"God’s a cunt."
Butuh waktu lima tahun
bagi Andrea Arnold untuk kembali
menelurkan karya terbarunya, setelah melanjutkan ‘Fish Tank’ dengan ‘Wuthering
Heights’ kini Andrea kembali dengan sebuah road movie, sebuah social drama yang mengusung marginalised youth sebagai materi utamanya, merupakan sebuah
penggambaran yang natural dan honest pada kondisi sulit terutama karena
tuntutan hidup dan juga ekonomi yang dialami oleh kaum marjinal. It happen when Spring Breaks meet The Tree
of Life.
Seorang young woman
bernama Star (Sasha Lane) sedang
mencari makanan sisa di dalam tong sampah di belakang sebuah supermarket. Dalam
perjalanan pulang ia kemudian bertemu dengan Jake (Shia LaBeouf), dengan cepat terjerat pada karisma yang Jake
punya Star lalu bersedia menerima tawaran kerja dari Jake. Star bertemu dengan
teman barunya, anggota “crew” lainnya dari sebuah sales team yang bekerja door-to-door
untuk menjual magazine subscriptions.
Star mencoba “menggunakan” Jake di dalam pekerjaan barunya itu yang lantas
membuatnya dan para misfits lainnya masuk ke dalam berbagai masalah.
Pekerjaan yang dimiliki
karakter membuat American Honey akan
membawa kamu berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya, bertemu dengan
masalah, keluar, lalu bertemu lagi dengan masalah. Ketika menyaksikan film ini Spring Breakers terlintas di pikiran
saya, konsepnya kurang lebih sama yaitu menyaksikan para kaum buangan
bergembira dan bertemu berbagai rintangan. Di sini ada Krystal (Riley Keough), pemimpin sales team dengan sikap acuh, ia membuat sebuah aturan bahwa siapa
di antara “bawahannya” itu yang hasil penjualan terendah akan dipukuli oleh
anggota lainnya. Itu unik karena kini sorry
to say majalah tidak lagi sepopuler dulu, tidak heran karakter kemudian
mencoba cara apapun termasuk dengan menipu. Krisis tersebut digunakan oleh Andrea Arnold untuk berbicara tentang
kerasnya kondisi sosial sekarang ini, dengan sedikit kesan documenter American Honey mencoba berbicara tentang mimpi dan
kebebasan dengan menunjukkan karakter yang “hilang” di dalam perjuangan.
Kekuatan utama American Honey ada pada storytelling, Andrea Arnold mencoba untuk membuat petualangan Star itu menjadi
sebuah road movie yang terasa
natural. Cerita memang punya social
commentary tapi mereka hadir lewat karakter yang bertingkah liar dan erratic, para youths yang clueless dan
intoleran. Daya tarik utama film ini adalah penggambaran tentang
"kebebasan", para remaja beranjak dewasa itu dihadapkan pada
tantangan dan dari sana mereka bertemu dengan berbagai kegembiraan penuh gairah
jiwa muda dan juga tragedi. Star dan karakter lainnya merupakan tipe pemuda
pemudi yang semakin mudah ditemukan sekarang ini, berusaha tampak keren dan
menikmati hidup, menari dan bernyanyi lalu kemudian “bertabrakan” satu sama
lain. Termasuk Shia LaBeouf para
aktor dan aktris cukup fit pada peran mereka masing-masing, kecuali Sasha Lane yang memberikan performa akting
memikat sebagai remaja yang nothing to lose dan kehilangan arah.
Sayangnya tidak seperti
‘Fish Tank’ dan ‘Wuthering Heights’ ini bukan film dari Andrea Arnold yang akan memorable
bagi saya. Storytelling terasa
natural tapi tidak selalu terasa “real”,
dengan durasi 163 menit cerita bahkan beberapa kali terasa seperti kehilangan
arah for me. Apa yang Star dan karakter lain lakukan di dalam layar menarik
untuk diamati tapi tidak sepenuhnya engaging,
repeating act yang membawamu bertemu dengan weed, vodka, dan motel
kurang berhasil mempertahankan kualitas resonant
yang cerita punya. Andrea Arnold
memberi banyak kesempatan pada setiap momen untuk bermain tapi karena narasi
terasa repetitive beberapa dari
mereka jadi terasa terlalu biasa, impact
yang mereka hasilkan perlahan menurun kualitasnya. Tujuan yang disasar berhasil
American Honey raih tapi tidak kuat,
merupakan sebuah studi karakter yang oke tapi tidak meninggalkan punch yang
kuat.
Cinematography close-ups dengan cita rasa Terrence Malick cukup oke dalam
mengikat atensi tapi sayangnya perputaran yang repetitive itu membuat cerita grew
a bit loose dan menyebabkan American
Honey tidak mencapai potensi terbaiknya. Andrea Arnold ingin bercerita tentang para pemuda “kurang mampu”
yang kehilangan hak mereka, mengajak penonton mengintrospeksi mereka dengan
membawa karakter lari dari kenyataan. Gaya hidup hedonis, amoral, sampai
kapitalisme, mereka adalah masalah yang berhasil ditampilkan secara understated oleh American Honey meskipun sayangnya kali ini tidak memiliki hasil akhir
yang kuat, sometimes very interesting,
sometimes feels so superficial. Segmented.
0 komentar :
Post a Comment