Sebagai informasi
pembuka ‘Masterminds’ merupakan
bagian dari daftar film yang kami antisipasi tahun lalu, memiliki cast
beranggotakan Zach Galifianakis, Owen
Wilson, Jason Sudeikis, dan SNL’s
popular ladies yang dipimpin Kristen
Wiig kala itu sangat menantikan kegilaan macam apa yang akan film ini
berikan. Namun sayangnya hype tersebut
menghilang, dijadwalkan rilis pada pertangahan tahun kemudian mundur ke slot
pada akhir tahun film komedi bertemakan caper ini pada akhirnya baru rilis di
negara asalnya hampir satu tahun kemudian. Is
it worth the wait?
David
Scott Ghantt (Zach Galifianakis) merasa bosan dengan
pekerjaan mengambil dan mengantar uang yang ia lakukan, namun suatu ketika hal
itu berubah saat wanita bernama Kelly
Campbell (Kristen Wiig) bergabung dengannya. David tertarik pada Kelly dan
dia merasa bahwa Kelly merupakan wanita yang selama ini ia cari, menggantikan
tunangan David kini, Jandice (Kate
McKinnon). Kelly melihat peluang yang ia punya pada David dan bersama
dengan Steven Eugene "Steve"
Chambers (Owen Wilson) memanfaatkan David untuk melakukan aksi pencurian
uang. Rencananya Kelly itu ternyata tidak semudah yang ia bayangkan setelah
mengetahui hitman Mike McKinney (Jason
Sudeikis) dan FBI Special Agent
Scanlon (Leslie Jones) sedang mengejar mereka.
Sejak awal tidak tahu
apa ciri khas atau “keunikan” yang dimiliki oleh sutradara Jared Hess tapi dari cara dia mengeksekusi cerita dapat dilihat
bahwa ia punya sentuhan yang berani, sikap ragu tidak terasa kental ketika
mencoba membuat berbagai karakter yang dapat dikatakan “crazy” itu beraksi. Hal itu di bagian awal memberikan efek yang
sangat oke, cerita seperti punya energi yang langsung membuat penonton tertarik
tidak peduli bahwa mereka sebenarnya klasik dan klise, begitu juga dengan
karakter yang tampak akan menyenangkan untuk diikuti. Bagian awal ‘Masterminds´ juga semakin oke karena
cerita yang tampak berenergi itu sudah menetapkan tujuan yang jelas, seperti
yang kamu baca di sinopsis tadi
tujuan dari setiap karakter telah jelas, dari yang terkait perasaan hingga
bisnis dan juga pekerjaan. Dari sana kemudian kita dibawa masuk ke dalam mix dari berbagai aksi aneh yang tampil
dengan tujuan yang juga jelas yakni membuat kamu tertawa.
Sayangnya tidak semua
usahanya itu berhasil. Cerita yang tidak mencoba bercerita terlalu detail
membuat kesempatan tampil bagi unsur komedi cukup besar, dari goofball hingga disgusting jokes beberapa dari mereka berhasil bekerja dengan baik
tapi tidak sedikit pula yang terasa dingin dan tidak hit. Untung saja durasi
film ini hanya 94 menit jika sehingga kombinasi tawa dan rasa jengkel itu tidak
meninggalkan kesan yang mengganggu. Sejak awal penonton tidak dibawa untuk
fokus pada plot, screenplay lebih
memilih tampil menggunakan character-oriented
humor sehingga tidak heran hit atau miss tergantung pada aksi konyol karakter. Sulit untuk mengatakan
saya menemukan big laughs yang
berkualitas di sini namun sekedar tertawa kecil itu banyak, tapi masalahnya
momen yang terasa “dingin” juga cukup signifikan jumlahnya dengan scene berisikan karakter Mike McKinney
yang paling sering terasa hambar.
Dari awal yang tampak
menjanjikan itu ‘Materminds’ perlahan
mulai sering terasa stuck, cerita
yang sempit membuat satu-satunya jalan untuk menjaga perhatian penonton adalah
dengan menampilkan aksi gila karakter yang sayangnya terlalu banyak yang
langsung menuju ke sasaran. Kurang dipoles dengan baik pesona karakter menurun
seiring berjalannya waktu, alhasil beberapa humor yang mencoba mengeksplorasi
kekurangan karakter jadi terasa sedikit insulting. ‘Materminds’ punya cukup banyak
momen yang kita tahu itu bisa terasa lucu tapi justru terasa uncomfortable untuk tertawa, banyak
usaha melucu yang terasa “huh” setelah mereka muncul. Hal lain yang cukup
disayangkan adalah kurangnya “perhatian” sutradara dan writer pada karakter
wanita, mereka likable tapi
kesempatan bersinar terasa minim jika dibandingkan dengan karakter pria. Bukan
berarti harus sama rata tapi karakter wanita punya potensi yang jauh lebih
besar ketimbang hanya dijadikan pendamping dengan mengandalkan fisik saja.
Meskipun usaha tampil
lucu yang mereka lakukan tidak semuanya bekerja dengan baik satu hal yang pasti
di sini para cast tampak having a good time memainkan karakter
mereka masing-masing. Sebagai karakter utama David berhasil ditampilkan dengan
cukup baik oleh Galifianakis, kesan goofy
dan awkward yang ia miliki terasa
oke, energi yang dimiliki mayoritas berasal darinya. Kristen Wiig bersama kompatriot SNL lainnya Kate McKinnon, Leslie Jones, dan Jason Sudeikis juga tampil cukup baik dengan karakter mereka
masing-masing meskipun nama terakhir tadi kerap membawa momen yang terasa
“dingin” dengan karakternya. Sejak awal jelas bahwa screenplay terasa character-oriented
sehingga juga terasa uneven, semua
bergantung pada seberapa sukses para aktor beraksi konyol di depan kamera, dan
korban yang paling jelas dari hal tersebut adalah Owen Wilson, he seems bored here.
In
the end sulit untuk mengatakan ‘Masterminds’ sebagai film komedi yang super buruk namun jika
menghitung kuantitas dan kualitas dari hit
dan miss yang ia hasilkan ini
berada di bawah standar memuaskan meskipun tidak memuakkan. ‘Masterminds’ merupakan mix dari berbagai unsur klasik komedi
yang tidak menghasilkan banyak tawa yang menyenangkan, punya beberapa momen
lucu lewat aksi slapstick dan gaya
liar karakter unsur komedi lebih didominasi jokes yang miss meskipun mereka
menggunakan hal-hal konyol dan ganjil yang sangat mainstream. Niat Jared Hess mungkin
ingin straightforward bermain dengan kekonyolan, hal yang sangat disayangkan
karena jika dipoles lebih jauh lagi ia dapat menciptakan sebuah caper comedy yang berkualitas lebih oke
dari ini, terlebih jika melihat jajaran A-list
stars di genre komedi yang ia miliki. Segmented.
0 komentar :
Post a Comment