"Why did you come and stand under my window?"
Cara terbaik bagi
seekor burung untuk belajar terbang dan menjadi kuat adalah dengan keluar dari
sarangnya. Seperti ‘Piper’? Ya,
seperti itu. Konsep tersebut adalah dasar yang digunakan film ini untuk mencoba
berbicara banyak hal dengan cara yang serius tapi santai, kompleks tapi ringan,
bagaimana ketika seorang pria beranjak dewasa yang polos suatu ketika “terbuka”
otaknya dan menemukan tantangan baru di hadapannya, dari yang baik, yang buruk,
yang manis, hingga yang gila. Directed
and written by the producer of Sense and Sensibility, Hulk, Brokeback Mountain; Lust, Caution, and one of Ang Lee best companion, ‘Indignation’ is a tasteful
drama.
Ketika Perang Korea berlangsung Max Messner (Danny Burstein) dan Esther Messner (Linda Emond) mengirim anak mereka Marcus (Logan Lerman) kuliah ke Ohio untuk menjadi pengacara. Marcus
tidak punya masalah dengan belajar tapi pria introvert asal New Jersey ini punya “ide” lain yang
ingin ia capai. Seorang Yahudi, bersekolah di kampus yang menganut ajaran
Kristiani, Marcus memilih untuk menjadi atheist. Fokus pada pelajaran rasa sepi
dan terisolasi yang Marcus rasakan hilang ketika ia bertemu dengan teman
sekelas bernama Olivia Hutton (Sarah
Gadon), wanita cantik yang punya penyakit mental. Sexual act (a blowjob) tidak lama setelah bertemu Olivia membawa
Marcus keluar dari zona amannya, hubungan asmara yang manis namun juga
berisiko.
Lalu apa yang film ini
hendak sampaikan? Mungkin itu salah satu pertanyaan setelah membaca sinopsis di atas tadi. Mengambil dasar
dari novel dengan judul sama karya Philip Roth ‘Indignation’ merupakan kisah pria muda yang ibarat perahu sedang
terombang-ambing di atas permukaan sungai yang begitu tenang namun suatu ketika
masuk ke dalam arus yang menantang. Cerita berada di tahun 1951 tapi manusia
seperti Marcus masih sangat mudah ditemukan sekarang ini, mereka yang hanya
ingin bermain “aman” karena percaya bahwa itu akan membawa banyak dampak
positif baginya. Di sini tidak ada yang “memaksa” Marcus tapi seperti arus yang
menantang tadi Marcus merasa bahwa ia harus “mengubah” dirinya untuk memperoleh
banyak hal positif lain dari lingkungannya. Itu hal terbaik dari film ini, “pemberontakan”
kaum muda dengan pendekatan perspektif yang dewasa.
Indignation
merupakan debut James Schamus sebagai
sutradara di usia 56 tahun. Terkesan telat memang namun pria kelahiran Detroit ini punya latar belakang yang
tidak “simple” termasuk berulang kali berkompatriot bersama Ang Lee sebagai producer dan screenwriter. James Schamus
mahir dalam memoles agar kisah Marcus terasa serius, santai, namun juga artsy. Marcus "kehilangan"
kepolosannya, ia berpisah dengan orang tuanya, memiliki prestasi akademis yang
bagus, hubungan kusut dengan teman sekamar, dan mengalami sexual adventure pertamanya. Itu kombinasi yang “epic”, semua berjalan lambat dengan nada
narasi yang mungkin akan terasa kurang menantang. Tapi point menariknya adalah
James Schamus tahu bagaimana membuat film yang menarik, di balik “kekacauan”
pada cerita tersebut James Schamus mampu mempertahankan konteks utama yang
dimiliki 'Indignation’ untuk terus
bersinar.
Cerita 'Indignation’ sederhana, dari segi misi
dan pesan kamu dapat temukan di film coming-of-age pada umumnya, tapi ini punya
“feel” yang mampu membuat penonton jatuh cinta padanya. Rasa yang diciptakan oleh ‘Indignation’ banyak mengingatkan saya pada ‘Brooklyn’, ini juga terasa serupa tapi tak sama pula dengan The Perks of Being a Wallflower. Inti cerita membawa penonton
menyaksikan seorang pria muda mencoba untuk menentukan arah dan langkah yang ia
ambil, mengidentifikasi dan menentukan apa yang ia inginkan dan apa yang ingin ia
capai dalam hidupnya. Meskipun narasi kerap bekerja sebagai sebuah kisah
romansa tapi konflik internal yang dialami Marcus terus menjadi fokus yang
menarik, punya humor yang ringan tapi tetap menaruh sorotan kita pada berbagai
isu simple tapi provokatif yang terus terasa lembut itu, sebuah studi karakter
yang relatable dan intim.
Itu merupakan daya
tarik terbesar dari ‘Indignation’,
sebuah studi karakter serius dan santai yang terasa intim dan relatable. Schamus pintar dalam
“merangsang” penonton di sini, dia punya semacam keahlian yang mampu menangkap
“kekayaan” dari cerita dan menampilkannya dalam bentuk yang kohesif. ‘Indignation’ punya ritme yang mengikat
atensi, tumbuh secara perlahan bersama ironi setelah ironi. Memang emosi yang
tersebar di cerita tidak luar biasa bahkan mungkin dapat terasa dingin di
beberapa bagian tapi ‘Indignation’ terus terasa seperti sebuah tungku perapian
hingga akhir, kamu duduk tenang dan di depan kamu ada api yang terus
“menghangatkan” kamu. Saya juga suka cara visual
menyokong cerita, seperti pendekatan estetika
sinematografi misalnya dan juga production
and costume design, mereka terasa mengasyikkan sama seperti kinerja cast yang juga berhasil menjadi salah
satu faktor penting di ‘Indignation'.
Mayoritas durasi ‘Indignation’ diisi dengan percakapan
antar karakter dalam take panjang, ada yang hangat, ada yang panas, sehingga
cast seperti punya ruang yang leluasa untuk “bernafas” dan mengekspresikan
karakter mereka serta menjalin chemistry
yang menarik. Olivia merupakan karakter yang tahu apa yang ia mau tapi tidak
punya daya kontrol yang hebat, emosinya kompleks tapi tingkah lakunya tidak,
dan itu berhasil Sarah Gadon
tampilkan dengan baik. Bintang utamanya: Logan
Lerman. For me Logan Lerman on the
right track to become one of the best actors of his generation, dan di sini
ia menemukan media untuk bersinar semakin terang. Marcus karakter dengan
“range” yang lebar: polos, pintar, penuh rasa ragu, dewasa, sensitif, dan punya
romantic appeal, semua ditampilkan
dengan baik oleh Logan Lerman, ia berhasil membuktikan bahwa ia merupakan aktor
yang more dimensional dari yang
penonton kira.
In
a simple word, it’s a tasteful drama. ‘Indignation’
tidak tampil dengan gelora tingkat tinggi namun setiap beat yang ia tampilkan ketika berbicara tentang berbagai topik
seperti pendidikan hingga agama terasa lembut dan memikat, sebuah coming-of-age story yang berisikan
“tragedi” yang menarik untuk diamati namun juga tetap bermain ringan dan intim
meskipun terus memprovokasi kamu secara halus. Dibentuk dengan cermat oleh James Schamus dibantu kinerja akting
yang memikat dari Logan Lerman dan Sarah Gadon, moving and funny coming-of-age film yang familiar ‘Indignation’ merupakan sebuah drama romance yang
"kompleks" namun ringan dan menyenangkan. Riveting and absorbing. Segmented.
0 komentar :
Post a Comment