Salah satu kejutan di
pagelaran Comic-Con 2016 yang lalu
adalah terungkapnya fakta bahwa sebuah film horror
yang sejak awal produksi hingga ketika dipasarkan berada di bawah judul ‘The Woods’ ternyata merupakan sekuel
dari salah satu film found footage
psychological horror populer, The Blair Witch Project. Filmmaker beralasan usaha “bersembunyi” itu untuk
mengantisipasi backlash atau respon
negatif dari internet, tapi ternyata tidak hanya judul saja namun sejak awal
hingga akhir di tangan sutradara ‘You're Next’ dan ‘The Guest’ film ini
memang “bersembunyi” di balik 'The Blair
Witch Project'. Apakah itu menghasilkan sesuatu yang baik? They chose the wrong title, this one is a
'Blur Witch'.
James
Donahue (James Allen McCune), adik dari Heather Donahue, mendapat sebuah clue
terkait misteri menghilangnya kakak perempuannya itu. James menemukan sebuah
video berisikan gambar dari Heather, bersama sahabatnya Peter (Brandon Scott) James kemudian mencoba masuk ke dalam hutan
untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Bersama mereka ikut pula pacar Peter
yang bernama Ashley (Corbin Reid)
serta teman mereka Lisa (Callie
Hernandez), seorang documentarian. Grup tersebut semakin besar ketika dua
penduduk lokal, Lane (Wes Robinson)
dan Talia (Valorie Curry) ikut
bergabung. Rencana James dan timnya itu tampak lancar pada awalnya tapi setelah
itu kemudian muncul berbagai terror, mereka masuk ke dalam permainan penuh
siksaan yang dilancarkan oleh Blair Witch.
Dengan budget $60,000 ‘The Blair Witch Project’ 17 tahun yang
lalu berhasil mencetak pencapaian box
office sebesar $248,6 juta, menciptakan sensasi di ranah genre horror yang
kemudian menaikkan popularitas subgenre
horror, found footage. Popularitas tersebut tetap kuat untuk menjadi bagian
dari pop culture dan meskipun sekuel
yang muncul satu tahun kemudian tidak begitu memikat tapi premise tetap menjadi
sesuatu yang "empuk" untuk dieksplorasi. Premis yang dimiliki oleh ‘The Blair Witch Project’ ibarat yang
sebuah batu permata yang baru diasah sedikit saja, menciptakan banyak peluang
bagi filmmakers untuk memolesnya dan
membuatnya bersinar. Banyak film horror
found footage yang sudah mencoba melakukan hal tersebut, beberapa dari
mereka berhasil tapi tidak sedikit pula yang gagal. Nah, ‘Blair Witch’ ini salah satu anggota terbaru di kelompok yang gagal
tadi, sebuah remake yang “bersembunyi” dengan topeng sebuah sekuel.
Dari sinopsis tampak
memiliki kaitan dengan ‘The Blair Witch
Project’ tapi pada dasarnya di sini Adam
Wingard membuat sebuah remake
dengan lebih banyak kamera dan crew.
Sebenarnya di awal saya cukup mengantisipasi penggambaran yang akan Wingard
sajikan di sini karena secara teknologi mereka jelas memiliki kemudahan yang
lebih besar ketimbang ‘The Blair Witch
Project’, plus trailer memiliki kualitas yang terhitung oke. Tapi ternyata selama 89 menit durasi yang dia lakukan adalah
membuat imitasi dari ‘The Blair Witch
Project’. Tidak hanya karakter masuk ke hutan dan bertemu setan saja yang sama
tapi style yang digunakan di sini
juga nearly identik. Meskipun hal
tersebut membuat kejutan di dalam cerita yang ditulis oleh Simon Barrett itu jadi minim buat mereka yang telah
menyaksikan ‘The Blair Witch Project’
tapi sebenarnya hal tersebut bukan hal yang salah untuk dilakukan. Mereka sebut
itu sebagai usaha penyegaran, tapi yang disayangkan di sini adalah usaha refresh itu tidak mampu menghasilkan
kualitas yang at least levelnya sama
dengan pendahulunya.
Di awal Wingard
sebenarnya menunjukkan potensi approach
yang segar, hal terbaik datang dari peralatan yang dibawa oleh James dan timnya.
Tapi ternyata hanya itu bagian segar film ini, ketika malapetaka itu tiba ‘Blair Witch’ berubah menjadi ‘The Blair Witch Project’ dengan
kualitas di setiap elemen berada beberapa tingkat di bawah. Set-up yang “bodoh” dan dangkal tidak
masalah, ‘The Blair Witch Project’
juga punya itu tapi nama terakhir tadi kemudian bisa tumbuh menjadi petualangan
yang intens dan menakutkan. Di sini beda, ini tidak menyeramkan sehingga kesan dumb and
shallow yang muncul di awal tadi
tidak bergeser sebagai fokus atensi penonton. Cerita juga sama, usaha tampak
kompleks justru berujung frustasi untuk mengikuti karakter berjalan, tidak
terasa engaging meskipun mereka
menjerit dan berteriak, hingga ketika momen the
witch akan beraksi tiba kita bertemu dengan musik yang mulai berusaha
menciptakan jump scare dan situasi hiruk-pikuk penuh gemuruh tapi uniknya tetap membuat
atmosfir terasa normal.
Usaha membuat penonton
merasa takut di sini terasa “cheap”
tidak hanya dari cerita yang standar dan tetap tidak tampil menarik di bawah
pengarahan sutradara, bagian teknis yang mengandalkan loud noise, tapi juga dari para aktor di dalamnya. Film semacam ini
harus mampu membuat penonton merasa ada sesuatu yang tidak beres sedang
mengintai karakter, something insidious
seperti ‘It Follows’ misalnya, dan di
bawah pengarahan Wingard para aktor dan aktris di dalam ‘Blair Witch’ gagal menciptakan hal tersebut. Mereka tampil dengan
gaya hyper yang kemudian perlahan
terasa menjengkelkan, tidak mampu membuat penonton merasa sedang menyaksikan
sebuah situasi nyata yang mengancam. Yang mereka lakukan adalah mendapat ide,
mencoba, terperangkap, lalu berteriak, kemudian berteriak, setelah itu
berteriak, dan dilanjutkan dengan berteriak. Terkadang itu terasa menarik, mereka tampak "lucu", namun sama seperti teknik shaky-cam footage aksi dari karakter perlahan semakin kurang menarik untuk diikuti. Ada satu bagian melibatkan
Lisa dan claustrophobia yang cukup
oke, tapi sisanya tidak punya kualitas spooky
yang oke.
Menjadi mengerti
mengapa film ini mencoba “bersembunyi” sebelum mendeklarasikan diri
sebagai bagian dari keluarga Blair Witch
franchise, because it “lost” in the
woods. Sebuah sekuel yang terasa seperti sebuah remake, ‘Blair Witch’ gagal memoles batu permata
tadi untuk bersinar lebih terang dari ‘The
Blair Witch Project’, mencoba tapi tidak mampu meyakinkan penonton bahwa
ada sesuatu yang menakutkan di dalam hutan tersebut, hal yang menjadi kunci
penting dari kesuksesan yang diraih oleh ‘The
Blair Witch Project’. Dimulai dengan dumb
and shallow usaha refresh yang
tidak mencoba “menantang” dan memilih bermain aman ini juga berakhir dumb and shallow. Jika kamu belum pernah
menonton ‘The Blair Witch Project’
mungkin ini akan menarik buat kamu, namun jika pernah maka ini akan terasa
seperti sebuah déjà vu dengan
kualitas yang lebih rendah karena terus bermain di zona “abu-abu”. Lost in the woods, it’s a blur witch.
Segmented.
0 komentar :
Post a Comment