Mungkin setelah ‘Transporter’ dan juga ‘Crank’ tidak
banyak dari penonton yang menaruh ekspektasi bahwa film di mana Jason Statham menjadi bintang utamanya
akan memperoleh sekuel atau kelanjutan, karena pada dasarnya formula mereka
sama dan yang dijual oleh mereka juga sama, yaitu pria yang merupakan versi
imitasi dari James Bond dan Jason Bourne. Itu yang mengejutkan
ketika kabar bahwa ‘The Mechanic’
yang rilis lima tahun lalu dengan prestasi box
office yang kurang memuaskan, akan mendapat sekuel. Pertanyaan selanjutnya
adalah apa yang ingin dilakukan oleh Mechanic:
Resurrection? It’s a half-baked action flick from an unwanted sequel.
Contract
killer bernama Arthur
Bishop (Jason Statham) masuk ke dalam sebuah situasi buruk ketika temannya Mae (Michelle Yeoh) mengatakan bahwa Gina Thorne (Jessica Alba) sedang berada
dalam bahaya. Arthur bertemu dengan Gina di Thailand dan menaruh rasa suka
padanya, oleh sebab itu ketika Gina berada diculik oleh Riah Crain (Sam Hazeldine), rival yang selama ini selalu mengincar
Arthur kini ia terpaksa memenuhi tiga permintaan sebagai syarat: Arthur harus melakukan
tiga aksi pembunuhan.
Jujur saja terasa
sedikit kesulitan merangkai sinopsis
di atas tadi, bukan karena hubungan sebab dan akibat yang rumit serta kompleks
tapi sulit untuk membuat mereka agar tampak menarik. Sama seperti film Jason Statham pada umumnya tidak ada yang salah dengan
premis cerita di Mechanic: Resurrection,
standar dan tetap punya peluang menjadi kemasan yang menghibur. Yang menarik
adalah Mechanic: Resurrection
sepertinya sadar bahwa film pertamanya ‘The Mechanic’ sebenarnya tidak punya
hal menarik dari segi plot atau cerita, dan yang dilakukan oleh Dennis Gansel serta tim penulis di sini
ternyata sama, membuat alur cerita klise dengan banyak vehicle agar Statham dapat melancarkan aksinya. Tentu saja plot
atau cerita bukan masalah yang harus terlalu dipusingkan dari sebuah film yang
sejak awal memang ingin menjual action dan thrill seperti Mechanic: Resurrection ini tapi dengan syarat dua hal tadi juga
ditampilkan dengan baik dan menarik. Sayangnya yang terjadi tidak demikian.
Dan dampak domino
muncul, action dan thrill lesu there's nothing appealing left from Mechanic: Resurrection. Sejak
awal salah satu pertanyaan dari Mechanic:
Resurrection adalah apa alasan Arthur melanjutkan petualangannya? Alasannya
ternyata ada tapi sayangnya tidak menarik. Salah satu hal yang menarik adalah
film ini terasa lebih lembut dan sedikit lebih sentimental jika dibandingkan
dengan ‘The Mechanic’ tapi sayangnya
tidak punya hal menarik yang menjadi alasan, mencoba tampil sedikit emosional Mechanic: Resurrection lebih sering
jatuh jadi terasa hampa dan datar. Sementara itu di luar kisah “cinta” yang
forced itu celakanya Mechanic:
Resurrection juga tidak punya hal menarik lain yang harus ia lakukan. Di
konflik tentu saja Arthur masih harus melakukan syarat yang wajib ia penuhi
tadi tapi karena sejak awal tidak ada “kejelasan” yang tercipta sejak awal
sulit untuk merasa peduli pada keselamatan Gina di dalam cerita, dan dampaknya
cukup besar pada aksi yang dilakukan oleh Arthur.
Meskipun harus tidak
mengikutsertakan kualitas cerita di dalam penilaian dan lebih menaruh fokus
pada kualitas action dan thrill nilai akhir Mechanic:
Resurrection tetap tidak berada di level memuaskan. Too hectic bukan masalah utama walaupun fight scenes mayoritas terasa awful dengan editing yang terasa kasar, masalah utama dari Mechanic: Resurrection selain cerita adalah Dennis Gansel tidak mampu membuat pesona Jason Statham bersinar dengan baik. Hanya pada adegan di kolam
renang ia mampu menciptakan suspense yang
oke namun selain itu charm yang Arthur punya tidak terasa appealing. Karakter
lain juga terasa sedikit sulit untuk di mention secara luas, Jessica Alba hanya menjadi damsel in distress yang minta diselamatkan
oleh pahlawan utama cerita sementara itu menyaksikan peran dari world-class actor seperti Tommy Lee Jones di sini terasa
menyedihkan.
Hal positif dari film
ini mungkin hanya pada lokasi yang ia gunakan, dari Australia, Brazil, hingga Thailand,
mereka terasa menarik. Sejak awal hanya mencoba menjual
elemen action dan memberi penontonnya
thrill saja, tapi sayangnya usaha
tersebut juga berakhir dengan excitement
yang terasa kurang nendang. Dan dari sana kita akan bertanya apa penyebabnya?
Itu karena di sektor cerita Mechanic:
Resurrection tidak punya something
yang diolah untuk terasa benar-benar penting dan menarik untuk dilakukan, dari romance terasa forced lalu kerap berusaha untuk tampak “clever” tapi juga terasa forced,
ini membuat penonton kembali ke pertanyaan utama tadi: apakah masih ada hal
menarik yang Arthur Bishop kembali
lakukan? Dares nothing, it’s a half-baked
action flick from an unwanted sequel.
0 komentar :
Post a Comment