Jika memperhatikan
secara seksama poster di atas maka mungkin akan terasa aneh mendapati sebuah
film dengan judul yang mengandung kata akuntan justru tampil dengan senjata dan
mencoba menciptakan kesan “mematikan”. Faktanya hal tersebut bukan sebuah upaya
“menipu” yang dilakukan oleh film ini, dua hal tadi mencoba bergabung untuk
menciptakan sebuah puzzle penuh
kerumitan, bermain dengan masalah keuangan dengan sedikit sentuhan studi
karakter lalu membungkus mereka bersama rasa yang kerap kita temukan dari
berbagai film superhero terlebih
dengan karakter yang memiliki semacam “superpowers”
menarik. Itu tadi merupakan sebuah kombinasi yang unik, namun menjadi unik
bukan sebuah jaminan akan sepenuhnya berhasil menjadi hiburan yang menarik. The Accountant: when "Nemo" trying
to look like a shark, it’s a robotic John Wick.
Perawakan yang ia
miliki memang tampak dingin namun pria bernama Christian Wolff (Ben Affleck) merasakan proses bertumbuh yang tidak
“dingin” sejak kecil. Di bawah didikan sang ayah bersama dengan saudaranya Braxton (Jon Bernthal), Chris dididik
dengan sistem yang “keras”, ia bahkan belajar pencak silat sebagai upaya
mempersenjatai diri jika ada yang “menyerang” menggunakan kelainan sistem saraf
yang Chris miliki, yaitu autisme.
Tidak menjalani proses terapi gangguan pada otak tersebut nyatanya berhasil
Chris lawan hingga ketika ia telah dewasa, menjalani rutinitas termasuk
mendengarkan lagu rock dengan jadwal rutin setiap harinya kini Chris berprofesi
sebagai akuntan dan menjalankan sebuah jasa konsultan pajak.
Celakanya otaknya yang
jenius itu justru membawa Chris masuk ke dalam sebuah rencana jahat. Seorang
taipan di bidang teknologi robotic, Lamar
Blackburn (John Lithgow), meminta Chris untuk menyelesaikan sebuah masalah
di sektor keuangan perusahaannya, masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh
seorang Certified Public Accountant
bernama Dana Cummings (Anna Kendrick).
Celakanya keberhasilan Chris memecahkan masalah keuangan tersebut membawa
dirinya dan juga Dana ke dalam sebuah masalah terkait korupsi dengan taruhan
nyawa. Situasi Chris semakin pelik karena dia juga menjadi target dari Raymond King (J. K. Simmons) yang
mencoba mengurai kasus penipuan dan pembunuhan yang terkait dengan Living Robotics.
Impresi awal yang
diberikan oleh ‘The Accountant’
adalah ia mencoba mendorong kesan “cool”
yang dimiliki oleh karakter utamanya, Christian
"Chris" Wolff, mencoba membentuk pesona serta karisma termasuk
kesan misterius dan serba bisa yang Chris punya, seperti ‘Taken’ atau ‘John Wick’.
Sutradara Gavin O'Connor melakukan
pekerjaan yang sangat baik di bagian awal ini, ia sukses membentuk script yang
ditulis oleh Bill Dubuque itu untuk
mengakomodir perkenalan Chris dan penonton secara tepat dan cepat. Kesan
pertama ketika berjumpa dengan Chris adalah ia merupakan pria yang “jenius”,
terdapat kesan bahwa dapat diandalkan dari dirinya terutama ketika berurusan
dengan masalah terkait keuangan. Meskipun tampak “dingin” Chris merupakan
karakter yang sangat likable,
berhasil membuat penonton merasa tertarik untuk mengetahui lebih banyak
informasi tentang dirinya karena merasa ia menyimpan sesuatu yang dapat
menghasilkan kejutan.
Itu sebuah start yang baik bagi ‘The Accountant’ dan terasa cukup melegakan
setelah kemudian mendapati bagaimana cara konflik bermain dengan penonton.
Setelah perkenalan itu kita dibawa masuk ke dalam jalinan dari berbagai konflik
di mana masing-masing dari mereka tidak ada yang mau langsung terasa “clear”, sesuatu yang cukup baik karena
mampu menciptakan kesan misterius meskipun tidak sepenuhnya begitu memikat. Hal
terakhir tadi menjadi satu-satunya hal yang di awal cukup mampu mengunci atensi
penonton pada ‘The Accountant’ di samping
pesona Chris yang cukup konsisten hingga akhir, lain dari pada itu kita hanya
berjalan bersama sebuah action thriller
yang terasa generik dan juga robotic.
Alur cerita utama terkait akuntan dan hitman itu berhasil mengatasi kesan
“biasa” yang ia miliki di bagian awal, menciptakan dunia Chris serta berbagai
ruang bermain yang oke, namun setelah itu ‘The
Accountant’ mencoba untuk melakukan banyak hal, mencoba detail namun justru menggerus power dari punch di
setiap elemen.
Sebagai penggemar action thriller dengan sentuhan misteri di dalamnya cukup aneh mendapati
diri bertemu dengan situasi jenuh ketika berjalan bersama Chris, ini cukup baik
dalam bercerita termasuk hubungan sebab dan akibat tapi semakin jauh dari sinopsis mereka semakin terasa lifeless. Hal tersebut terjadi karena ‘The Accountant’ yang sejak awal
sebenarnya sadar bahwa ia seekor nemo
namun sayangnya mencoba untuk tampil buas layaknya seekor Great White Shark. Memasukkan berbagai upaya membuat Chris tampak
“besar” salah satunya seperti lewat kilas balik ke masa lalu sayangnya semua
itu tidak memberikan impact yang
kuat, baik itu terhadap karakter maupun konflik. Momen ketika script mencoba menunjukkan bagaimana
Chris berjuang melawan kekurangannya itu semakin lama terasa terlalu “normal”,
terasa aneh pula ketika terdapat banyak ruang bermain serta durasi sebesar 128 menit cerita ‘The Accountant’ justru tidak berkembang
menjadi sebuah kompleksitas yang menarik, stabil terasa tipis dan terkesan not much interesting to do.
Materi yang dimiliki
oleh ‘The Accountant’ sebenarnya straightforward tapi di sini Gavin
O'Connor mencoba mengolahnya menjadi sebuah presentasi yang mencoba untuk
terasa rumit, hal yang sayangnya tidak dicapai dengan kualitas yang baik.
Mereka cukup baik dalam “memperlakukan” kekurangan yang dimiliki oleh karakter
utama namun meskipun sejak awal telah mencuri atensi penonton nyatanya di first act fokus cerita tidak kuat pada
Chris, kita dibawa bertemu dengan masalah keuangan serta motif dari rencana
yang disusun oleh King. Penonton juga bertemu dengan Dana yang coba digunakan
untuk melelehkan “dinding” yang selama ini membuat Chris sulit melakukan
interaksi sosial. Tapi sayangnya tidak semua karakter dan konflik tersebut konsisten terasa
menarik, kemunculan mereka di dalam layar lebih sering membuat narasi menjadi
dingin dan juga kering. Dampaknya berbagai event ukuran kecil itu tidak berhasil
menciptakan sebuah event besar yang kuat dan memikat, dalam hal tentu saja
terkait karakter utama kita, Chris.
Itu selalu menjadi daya
tarik dari sebuah action crime thriller,
banyak event kecil mencoba membangun
kerumitan untuk kemudian disatukan dalam sebuah event besar yang memikat, ‘The
Accountant’ tidak punya itu. Setelah paruh pertama yang cukup oke ia mulai
terasa repetitif dengan proses build-up
yang terasa uninspired. Elemen teknis memberikan kontribusi yang cukup baik
namun tanpa berkembangnya unsur dramatis di dalam cerita konflik yang berputar
di sekitar Chris tidak pernah terasa terus mengigit atau mencengkeram, hal yang
sejak awal coba untuk dicapai oleh ‘The
Accountant’. There’s a lot of thing
going on here tapi sebagai sebuah
kesatuan mereka tidak terasa dinamis, alhasil ketika berbagai kejutan itu
muncul tidak ada kesan shocking yang
mumpuni. Sejak awal mencoba menekankan pada karakter pada akhirnya benang
cerita berakhir dengan rasa antiklimaks, hal yang sayangnya juga berakhir
dengan rasa hambar dan juga datar ketika disatukan secara singkat dan cepat di
bagian akhir.
Satu-satunya elemen
yang berhasil tampil dengan kualitas oke sejak awal hingga akhir hanya divisi
akting. Cast melakukan pekerjaan yang cukup baik terhadap karakter mereka yang
terjebak di dalam sebuah permainan dengan cerita yang tipis itu. Affleck berhasil menangkap berbagai
kekurangan yang dimiliki oleh Chris sebagai autistic
person namun di sisi lain ia juga mampu meyakinkan penonton pada pesona kick-ass dari Chris. Kombinasi dua hal
tersebut yang membuat Chris terus terasa menarik hingga akhir, tidak seperti
hubungannya dengan karakter di sekitarnya. Anna
Kendrick berhasil membuat Dana menjadi karakter yang likeable, membuat perjuangan Chris menyelamatkannya terasa menarik,
namun sama seperti karakter menarik lain seperti King dan juga Marybeth Medina yang diperankan oleh Cynthia Addai-Robinson, ia terasa underused. Mungkin mereka masih disimpan
untuk memegang peran yang lebih besar di sekuel, sesuatu yang layak untuk
terwujud mengingat meskipun kurang memuaskan Chris dan karakter lainnya seperti
memiliki banyak hal menarik yang masih belum digali.
Overall, ‘The Accountant’ adalah film yang kurang
memuaskan. Meskipun tidak sepenuhnya kuat paruh pertama ‘The Accountant’ terasa menarik, terutama pada seperempat awal yang
terasa kuat, namun setelah itu ia terjebak di dalam usaha mengubah materi yang
tipis baik itu pada konflik dan juga mayoritas karakter untuk menjadi sebuah
presentasi yang kompleks atau rumit. Di awal ‘The Accountant’ punya pesona dan energi yang tidak buruk namun puzzle yang ia ciptakan tidak mampu
untuk sepenuhnya mempertahankan kualitas dua hal tadi untuk mengikat atensi
penonton hingga akhir, mencoba tampak “cool” dan rumit namun berakhir hambar
dan datar. Without a great
"punch", this one is a robotic John Wick. Segmented.
Feeling special, unique, or something? huh?
ReplyDelete