31 July 2016

Review: Indignation (2016)


"Why did you come and stand under my window?"

Cara terbaik bagi seekor burung untuk belajar terbang dan menjadi kuat adalah dengan keluar dari sarangnya. Seperti ‘Piper’? Ya, seperti itu. Konsep tersebut adalah dasar yang digunakan film ini untuk mencoba berbicara banyak hal dengan cara yang serius tapi santai, kompleks tapi ringan, bagaimana ketika seorang pria beranjak dewasa yang polos suatu ketika “terbuka” otaknya dan menemukan tantangan baru di hadapannya, dari yang baik, yang buruk, yang manis, hingga yang gila. Directed and written by the producer of Sense and Sensibility, Hulk, Brokeback Mountain; Lust, Caution, and one of Ang Lee best companion, ‘Indignation’ is a tasteful drama.

Ketika Perang Korea berlangsung Max Messner (Danny Burstein) dan Esther Messner (Linda Emond) mengirim anak mereka Marcus (Logan Lerman) kuliah ke Ohio untuk menjadi pengacara. Marcus tidak punya masalah dengan belajar tapi pria introvert asal New Jersey ini punya “ide” lain yang ingin ia capai. Seorang Yahudi, bersekolah di kampus yang menganut ajaran Kristiani, Marcus memilih untuk menjadi atheist. Fokus pada pelajaran rasa sepi dan terisolasi yang Marcus rasakan hilang ketika ia bertemu dengan teman sekelas bernama Olivia Hutton (Sarah Gadon), wanita cantik yang punya penyakit mental. Sexual act (a blowjob) tidak lama setelah bertemu Olivia membawa Marcus keluar dari zona amannya, hubungan asmara yang manis namun juga berisiko. 


Lalu apa yang film ini hendak sampaikan? Mungkin itu salah satu pertanyaan setelah membaca sinopsis di atas tadi. Mengambil dasar dari novel dengan judul sama karya Philip RothIndignation’ merupakan kisah pria muda yang ibarat perahu sedang terombang-ambing di atas permukaan sungai yang begitu tenang namun suatu ketika masuk ke dalam arus yang menantang. Cerita berada di tahun 1951 tapi manusia seperti Marcus masih sangat mudah ditemukan sekarang ini, mereka yang hanya ingin bermain “aman” karena percaya bahwa itu akan membawa banyak dampak positif baginya. Di sini tidak ada yang “memaksa” Marcus tapi seperti arus yang menantang tadi Marcus merasa bahwa ia harus “mengubah” dirinya untuk memperoleh banyak hal positif lain dari lingkungannya. Itu hal terbaik dari film ini, “pemberontakan” kaum muda dengan pendekatan perspektif yang dewasa.


Indignation merupakan debut James Schamus sebagai sutradara di usia 56 tahun. Terkesan telat memang namun pria kelahiran Detroit ini punya latar belakang yang tidak “simple” termasuk berulang kali berkompatriot bersama Ang Lee sebagai producer dan screenwriter. James Schamus mahir dalam memoles agar kisah Marcus terasa serius, santai, namun juga artsy. Marcus "kehilangan" kepolosannya, ia berpisah dengan orang tuanya, memiliki prestasi akademis yang bagus, hubungan kusut dengan teman sekamar, dan mengalami sexual adventure pertamanya. Itu kombinasi yang “epic”, semua berjalan lambat dengan nada narasi yang mungkin akan terasa kurang menantang. Tapi point menariknya adalah James Schamus tahu bagaimana membuat film yang menarik, di balik “kekacauan” pada cerita tersebut James Schamus mampu mempertahankan konteks utama yang dimiliki 'Indignation’ untuk terus bersinar.


Cerita 'Indignation’ sederhana, dari segi misi dan pesan kamu dapat temukan di film coming-of-age pada umumnya, tapi ini punya “feel” yang mampu membuat penonton jatuh cinta padanya. Rasa yang diciptakan oleh ‘Indignation’ banyak mengingatkan saya pada Brooklyn, ini juga terasa serupa tapi tak sama pula dengan The Perks of Being a Wallflower. Inti cerita membawa penonton menyaksikan seorang pria muda mencoba untuk menentukan arah dan langkah yang ia ambil, mengidentifikasi dan menentukan apa yang ia inginkan dan apa yang ingin ia capai dalam hidupnya. Meskipun narasi kerap bekerja sebagai sebuah kisah romansa tapi konflik internal yang dialami Marcus terus menjadi fokus yang menarik, punya humor yang ringan tapi tetap menaruh sorotan kita pada berbagai isu simple tapi provokatif yang terus terasa lembut itu, sebuah studi karakter yang relatable dan intim.


Itu merupakan daya tarik terbesar dari ‘Indignation’, sebuah studi karakter serius dan santai yang terasa intim dan relatable. Schamus pintar dalam “merangsang” penonton di sini, dia punya semacam keahlian yang mampu menangkap “kekayaan” dari cerita dan menampilkannya dalam bentuk yang kohesif. ‘Indignation’ punya ritme yang mengikat atensi, tumbuh secara perlahan bersama ironi setelah ironi. Memang emosi yang tersebar di cerita tidak luar biasa bahkan mungkin dapat terasa dingin di beberapa bagian tapi ‘Indignation’ terus terasa seperti sebuah tungku perapian hingga akhir, kamu duduk tenang dan di depan kamu ada api yang terus “menghangatkan” kamu. Saya juga suka cara visual menyokong cerita, seperti pendekatan estetika sinematografi misalnya dan juga production and costume design, mereka terasa mengasyikkan sama seperti kinerja cast yang juga berhasil menjadi salah satu faktor penting di ‘Indignation'.

Mayoritas durasi ‘Indignation’ diisi dengan percakapan antar karakter dalam take panjang, ada yang hangat, ada yang panas, sehingga cast seperti punya ruang yang leluasa untuk “bernafas” dan mengekspresikan karakter mereka serta menjalin chemistry yang menarik. Olivia merupakan karakter yang tahu apa yang ia mau tapi tidak punya daya kontrol yang hebat, emosinya kompleks tapi tingkah lakunya tidak, dan itu berhasil Sarah Gadon tampilkan dengan baik. Bintang utamanya: Logan Lerman. For me Logan Lerman on the right track to become one of the best actors of his generation, dan di sini ia menemukan media untuk bersinar semakin terang. Marcus karakter dengan “range” yang lebar: polos, pintar, penuh rasa ragu, dewasa, sensitif, dan punya romantic appeal, semua ditampilkan dengan baik oleh Logan Lerman, ia berhasil membuktikan bahwa ia merupakan aktor yang more dimensional dari yang penonton kira.


In a simple word, it’s a tasteful drama. ‘Indignation’ tidak tampil dengan gelora tingkat tinggi namun setiap beat yang ia tampilkan ketika berbicara tentang berbagai topik seperti pendidikan hingga agama terasa lembut dan memikat, sebuah coming-of-age story yang berisikan “tragedi” yang menarik untuk diamati namun juga tetap bermain ringan dan intim meskipun terus memprovokasi kamu secara halus. Dibentuk dengan cermat oleh James Schamus dibantu kinerja akting yang memikat dari Logan Lerman dan Sarah Gadon, moving and funny coming-of-age film yang familiar ‘Indignation’ merupakan sebuah drama romance yang "kompleks" namun ringan dan menyenangkan. Riveting and absorbing. Segmented. 












0 komentar :

Post a Comment