Frenemy di antara dua wanita dengan nama yang sama kembali muncul ketika mereka bertemu lagi setelah lulus dari high school. Dilema di antara mereka kini berasal dari seorang pria dengan short-term indera keenam yang memiliki keterkaitan terhadap masa lalu kelam yang mereka berdua alami. Dua wanita tersebut menjadi bagian dari “vision” yang selalu muncul di dalam pikiran si pria, satu di masa lalu dan satu lagi pada apa yang akan terjadi di masa depan.
Sinopsis:
Park Do-kyung (Eric Mun), seorang sound director, ditinggal pergi oleh calon istrinya Oh Hae-young (Jeon Hye-bin) tepat di hari pernikahan mereka. Setahun kemudian Do-kyung mendapat berita bahwa Oh Hae-young akan menikah dengan pengusaha muda bernama Han Tae-jin (Lee Jae-yoon). Bermaksud untuk membalas rasa sakit hatinya Do-kyung mencoba menggagalkan pernikahan Tae-jin dan Hae-young dengan cara membuat usaha Tae-jin berantakan, bangkrut, dan membuat Tae-jin berakhir di penjara.
Celakanya calon pengantin Tae-jin yang mengalami depresi karena "dibuang" sehari sebelum acara pernikahannya itu bukan wanita mantan calon istri Do-kyung. Namanya juga Oh Hae-young (Seo Hyun-jin), wanita “biasa” yang bekerja sebagai asissten manajer di divisi restoran sebuah perusahaan. Oh Hae-young (Seo Hyun-jin), yang juga merupakan sahabat Oh Hae-young (Jeon Hye-bin) ketika highschool, merupakan wanita yang muncul pada short-term vision yang kerap mengganggu Do-kyung.
Another Oh Hae Young
Title: 또오해영/ Ddo Oh Hae Yeong
Also known as: Oh Hae-Young Again / Another Miss Oh / Misunderstood
Genre: Drama, Romance, Comedy, Supernatural
Director: Song Hyun-Wook
Writer: Park Hae-Young
Broadcast Network: tvN
CAST:
Eric Mun as Park Do Kyung
Seo Hyun Jin as Oh Hae Young
Jun Hye Bin as Oh Hae Young
Ye Ji Won as Park Soo Kyung
Kim Ji Suk as Lee Jin Sang
Huh Jung Min as Park Hoon
Lee Jae Yoon as Han Tae Jin
Lee Han Wie as Oh Kyung Soo
Kim Mi Kyung as Hwang Duk Yi
Heo Young Ji as Yoon Ahn Na
Nam Ki Ae as Huh Ji Ya
Ha Si Eun as Hee Ran
Lee Hye Eun as Jung Sook
[Spoiler Alert]
EPISODE
6
"A
Half Love, a Half Mercy"
Broadcast
Date: 17 May 2016
That’s right, punya
menantu yang kaya raya merupakan impian dari semua orangtua. Berawal dari
sebuah “pengakuan” yang manis dari ayah Hae-young, itu adalah cara yang menarik
untuk mempertemukan Do-kyung dan ibu Hae-young. Sepertinya drama ini semakin
pintar dalam memanfaatkan setiap elemen yang ia punya, ketika orangtua
Hae-young telah membuka jalan kemudian recorder tampil untuk melanjutkan dan
diteruskan oleh harddisk. Saya suka cara cerita mengalir, sama seperti irama
naik dan turun yang ditampilkan episode ini, tarik dan ulur antara Do-kyung dan
Hae-young untuk mengungkapkan bahwa mereka merupakan “the safe corner” for each other, kemudian sedikit serius dengan
menggunakan ibu Do-kyung yang kemudian dipecahkan lagi dengan tawa lewat
kemunculan Isadora, dan begitu terus selanjutnya.
Yang menarik adalah apakah
Do-kyung akhirnya mulai meyakinkan perasaanya pada Hae-young setelah memberi
lampu kuning lewat “hadiah” kecil itu? Is it love, or just a mercy? Saya suka
dengan cara Do-kyung bermain dengan perasaannya, ia tidak menolak perasaan suka
terhadap Hae-young walaupun kita masih dapat melihat rasa ragu dari sikapnya. Tidak
semua orang mampu untuk tidak kembali meragu dengan perasaannya ketika masa
lalu yang belum “selesai” tiba-tiba muncul kembali, dan itu cukup impresif
melihat Do-kyung mengendalikan sikap dan emosinya. Dan di sisi lain akhirnya
kita menemukan hal baru dari Pretty Oh Hae-young meskipun menariknya ketika di
awal ia menjadi sosok yang dibenci kini ia seolah menjadi sosok lemah tak
bersalah yang ingin penonton tolong, meskipun kita tahu dia salah. Apakah itu
hanya sekedar trik? Mungkin saja, karena wajah sesunggunya dari ibu Do-kyung
termasuk sikapnya kepada Pretty Hae-young sendiri masih terasa ambigu.
Ketika perlahan satu
per satu fakta tersembunyi itu mulai terungkap semakin menarik untuk dinantikan
kemana cerita Another Oh Hae-young akan berjalan. Saya sendiri masih belum
yakin di mana Do-kyung berada, ia tampak seperti pria baik dan lembut namun
jangan lupakan sikapnya pada Tae-jin, begitupula maksud dibalik vision yang ia
peroleh. Isi dari rekaman yang diberikan oleh ibu Do-kyung juga menarik untuk
ditunggu, seberapa besar dampak yang akan ia hasilkan kepada cerita. Namun
sejauh ini sutradara dan penulis telah melakukan pekerjaan yang baik dalam
merangkai semua materi tadi bukan hanya sekedar menghadirkan tik-tok dan sebab
akibat yang saling bersambung dengan baik namun juga mampu mempertahankan rasa
natural di dalamnya. Itu yang menjadi pesona Another Oh Hae-young sejak awal,
berikan gesekan di sana sini namun tetap tampil sebagai sebuah petualangan
tentang cinta yang santai dan menyenangkan.
Score:
8,25/10
EPISODE
7
"
I Wish I Was the Only Woman
in the World"
Broadcast
Date: 23 May 2016
Memberi harapan pada
wanita namun menggunakan rasa kasihan sebagai alasan untuk menolaknya, apakah
itu kasar? Sebenarnya tidak, karena terkadang jalan terakhir untuk melupakan
orang yang anda sayangi dengan membuatnya membencimu. Episode menghasilkan rasa
khawatir terhadap karakter Hae-young, gejolak rasa ragu yang dialami Do-kyung
secara tidak langsung juga berimbas pada Hae-young yang perlahan ikut pula
meragu pada perasaannya. Apakah ini usaha untuk membuat karakter Hae-young
semakin kuat? Bisa saja, namun jika tidak dirawat dengan benar mungkin pula yang
terjadi justru sebaliknya, Hae-young yang awalnya mempesona karena sifat
optimisnya berubah menjadi wanita pesimis yang ia tunjukkan di sini ketika ia
berharap ia merupakan satu-satunya wanita di dunia. Ini trik yang menarik dari
penulis cerita, di satu sisi Hae-young sedikit ditarik kebelakang dan perlahan
mulai mendorong Pretty Hae-young kedepan.
Karakter Pretty
Hae-young semakin menarik, dan uniknya ia kini semakin menjauh dari potensi
awalnya sebagai antagonis. Memang ada niat jahat yang ingin ia lakukan namun
menurut saya itu wajar mengingat apa yang telah ibu Do-kyung lakukan padanya.
Kini kita juga mengerti seperti apa Pretty Hae-young sebenarnya, wanita
sensitif yang masih "terluka" dan dibelenggu rasa sepi, dan kini
perasaannya semakin hancur ketika mendapati pria yang masih ia cintai tidak
mencintainya lagi. Kisah segitiga ini sepertinya akan terus menarik karena
di bagian akhir kita mendapati bahwa Tae-jin yang selama ini duduk manis
menunggu segera akan mendapatkan gilirannya untuk beraksi. Kisah cinta
segiempat penuh kerumitan? Itu hal standar di drama Korea, dan semoga Another
Oh Hae-young dapat mengolah setiap konflik tetap dengan irama menyenangkan
seperti yang telah ia lakukan selama ini.
Ya, ini masih sama
menyenangkannya seperti episode sebelumnya. Menarik melihat bagaimana transisi
nada cerita antara serius menjadi lucu kemudian serius dan kembali lucu bisa
berjalan dengan sangat halus tanpa kesan canggung. Saya suka cara Another Oh
Hae-young menyajikan berbagai situasi canggung tanpa terasa canggung namun
justru lucu. Namun yang terpenting setiap segmen di dalam episode ini masih
meneruskan pencapaian enam episode sebelumnya, semua konflik dan karakter punya
alasan ketika ia muncul, tidak ada kesan dipaksakan yang mengganggu, dari Isadora,
orangtua Do-kyun, orangtua Hae-young, hingga aksi hunting, mereka mampu
mewarnai konflik utama cerita. Dengan semakin menariknya Pretty Hae-young,
kemunculan Tae-jin serta hubungan "mau tapi ragu" antara Do-kyung dan
Hae-young yang mulai goyah menarik untuk dinanti bagaimana konflik selanjutnya
antar karakter akan terbentuk, karena tugas mereka kini sebenarnya seragam,
menetapkan pilihan hati.
Score:
8,25/10
EPISODE
8
"
I'm Not Crying Because
of Him, I'm Crying Because of You"
Broadcast
Date: 24 May 2016
It’s getting more
serious. Tidak seperti kemunculan Pretty Hae-young hadirnya Tae-jin membawa
dampak yang memenuhi ekspektasi saya. Kemunculan Tae-jin sebenarnya bisa
membuat Do-kyung mencoba untuk bergerak cepat meyakinkan perasaan macam apa
yang ia miliki terhadap Hae-young, namun yang terjadi ternyata masih sama.
Tidak heran jika akhirnya Hae-young memutuskan untuk berhenti menjadi “orang
bodoh” di hadapan Do-kyung. Meskipun memang terasa tidak adil bagi Hae-young
namun tidak adanya kepastian dari Do-kyung memiliki alasan yang tidak pula
dapat disalahkan. Sulit memang untuk menyalahkan keputusan Do-kyung yang masih
belum mau memilih, rasa ragu tersebut masih banyak dipengaruhi oleh vision yang
ia peroleh yang kini tampak semakin berbahaya, kuantitas mereka meningkat dan
hadir dengan cepat, hal yang turut membuat penonton merasa prihatin pada
Do-kyung.
Meskipun coba di up
dengan menghadirkan kombinasi dari empat karakter sekunder yang sukses membuat
cerita terasa ringan walau untuk sejenak, episode ini dipenuhi dengan drama
yang mayoritas begitu menyayat hati. Perbincangan antara Hae-young dan Do-kyung
di rumah makan itu tampak sederhana namun sukses membuat rasa kasihan penonton
pada Hae-young semakin dalam, sulit pula untuk tersenyum menyaksikan scene di
tempat karaoke. Sama halnya dengan ketika Hae-young mengakui fakta sebenarnya
dibalik batalnya pernikahannya dengan Tae-jin, itu menyedihkan. Dan highlight
episode ini adalah ketika orangtua Hae-young menyadari kesalahan yang telah
mereka lakukan terhadap putri mereka, tangisan itu terasa mentah dan begitu
memukul emosi, terpancar rasa sesal dan kasih sayang dari orangtua kepada anak
mereka.
So, permasalahan kini
perlahan menjadi lebih kompleks dengan taruhan yang semakin tinggi. Keputusan
Hae-young untuk “berhenti” merupakan langkah yang tepat dilakukan oleh penulis
cerita, dengan begitu cerita tidak menciptakan kesan berputar di lingkaran yang
sama terlalu lama. Menarik untuk dinanti seperti apa babak baru yang akan hadir
karena kini empat karakter utama yang memiliki koneksi satu sama lain di masa
lalu itu telah hadir secara reguler di dalam cerita. Hal menarik lainnya adalah
bagaimana cerita mengungkapkan fakta dibalik vision yang dimiliki Do-kyung yang
hingga kini masih menjadi misteri meskipun dimanfaatkan dengan sangat baik
dalam membantu cerita bertumbuh. Dan tentu saja hal terpenting di atas berbagai
hal penting di dalam cerita, di mana masing-masing karakter akan menetapkan
pilihan dari hati mereka masing-masing. Mereka memang masih di panggung utama,
namun kini permainan rasa cinta itu tidak lagi hanya milik Hae-young dan Do-kyung
semata.
Score:
8,25/10
EPISODE
9
"
The Wind Blew in That
Heart"
Broadcast
Date: 30 May 2016
Sepertinya cerita paham
betul bagaimana membuat Hae-young “tertindas” dengan cara yang membuat penonton
jengkel sehingga ingin membantunya meraih kebahagiaan. Metabolic age? lol. Dan
setelah tampil cukup stabil di beberapa episode sebelumnya, episode ini membawa
cerita naik satu tingkat lagi dalam hal excitement. Tidak ada gebrakan yang
super besar memang, Hae-young masih berjuang untuk lepas dari bayangan Pretty
Hae-young dan juga menghadapi Do-kyung yang juga masih sama, mencoba menetapkan
pilihan walaupun cukup senang karena kali ini ia menunjukkan sebuah progress
yang baik. Yang mengejutkan datang dari Pretty Hae-young dan Tae-jin. Pretty
Hae-young yang perlahan tampak akan menjadi protagonis ternyata memiliki niat
atau modus tersembunyi untuk mendapatkan kembali cinta Do-kyung, kontras dari
pernyataannya yang hanya ingin mengakhiri kisah dengan Do-kyung secara
baik-baik.
Dan Tae-jin ternyata
belum memiliki taji. Memang ada faktor dari kerasnya hati Hae-young namun usaha
yang ia lakukan di sini sangat kecil, mungkin upaya agar Tae-jin mengalihkan
sasarannya ke Do-kyung. Yeah, karma. Sementara Hae-young dan Do-kyung ternyata
masih “sendiri” di panggung utama. Senang melihat Hae-young akhirnya menemukan
jawaban bahwa Do-kyung memiliki perasaan yang sama dengannya, at least keraguan
yang berkecamuk di pikirannya satu kini sedikit lebih ringan. Sementara
Do-kyung menunjukkan progress yang sangat baik, ia memang masih harus berurusan
dengan vision yang ia peroleh namun satu problem sudah menemukan titik terang.
Apakah itu tanda akan muncul masalah lebih besar bagi Do-kyung, seperti dari
vision atau dari Tae-jin? Menarik dinanti, karena sejak beberapa episode
sebelumnya kadar bahaya yang menghampiri Do-kyung seperti ditingkatkan secara
perlahan.
Ya, hal paling
signifikan dari episode ini adalah selain dua karakter utama mulai bertemu
dengan jalan untuk memperoleh jawaban yang mereka cari pertumbuhan emosi di
sini juga sama baiknya. Orangtua Hae-young kembali mencuri perhatian, dan
Isadora yang mendapat porsi khusus terkait dia dan cinta misteriusnya itu juga
sukses menjadi penyeimbang nada cerita agar tidak monoton terlalu serius.
Memang masih banyak konflik dan rahasia yang masih belum menunjukkan
perkembangan yang signifikan namun ini merupakan sebuah progress yang menarik
dari Another Oh Hae-young, bagaimana past, present, dan future dimanfaatkan
dengan baik untuk menyajikan sebuah petualangan cinta yang standar namun segar.
Oh, meskipun sejak awal telah “diperingatkan” kiss scene di bagian akhir itu
berhasil tampil jauh lebih kuat dari apa yang saya harapkan. Good.
Score:
8,5/10
EPISODE
10
"
The Way to Go to You"
Broadcast
Date: 31 May 2016
Setelah konfirmasi di
penghujung episode sebelumnya sepertinya episode sepuluh digunakan untuk
sedikit mendinginkan suhu cerita. Banyak konflik pendukung yang coba dibawa
melangkah maju di episode ini, dari Tae-jin, koneksi antara Pretty Hae-young
dan keluarga Do-kyung, kemudian masalah kejelasan di balik masalah vision yang
dialami Do-kyung, Hae-young yang masih merasakan efek ciuman dan mencoba untuk
meyakinkan hatinya, hingga masalah naskah yang ditulis oleh Park Hoon. Tidak
heran episode ini terasa lebih semarak ketimbang episode biasanya karena
masing-masing dari konflik tadi mencoba untuk mencuri atensi utama. Oh, itu
belum menghitung usaha untuk memperkuat karakter Do-kyung lewat kisah masa
lalunya dengan membawa penonton mundur ke masa lalu bertemu dengan ayah dan ibu
Do-kyung (Lee Pil-Mo, Lee Yu-Ri).
Episode ini terasa
sedikit lebih sesak dan irama terasa sedikit lebih longgar. Saya suka dengan
kinerja akting dari Lee Pil-Mo, Lee Yu-Ri, dan aktor yang memerankan Do-kyung
muda, tapi bagian kilas balik masa lalu itu terasa kurang klik dengan kuat.
Memang kita akhirnya mengerti bahwa Do-kyung merupakan sosok pekerja keras yang
memiliki masa lalu kelam namun porsi bagian tersebut terasa terlalu panjang.
Dan di sini saya menyadari bagaimana karakter Oh Hae-young merupakan nafas
sesungguhnya dari cerita, ketika ia secara berkelanjutan menghilang hampir
setengah dari durasi seperti ada yang hilang dari cerita. Memang banyak momen
menarik dari karakter lain, di sisi lain cerita juga berhasil digerakkan maju,
tapi ketika Hae-young menghilang hadir rasa sepi di cerita meskipun dibayar
tuntas ketika ia bersama Do-kyung memiliki sepenuhnya bagian akhir cerita, bagian
terbaik dari episode ini.
Kembali tidak ada
gebrakan besar pada konflik utama meskipun kemampuan sutradara dalam menjaga
rasa natural dari karakter dan cerita mampu menendang jauh-jauh rasa monoton
untuk mencuri atensi penonton. Saya pribadi suka pada bagaimana karakter
Hae-young ditampilkan di episode ini, ia mengakui dirinya sebagai wanita yang
“easy” lengkap dengan segala niat birahi namun kembali tidak membuatnya tampak
menjengkelkan. Hal seperti ini semoga dapat terus terjaga di episode
selanjutnya selain tentu saja progress dari pengembangan konflik yang di sini
tampil sedikit lebih dingin. Saya masih menantikan momen ketika Hae-young
akhirnya mengetahui bahwa Do-kyung merupakan “dalang” dari gagalnya
pernikahannya dengan Tae-jin, apa dampak yang dihasilkan ketika fakta tersebut
terungkap.
Score:
8/10
Stuju sma reviewy bang.Kyaya endingy antara ambigu dan sad ending. Tp q brhrp happy end..
ReplyDeleteIya, jadi ragu juga bakal happy ending atau tidak. Masih ambigu. :)
Delete