan’ karya Austin Wright. Karakter terasa sedikit shallow dan revelations juga membutuhkan cukup banyak waktu untuk tiba, alhasil kita dibawa berputar-putar dengan mempertanyakan action yang karakter lakukan, dari hal absurd hingga kemunculan berbagai kemungkinan yang mungkin akan terasa unik maupun aneh. Edward merupakan pria yang ekstrim dan keji, dia mencoba masuk ke dalam kehidupan mantan istrinya, dari sana impresi awal kita bahwa Edward merupakan antagonis tapi menariknya Ford mencoba membuat kita bersimpati pada Edward. Itu membuat mood unsettling cukup sering terasa, emptiness yang berisikan terror namun suasana yang terasa dingin. Cukup risky tapi untung saja itu semua tadi tidak pernah terasa membosankan berkat kemampuan visualisasi dari Tom Ford yang sangat mumpuni, dari design, score, hingga cinematography dan colour palette, mereka terasa atraktif dan juga tasty.
Spotlight film ini selain cerita juga pada karakter dan Tom Ford banyak terbantu oleh performa akting dari cast. Wanita dengan emosi yang dingin di dalam kehidupannya Susan berhasil ditampilkan dengan baik oleh Amy Adams, penampilan yang bewitching sebagai wanita yang dipenuhi perasaan bersalah serta penyesalan, fragile, lonely, and guilty. Sementara itu Jake Gyllenhaal berhasil membuat Edward terasa misterius, memiliki dua sisi yang sama menarik antara kesan berbahaya dan rentan. Selain dua pemeran utama terdapat beberapa pemeran pendukung yang berhasil mencuri perhatian seperti Aaron Taylor-Johnson (an impactful performance), Laura Linney, Michael Sheen, Armie Hammer, dan Isla Fisher. Tapi di antara mereka Michael Shannon yang bersinar paling terang, membuat karakter Detective Bobby Andes terasa segar dan unforgettable, dari bertingkah kasar dan tidak senonoh hingga aksi energik, dia berhasil membuat potensi hadirnya kejutan yang menggigit terus eksis meskipun juga kerap membuka jalan bagi masuknya beberapa dark comedy ke dalam cerita.
Menggunakan beberapa kata sederhana ‘Nocturnal Animals’ merupakan sebuah thriller yang seduktif dan hypnotic. Tom Ford berhasil menggunakan karakter dan juga cerita untuk menampilkan sebuah penggambaran dari sisi pahit di dalam kehidupan. Berhasil meraih atensi penonton dan membuat mereka tertarik pada kisah misterius yang terasa compelling, nasty dan juga glossy, seperti sebuah fantasi berisikan aksi kejahatan yang divisualisasikan dengan cara stylish oleh Tom Ford. Not super great namun dengan feel dan tensi yang terasa unik ketika mencoba memanipulasi penontonnya ‘Nocturnal Animals’ berhasil menjadi psychological thriller yang stylish, sensual, and unique. Surely Ford has out done himself with this one. Segmented.
Nonton dimana bang? Aku udah lama nunggu2 film ini :D
ReplyDeleteKira2 Amy Adams atau Jake Gyllenhaal dapat Oscar ga di film ini?
Writer laurawidy saat ini menetap di London. Ditonton di Curzon Soho. Prediksi Laura nominasi Oscars lebih berpeluang untuk screenplay, cinematography, score dan supporting actor. :)
Deleteternyta penulisnya orang terpisah ya...
Delete