Ketika berbicara
tentang film komedi hasil akhir yang mereka berikan kerap terbagi menjadi
beberapa kelas yang sederhana dengan dua variabel utama yang paling krusial,
yaitu terasa lucu dan menyenangkan. Ada komedi yang lucu tapi tidak terlalu
terasa menyenangkan, ada pula komedi yang tidak terlalu lucu tapi terasa
menyenangkan. Dua hal tadi tampak sepele memang tapi perlu racikan yang tepat
agar mereka saling berkombinasi dengan baik yang tentunya akan menghasilkan
sebuah komedi yang menarik, yaitu komedi yang lucu dan juga menyenangkan.
Menggabungkan formula dan materi klasik dari genre komedi bersama sentuhan
action dan juga spy, di mana posisi akhir Keeping
up with the Joneses berada? It's a
"strange" comedy.
Jeff
Gaffney (Zach Galifianakis) merupakan seorang human resource
manager sementara sang istri Karen (Isla
Fisher) berprofesi sebagai interior designer paruh waktu. Suburban couple ini hidup bahagia bersama anak-anak mereka, namun
ketika mengirim anak mereka ke acara perkemahan pada saat yang sama Jeff dan
Karen kedatangan tetangga baru. Mereka adalah seorang writer bernama Tim Jones (Jon Hamm) dan pasangannya, Natalie Jones (Gal Gadot), seorang
blogger dan philanthropist. The Joneses
tampak sempurna di mata tetangga mereka itu tidak heran The Gaffneys perlahan semakin yakin bahwa The Joneses merupakan mata-mata.
Hal yang paling
mengejutkan dari Keeping Up with the
Joneses adalah bahwa ini merupakan film stupid comedy yang paling bodoh
dari sutradara Greg Mottola jika
dibandingkan dengan film-film miliknya seperti Superbad, Adventureland, dan Paul.
Di sini Mottola bersama dengan screenwriter
Michael LeSieur sangat kompak untuk
membuat Keeping Up with the Joneses
menjadi komedi yang sangat didominasi dengan exaggeration acts, menggunakan karakter yang pada dasarnya klasik
dan you’ve seen before lalu
memasukkan mereka ke dalam cerita yang juga berisikan formula serta materi standar dari genre komedi, termasuk komedi
yang mencampur elemen spy di dalam cerita. Sebenarnya itu tidak salah tapi di
lain sisi harus disertai dengan kemampuan sutradara untuk membuat hal-hal
klasik itu bersinar dengan baik sehingga terasa menyenangkan. Greg Mottola berhasil melakukan itu dengan
cukup baik.
Yup, cukup baik. Hal
paling dasar yang harus dilakukan sebelum menonton film ini membuang jauh-jauh
harapan akan mendapatkan sebuah komedi berisikan aksi mata-mata yang exciting. Kegembiraan yang dihasilkan Keeping Up with the Joneses terasa oke
tapi mereka datang dari karakter bukan dari cerita, kondisi di mana Jeff dan
Karen tiba-tiba merasa waspada pada kemunculan Tim dan Natalie di dalam
kehidupan mereka. Alasan dari sikap waspada itu bahkan tidak kuat, cerita dapat
bernafas hingga akhir hanya dengan mengandalkan rasa curiga, obsesi, dan rasa
ingin tahu karakter terhadap karakter lain. Ini generik dengan beberapa momen
yang terasa bland di dalamnya. Benar, beberapa, karena sisanya adalah sajian komedi
dengan “bentuk” yang oke dan mampu tampil lucu meskipun sejak membaca sinopsis penonton sudah menyadari bahwa
tidak ada yang special dan benar-benar segar dari apa yang Keeping Up with the Joneses coba lakukan.
Seandainya Greg Mottola dan Michael LeSieur mampu memberikan bumbu penyedap yang sama
menariknya di unsur action mungkin Keeping
Up with the Joneses dapat terasa lebih baik lagi. Ketika layar hanya
berisikan usaha melucu saja mereka kerap menghasilkan hit terlebih dengan visual
gag yang cukup oke, tapi ketika bergabung dengan unsur action dan drama mayoritas di antara mereka meleset dari sasaran
tembak. Unsur action harus diakui terasa dull,
hanya satu adegan berisikan motorcycle
and car chase yang oke, selebihnya mereka seperti sahabat yang don't know how to jam sehingga membuat
kegembiraan berubah jadi kaku. Akibatnya unsur komedi tidak pernah totally hit,
karakter juga tidak berkembang, dan yang paling krusial plot terasa campur
aduk. Unsur komedi dan unsur spy yang film ini punya tidak punya koneksi yang
menarik sehingga unsur komedi harus berjuang keras agar energi yang film ini
miliki tidak mati.
Kondisi tidak merata
dan juga kontras itu juga terjadi di bagian cast. Sebagai pasangan suami istri
Fisher dan Galifianakis menciptakan kombinasi yang menarik, tidak begitu peduli
pada apa yang mereka hadapi tapi selalu menantikan aksi konyol apa lagi yang
akan mereka lakukan selanjutnya. They’re
fun to watch, energi mereka terasa oke terutama ketika melakukan aksi
comical. Yang menjadi masalah adalah Keeping
Up with the Joneses bukan hanya tentang dua karakter saja, ini tentang
empat karakter, sementara Jeff dan Karen terasa menarik sayangnya Tim serta
Natalie bukan karakter yang stabil terasa menarik. Komedi bukan “makanan” utama
Gal Gadot dan Jon Hamm, mereka pasti bisa lucu asalkan diberikan materi yang
mendukung karakter mereka untuk terasa lucu. Sayangnya Keeping Up with the Joneses tidak melakukan itu dengan baik
sehingga karakter Tim dan Natalie terasa “pucat” meskipun chemistry sebagai pasangan terasa oke.
Keeping
Up with the Joneses punya niat dan tujuan yang oke sejak
awal, seperti ingin menggunakan unsur family
dan spy untuk menjadi sebuah satire tentang pernikahan dan
persahabatan, tapi sayangnya observasi yang ia sajikan kepada penonton tidak
berisikan subjek dan objek yang stabil terasa menarik. Mencoba “keep it simple” dengan tampil
“berlebihan” seperti menggunakan slapstick
harus diakui unsur komedi film ini terasa oke tapi sayangnya aksi manic itu tidak ditemani dengan unsur
lain yang mampu menyeimbangkan rasa. It’s
quite fun and funny as a comedy, but as a spy comedy, it’s quite funny
but not fun enough.
0 komentar :
Post a Comment