Coba cermati pertanyaan
berikut ini, mana yang jauh lebih menakutkan dan berbahaya apakah ketika kamu
melihat hantu atau ketika hantu yang tidak terlihat olehmu sedang melihat kamu?
Saya ulangi, mana yang lebih menakutkan dan berbahaya, kamu melihat hantu dan
akhirnya tahu “mereka” ada di sana, atau kamu tidak melihat hantu tapi kamu
merasa ragu bahwa di sana “mereka” sedang mengamati kamu? Hal tersebut
merupakan dasar dari kombinasi drama, misteri, thriller, dan horror asal Korea
Selatan ini, The Wailing (Goksung),
dari kisah kasih sayang seorang ayah hingga keterlibatan mayat hidup yang
mengguncang kedamaian sebuah desa. Delicious cake for mystery, thriller, and horror fan. Top notch.
Suasana damai dan
tenang di Gokseong, Jeollanam-do
tiba-tiba berubah ketika wabah kematian misterius terjadi. Polisi menyatakan
wabah tersebut berasal dari jamur liar yang beracun, namun polisi bernama Jong-Goo (Kwak Do-Won) mendengar rumor
bahwa seorang pria Jepang misterius (Jun
Kunimura) yang baru saja pindah ke Gokseong dicurigai menjadi pelakunya.
Saat bertugas Jong-Goo bertemu dengan wanita bernama Moo-Myeong (Chun Woo-Hee) yang mengatakan bahwa ia “melihat” pria
Jepang di tempat kematian terakhir terjadi. Jong-Goo goyah dan putus asa, masuk
ke pegunungan untuk menemukan rumah pria Jepang tersebut, sementara ibu
mertuanya memilih cara lain, memanggil dukun Il-Gwang (Hwang Jung-Min) untuk mengusir setan dari Hyo-Jin (Kim Hwan-Hee), putri Jong-Goo.
Memulai semuanya
sebagai sebuah kisah prosedurial dengan selipan elemen supranatural The Wailing (Goksung) akan mengingatkan
kamu pada film Memories of Murder
karya Bong Joon-ho. Rasa yang
diciptakan Na Hong-jin di bagian ini serupa tapi tak sama dengan Memories of Murder, detektif menyelidiki
kasus misterius dengan selipan komedi yang pas. Ya, komedi, walaupun begitu
menariknya pengaturan awal tidak pernah terasa ringan. Suasana atau atmosfer di
dalam cerita begitu cepat terbentuk, sesuatu yang mengerikan telah terbentuk
ketika The Wailing masih mencoba
melempar misteri seperti menggunakan pria Jepang hingga wanita misterius. Instantly kamu akan merasa seolah berada
di samping Jong-Goo sembari ikut mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi di
balik wabah yang mengguncang seisi desa itu? Membuat penonton merasa tertarik dengan konflik, check. Membuat penonton merasa terlibat,
check.
Namun ketika kamu
merasa kamu semakin mengerti kemana film ini akan berjalan selanjutnya, di situ
kamu akan dibuat terkejut olehnya. Dengan mengandalkan tone yang banyak
mengingatkan pada The Exorcist (1973)
secara perlahan tapi meyakinkan ini berubah menjadi sebuah kombinasi misteri,
thriller, dan horror. Sembari menjaga komedi agar tetap eksis dan
menggunakannya sedikit seperti The
Cabin In The Woods, Na Hong-jin membawa kita semakin dekat kedalam misteri rumit yang menakutkan.
Banyak tikungan yang mengasyikkan di sini, penonton di buat semakin tenggelam
di dalam kegelisahan bukan sekedar lewat pertanyaan apa, siapa, dan mengapa
saja tapi mulai bertanya di dalam hati “Is
it real?”. Nah, itu yang sulit ditemukan dari film horror, mereka yang
mampu membuat kamu meragu dan terus meragu. Kita tahu taruhan utama cerita tapi
kita sebagai penonton terus merasa tidak yakin mana yang harus kita percayai.
The
Wailing secara terbuka “menunjukkan” iblis di dalam cerita
dan membuat kita terus mempertanyakan semuanya. Kita tahu “mereka” ada di sana,
tapi kita ragu untuk benar-benar percaya. Itu kenikmatan terbesar dari The Wailing, paranoia, ia bukan hanya sekedar memberikan masalah yang menarik
untuk diamati sejak melangkah pergi dari sinopsis
tapi ia juga menarik penonton untuk ikut terjerat di dalam masalah tersebut
bersama karakter. Menyaksikan ini seperti masuk kedalam sebuah dunia penuh
spirit atau roh yang tidak terlihat namun terasa mengancam, memanfaatkan dengan
cantik sinematografi, score, hingga setting yang terus mengandalkan kesan
suram. Jump scare? Mereka ada tapi
tidak menjadi senjata utama dari Na
Hong-jin (The Chaser, The Yellow Sea) karena ketimbang menggoda penonton
dengan “makhluk” yang terlihat The
Wailing fokus untuk mengganggu kamu dengan “makhluk” yang tidak terlihat.
Lalu apa minus dari The Wailing? Saya tidak mengalami ini
namun dengan durasi yang panjang serta cara ia dibakar yang tidak begitu cepat The Wailing berpotensi menjemukan,
terlebih jika kamu sejak awal tidak merasa “terperangkap” bersama karakter dan
masalah. Beberapa “lubang” di dalam cerita termasuk hal terkait agama mungkin
juga akan sulit diterima oleh beberapa penonton, karena perbedaan point of view terhadap cara Korea
memandang agama dan spiritualisme di dalamnya. Ini juga minor, yaitu cara
bermain plot yang terasa segmented, meskipun berhasil menampilkan emosi yang
kuat dari karakter dan masalah plot cerita terasa sedikit keruh. Dan potensi
minus terbesar ada di bagian akhir. Merangkumnya dalam bahasa yang “aman” The Wailing ini seperti puzzle, satu per satu kamu coba susun
namun ia tidak pernah sepenuhnya berakhir. Saya rasa untuk masalah tersebut itu
penjelasan yang cukup.
Meskipun memiliki
beberapa minus minor tadi sulit untuk terlepas dari cengkeraman The Wailing, apalagi ketika kamu berada
di samping aktor dan aktris yang memberikan kinerja memikat. Kwak Do-won (Nameless Gangster, The
Attorney) berhasil membuat Jong-goo sebagai karakter yang tidak rapi tapi
menarik, perpaduan kesan konyol dan tulus berhasil ditampilkan dengan baik. Chun Woo-Hee (Han Gong-Ju, Cart, Love, Lies)
dan Jun Kunimura (Why Don't You Play in Hell?) berhasil membuat karakternya berfungsi dengan baik untuk
mempertahankan kesan ambigu cerita, dan aktris cilik Kim Hwan-Hee berhasil
mencuri perhatian lewat kesempatan yang ia punya. Sementara Hwang Jung-min (Ode To My Father, Veteran,
The Himalayas) kembali melakukan keahliannya, membuat karakternya terasa
flamboyan dan penuh percaya diri, ia selalu sukses berada di posisi terdepan
setiap kali karakternya muncul di layar.
The
Wailing (Goksung) merupakan sebuah “kue” yang terasa
nikmat bagi mereka yang menggemari misteri, thriller, dan horror di dalam satu
kemasan. The Wailing memiliki dasar
masalah dengan daya tarik yang kuat hingga akhir, ketukan emosi yang membuat
penonton meragu bahkan bukan tidak mungkin hingga terguncang, berjalan lambat
namun dengan permainan atmosfer dan sensasi yang terjaga, sebuah “kekacauan”
yang mencengkeram dan adiktif. The
Wailing tidak menggoda dengan banyak kejutan dalam bentuk jump
scare, ia mengajak kamu menyaksikan sebuah “kegilaan” dari sebuah
masalah mistis dan kemudian meninggalkan kamu dengan perasaan terganggu dan
meragu. Mendapati dirimu dalam dua kondisi terakhir tadi adalah sesuatu yang
jauh lebih berbahaya ketika selesai menyaksikan film dengan horror sebagai
salah satu jualannya. So, berarti dua calon film horror terbaik tahun 2016 so
far memiliki inisial yang sama yaitu TW. Segmented.
Thanks to rory pinem
Kayaknya seru banget nih. Masuk list to-watch deh. Thank you review-nya :)
ReplyDeletebisa dijelasin gak om mengenai endingnya? masih bingung siapa jadi siapa.....cewek misterius itu sebenarnya siapa? dan dukun itu ternyata siapa?
ReplyDeleteKarena masih di kategori rilisan baru penjelasan terhadap plot tidak bisa saya berikan di kolom komentar. Maaf. Silahkan tonton video berikut ini untuk membantu menjawab berbagai pertanyaan tadi. :) https://www.youtube.com/watch?v=lxjp2YIk798
DeleteSang Sutradara sukses membuat org berdebat dgn penafsirannya masing2... sebagaimana dia diawal film mengutip ayat di bible tentang keragu-raguan murid2 yesus pascapenyaliban, apakah yg dilihat itu yesus ataukah hantu.... salut buat sutradaranya
Deletebetul endingnya gimana yah??? udah ditonton malah jd bingung
Deletesampai sekarang masih bingung dan gak bisa tidur mikirin ceritanya, seperti pendapat anda, kok saya merasa meragu dan terganggu ya? salut untuk reviewnya, ne film benar2 "sakit"
ReplyDelete@Mas Achmad: ini ada lin torrent-nya: https://kat.cr/the-wailing-2016-720p-web-dl-x264-ac3-melonebox-t12895152.html
DeleteSemoga bisa membantu.. :-D
Sang Sutradara sukses membuat org berdebat dgn penafsirannya masing2... sebagaimana dia diawal film mengutip ayat di bible tentang keragu-raguan murid2 yesus pascapenyaliban, apakah yg dilihat itu yesus ataukah hantu.... salut buat sutradaranya..
Deletejadi intinya dia sukses membuat ente ragu dgn teorimu sendiri... mana yg iblis mana yg baik hehehehe
saya sudah nonton film ini dan masih bingung siapa sebenarnya yang menyebabkan orang-orang di desa itu mati? dan kenapa shamannya ngefoto semua orang yang mati? apa shamannya bekerja sama dengan orang jepang itu ?
ReplyDeletegw punya penafsiran sendiri, siapa aja boleh berbeda dgn, memang itu tujuan si sutradara membuat film yg multitafsir..
Delete1. kalau menurutku Si Jepang itu adalah representasi dari Yesus,
2. dia ke desa itu punya misi utk melawan iblis yg merasuki warga dan membuat warga sakit seperti kena cacar = Yesus bisa mengobati org yg kesurupan dan Lepra
3. Karena hasutan/rumor dia dimusuhi warga dan dikejar2 = Yesus dikejar2 tentara romawi dan org2 yahudi yg tdk suka dengannya
4. Di mati ketabrak mobil = Yesus mati di salib
5. Ternyata dia belum mati/bangkit lagi = Yesus jg bangkit setelah disalib
6. Si pastor muda datang ingin membunuh si Jepang, namun imannya ragu/goyah setelah si Jepang berkata persis seperti kutipan ayat bible diawal film, jd menurutku film ini jg menyidir Iman org kristen yg menyembah Yesus, sedangkan mereka sendiri ragu, sama seperti ekspresi wajah si pastur muda itu
7. Sedangkan si cewek itu representasi dari Yudas Iskariot atau Yahudi yg menghasut warga utk memusuhi Si Jepang/Yesus
Delete8. Si Gwang (Dukun Nyentrik) itu adalah representasi dari ajaran Budha, ia sama halnya dgn Si Jepang, tujuannya ke desa itu utk membaswi wabah penyakit dan kesurupan, sama bertujuan melawan iblis, tp ketipu juga dgn Iblis Wanita/Yudas itu, makanya dia menelpon si polisi dan mengatakan dia salah menerawang/salah menilai si Jepang, iblis sebenarnya adalah wanita itu
9. Si Polisi dan tokoh lain itu ibarat kita2 ini yg suka meragu, gampang terhasut, bisa kalap ketika melihat org yg disayangi sekarat dan bertindak tanpa berpikir
10. Semua kembali ke penafsiran masing2, ente boleh sependapat dgn ane, bisa jg tidak.. memang itu inti film ini, bikin kita ragu2 dgn teori sendiri, gw pun kadang masih ragu hehehe
Teori lain jg menurutku si Cewek misterius itu adalah representasi dari kepercayaan animisme/dinamisme masyarakat korea, dia seolah melindungi warga dari "ancaman" msk nya kepercayaan lain, makanya dia lemas ketika si Polisi memilih tdk mendengar anjurannya dan lebih mendengar si Dukun Tao/budha.. dia merasa ditinggalkan para pengikutnya makanya dia lemas... sedangkan foto2 itu simbol dari pengikut2 agama... hehehe jd tambah bingung toh? Ada adegan si polisi memandang sinis si pastor yg mengenakan kalung salib, ini menggambarkan pandangan masyarakat korea yg memang sinis dgn agama, baik itu kristen ataupun agama2 lain
DeleteUdah nonton bagus banget filmnya..
ReplyDeletetapi masih bingung perempuan itu sebenernya siapa?mudangnya juga siapa?yg menyebabkan juga siapa?
tapi sumpah keren filmnyaa XD
Hantu cewek di fitnah sama dukun biar modus persekongkolan sama iblis yg butuh tumbal roh murni bisa jadi manusia utuh, dan mayat idup itu produk gagal si iblis karna tumbal nya gak cocok, dan si pastur itu kayanya cuma jadi pener jemah sama ngungkapin siapa iblis itu, hantu cewek ny baik ternyata...maaf sotoy hahaha
ReplyDeleteSpoiler alert!
ReplyDeleteFilm ini bakal susah menangkap bagi penonton yg awalnya bakal ngira/seleranya horor sejenis The Conjuring, dkk yg ceritanya jelas dan cepat. Tapi buat penggemar korea, aktor2 di atas udah familiar bgt dan itu udah bisa jd modal buat "bertahan". Saya sendiri udah terperangkap dari awal, apalagi dg humor2 khas celetukan orang korea. Paling ngakak pas adegan samber gledek.. Hihihi..
Mau ngasih penjelasan jg buat yg masih bingung.
Jadi hantu cewek itu adl hantu baik dia penjaga desa itu, yg naroh gagak di kendi itu kerjaan dia buat menghalangi kerjaan dukun jahat dan org jepang yg jdi budak setan yg pingin jd manusia dg cara mengambil roh murni dri korban2nya.. Makanya dukun jahat mecahin kendinya. Nah, pas ayahnya hyo jin ngejar orang jepang sampai dia jatuh ke jurang, org jepang jatuhin dirinya ke mobil trus dibuang ke jurang oleh ayahnya hyo jin, dia pun jd orang berdosa, dari itu roh baik yg cewek itu gak bisa lagi lindungin hyo jin karena ayahnya org berdosa. makannya usaha terakhir dia adl masang perangkap, tp akhirnya gagal juga.. Tp sy masih bingung jg sih kenapa perlu di ambil foto korban..
Terus kenapa dukun jahat itu minta perlindungan buddha pas dibikin muntah oleh cewek roh baik..
Ini film emang menumpuk banyak keraguan pada siapa kita harus memihak. Pas bagian detik terakhir baru bisa "Oh..."
Tapi emng keren banget ini, jd pengen nonton film horor korea yg lain.
Iya yang tambah bikin bingung selain yang mba sebutin, itu di endingnya ayahnya Hyo Jin lha kayanya masih hidup abisnya dia masih bisa nostalgia kenangan sama Hyo Jin.
DeleteWahhhh ... terbantu banget. Asli udy nonton lama, tp gk mudeng. Dari penjelasannya jadi paham.
DeleteWajah iblisnya bikin merinding, nonton sendiri, tengah malam pula.
Overall cakep buanget fimnya
ia deh,, ngikutin alur cerita menurut ba musim hujan....habisnya bingung wkwkwkw
Deletefilmnya maksa banget ke kesan horor, dari kantor polisi kecil yg sepi dan isinya polisi2 bego pengecut. Rumah dan jalanan sepi, kayak ga ada tetangganya ( padahal rumah berjejer, kosong semua itu rumah wkwkw)....aneh aja kesannya, ga alami!!!
ReplyDeleteane bilang sihh endingnya kayak film leonardo di caprio yg shuttle island ( bener ga sih tuilsanya wkkw) , ending bercabang, karena emang sutradara ga ngasih cerita yg lengkap dari awal(sengaja di misteriusin) alhasil antara
1. gadis hantu(entah hantu atau manusia juga gatau, ga ada bukti yg jelas dia hantu apa manusia)
2. Orang jepang ( kata si dukun orang baik, tapi terakhir bentuknya iblis)
3. DUkun ( entah dukun jahat atau baik juga ga tau, karena terakhir dia seperti cuman memfoto dan tidak menolong si polisi yg masih hidup)
intinya 3 orang diatas bisa jahat bisa baik, dan salah satu dari mereka yg nyebarin wabah ( masih ambigu lah)
NILAINYA MENURURT GW SIH 5.5 WKKWKWWK HOROR GA DA SEREM2NYA, LATAR TEMPATNYA TERLALU MAKSA, KEBAYANG KALO DI INDONESIA, TETANGGA2 PASTI PADA BERSATU
terus film horror yang alami itu kayak gimana?
Deletemungkin seleranya kayak boneka caki *bener gak tulisanx*, suster keramas, kunti haus darah..
Deletemungkin dia belom ngerti cerita di film ini :) butuh pemahaman lebih tentang budaya exorcism disana dan tahapan2nya,apalagi kalo belom tau siapa yang jahat dan baik duh.. pahami dulu deh filmnya baru komentar lagi. jangan ngerasa pintar dan jago tentang film kalo nulis shutter island aja masih salah hehe.
DeleteWah kayaknya lo belum terlalu paham dengan tujuan film ini sampai bilang filmnya maksa, coba baca baca lagi dan nonton ulang ya
DeleteAk setuju sama kmu. Ini film kesannya "maksa" bgt. Polisi yg tolol. Pemeran utama yg terlalu gegabah. dari awal smpek akhir ga bgt
Deleteserasha shutter island teka teki nya.. lbh keren andai ini murni detective n thriller genre.. tp y soal selera si
ReplyDeleteFilm yg the best membuat penonton meragu dan tergangu..
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBaru nnton film ini 2hari yg lalu taunya udh lama direview disini ya. Tagline film ini di official posternya yg diposting diatas: Don't get fooled. Diposternya yg lain: (They) took the bait. Kebayakan orang kenyataannya terbalik. Termasuk saya. Awalnya saya percaya, kalau si jepang itu adalah iblis, tpi ketika berada di 1 1/2 film, dimana si jepang mencoba lari dari kejaran hingga akhirnya ketabrak saya dibuat ragu dengan apa yg saya percaya sebelumnya. When you have a doubt, you eat the bait, and then you get fooled. Pada akhirnya di scene terakhir org jepang menunjukan diri aslinya dan dia disitu bilang (rephrase) ayat bible di awal film "Do i have look like this? To make you believe that i am an evil?". Done. I got fooled.
ReplyDeleteDan saya gak nangkep apa tujuan film ini. Dari beberapa artikel yg saya baca, tujuan sutradara membuat penonton ragu dan meninggalkan byk persepsi. Oke he got that, but apa yg sebelumnya sutradara kasih dlm film? Horor yg menakutkan? No. Mencekam? No. Mystery? At least (karna diawal cerita sudah dikasih tau, semenjak ada org jepang, desa jdi aneh dll)
Mungkin ini juga berangkat dri ekspektasi masing2 setelah melihat genre film, mystery suspence horror di situs download. Tanpa melihat spoiler, ekspektasi saya adalah horror-mystery. But what they gave to me: blood everywhere, corpse, zombie (huh? Malah ini yg membuat aneh, karna yg saya expect dri film horror tentunya ghost) and unnecessary sex scene (haha..yaudah lah ini mah emng udh byk melekat di film korea)
Dan yg lebih menjengkelkannya lagi, setelah tertipu, masih aja penonton ada yg berdebat, mencoba membenarkan persepsi mereka sendiri kpd penonton lain dengan dengan cara memberi tahu siapa yg baik dan siapa yg jahat-_-
Cobalah mencerna apa yg kita lihat menjadi sesuatu yg berguna. Contohnya film ini. Pesan yg disampaikan jelas sesuai tagline "dont get fooled" maksudnya percayalah dengan apa yg kita percaya, sekali kamu ragu, kamu akan menggit umpan, and you will be distracted and then fooled. Ini sama halnya seperti agama yg kita anut masing2.
Identitas yg jelas dlm film ini cuma si orang jepang karna pda akhir film udh diperlihatkan. Untuk shaman and the girl, itu sesuai apa yg kalian lihat dan percaya aja.
7
Kalau menurut saya hantu cewek itu yg baik, dia udh sebisa mungkin kasih clue ke ayahnya hyo jin tp akirnya gak di dengarkan dan bener sekeluarga mati...
ReplyDeleteyang mudang terakhir yg baju biru yg foto in korban itu menurut saya beneran sekongkol sama org jepang itu yg trnyata adalah iblis...
Kalau menurut gw, dukun kota sama si Jepang itu gak sekongkol. Mereka itu samaaa sebenarnya.
ReplyDeleteJd si Jepang itu juga dukun, mirip sama di Indonesia dukun itu ya manusia yg bersekutu dengan iblis.
Nah si Jepang ini lg ibaratnya butuh makan (tumbal) jd dia ngabisin penduduk desanya dengan cara yg terlihat di film yaitu merasuki biar saling bunuh terus dia foto (entah untuk apa).
Nah si dukun kota itu ya sebenarnya sama, dia pikir dirinya cuma ngusir hantu, taunya lawannya dukun iblis juga sama kayak dia.
Si cewek baju putih itu menurut gw arwah pelindung desa, tp arwah gak bisa bunuh iblis jd dia berusaha ngebantuk si Pak Polisi.
Terlihat di akhir film, si Jepang berubah jd manusia setengah iblis, dan si dukun kota diperlihatkan jg memfoto yg udah mati dan punya banyak foto kayak si Jepang (mungkin dia jg udah pernah kayak si Jepang dan sekarang belum butuh tumbal)
Film The Wailing ini penuh penafsiran yang berbeda beda yess
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteIya bener ya, cwe itu hantu baik. Yg jahat itu si dukun kota sm dukun iblis itu
DeleteSy termasuk penikmat film horor acungi 2 jempol nonton ini.dr awal mempeecundangi keyakinan qt bhwa yg jahat org jepang dan d obok2lah dgn keyakinan c dukun kota bhwa yg jht adlh cwek muda.rasanya bgtu ksl pas akhrnya tau c dukun jg sama maniaknya sama c org jepang.siapa yg hrs dipercaya klo bgtu?sumpah 156menit dibikin terpukau.abaikan drh bercecer,zombie.suka bgt ni film.two thumbs up
ReplyDeleteGua pusingg bangett nih. Jadi yang jahat itu siapa sbnernya??
ReplyDeleteYg gua penasaran sma cwe baju putih nya, krna gk d cerita in sama sekali, cwe gaje dan si dukun itu jahat/gk, dan apa dia milih si orang jepang atau hanya utk kpentingan nyabsendiri ?
Yg bner" iblis mah si Orang Jepang Tersebut...
Here is my interpretation.
ReplyDelete1) It's a battle between the girl in white (good) and the old Japanese guy (evil) for the soul of the villagers.
2) The shaman is actually working for the Japanese guy (devil) because there are four important clues (a-d):
2a) the white Japanese underwear that he wore in 1 scene, which is the same underwear the Japanese man wears.
2b) his ritual was targeting the little girl, as the girl's pain corresponds to the shaman hammering the nail. The Japanese man also was in pain during Shaman's ritual, but these two were not connected, as there was one scene showing the girl in white (source of pain for the Japanese man) near the Japanese man during the ritual. The director made the two rituals parallel to make it seem that the shaman was targeting the Japanese man.
2c) Shaman meets the girl in white and vomits blood and white pukes, a strong indication of impurity. (also, any normal person would probably faint after vomiting so much blood and body content...suggesting the shaman is not just a normal person. Also, there was another murder scene in the movie, where the yard of the residence has ritual setups, suggesting the shaman's ritual did not work
2d) Another strong clue that the shaman is working for the Japanese man is that at the end of the movie, he has a box of pictures of the victims. The Japanese man claims that he has burnt them. In reality, he has given them to the Shaman for safekeeping.
3) the girl in white is good because she can throw stones (a reference to the Bible) and she is able to physically touch humans. On the contrary, the Japanese man has never made physical contact with anyone, suggesting he has no physical form.
Overall, this movie is about the devil fishing for human's soul. The theme is shown at the start of the movie as a closeup to the Japanese man fishing by the river. It is then echoed a number of times during the movie as well.
agreed
DeleteYang muncul disini pasti gentayangan bingung yg baik sama yg jahat wkwkwkwk
ReplyDeleteMenurut gw sih dukun kota itu yg naro semacam rumah si jepang di desa itu. Si jepang itu sebenernya iblis.. Nah pas ritual dikemas kesannya sedang berkelahi sebenernya yg dukun kota nda bisa apa-apa cuma akting yg bisa teluh si iblis (orang jepang).. Orang jepang kesakitan krn di dtgin si hantu cewek.. Hantu cewek mencoba lindungi kotanya, tp tdk bisa byk tindakan. Yang gw kesel, si pastur muda udah tau orang jepang itu iblis dan mereka dtg ke tempat iblis, knp nda ngomong ama polisi itu.. So intinya film tentang praktek dukun yg kerjasama ama iblis.. Semua dibikin sakit iblis trus disembuhin ama dukun abal-abal
ReplyDeleteThis movie ending is really confused me
ReplyDelete