“This one still haunts me.”
Tiga tahun lalu James Wan berhasil menciptakan salah
satu film horror yang memiliki kualitas pengarahan serta teknik bercerita lewat
narasi dan visual yang terasa cantik, tidak hanya sebagai satuan elemen namun ketika
bergabung menjadi sebuah kemasan mereka terasa padat dan menyeramkan. The Conjuring, mencetak kesuksesan di box office sehingga kehadiran sekuel
tentu menjadi hal yang lumrah, namun pertanyaannya adalah apakah penerusnya ini
mampu membawa penonton ke level yang lebih tinggi atau setidaknya mampu memberikan
sebuah petualangan supernatural yang sama menyeramkan seperti yang dilakukan
pendahulunya? The Conjuring 2, a haunting
but ain't terrific supernatural horror.
Di tahun 1977, Ed Warren (Patrick Wilson) dan Lorraine Warren (Vera Farmiga) melakukan
pemanggilan arwah di rumah Amityville.
Lorraine terguncang ketika bertemu dengan Demon
Nun (Bonnie Aarons), mendapat visi buruk terkait Ed, dan meminta Ed agar
mereka berhenti melakukan penyelidikan paranormal. Namun sebuah permintaan
tolong dari Peggy Hodgson (Frances
O'Connor) menggagalkan rencana itu. Putri bungsu Peggy, Janet Hodgson (Madison Wolfe),
menunjukkan tanda-tanda kerasukan. Ed dan Lorraine mencoba membantu namun
justru mendapati mereka menjadi target dari roh-roh jahat.
Sinopsis
tadi mengingatkan kamu dengan film pertama, The
Conjuring? Iya, dasar masalah film ini sama dengan The Conjuring tapi
berhasil James Wan (Saw, Dead Silence, Insidious, Furious 7) gunakan
untuk mengulangi pencapaiannya di film pertama: memberimu sebuah petualangan
mistis yang menarik, mengikat, dan mengguncang. James Wan ahli melakukan itu,
bagaimana di setengah jam pertama ia mencoba membangun setup yang membuat
penonton seolah berpikir akan muncul ledakan besar di bagian akhir. Bagian awal
The Conjuring 2 seperti aksi menumpuk
bahan-bahan yang mudah meledak, membangun atmosfer yang chilling dengan tujuan yang sederhana, membentuk sikap waspada
penontonnya. Itu berhasil, penonton tidak hanya tertarik tapi merasa ikut
terlibat dengan masalah yang dialami oleh keluarga Warrens, sebuah pencapaian
oke yang dilakukan James Wan dengan
cara yang stylish.
Ya, stylish, visual seperti merasa gerah
kalau dia diam, terus membawa kamu bergerak dengan ritme yang “asyik”. Saya
suka dengan cara itu, kamera terus berayun mondar-mandir untuk menciptakan
kesan mengintai dan meningkatkan rasa waspada penontonnya, terasa fluid
sehingga kamu seolah merasa berada di dalam cerita. Atmosfer The Conjuring 2 juga oke, kombinasi
emosi karakter, masalah yang mereka hadapi, dan kemungkinan munculnya “setan”
terasa oke, dan semakin lengkap dengan elemen klasik film horror berupa
kemunculan suara dan teriakan secara tiba-tiba ketika kamu telah waspada. Tidak
hanya itu, The Conjuring 2 terasa
lebih baik dari dibandingkan pendahulunya dalam hal karakter antagonis, dalam
hal tentu saja setan atau hantu. Film ini punya tiga karakter menyeramkan yang
“menarik” dan mampu mengintimidasi penontonnya.
Namun yang menjadi
masalah adalah berbagai kombinasi yang manis di atas tadi itu tidak terasa
"padat". The Conjuring 2
punya durasi 134 menit, 22 menit lebih panjang dari The Conjuring. Apakah ada perbedaan mencolok sehingga durasi jadi
lebih panjang? Sayangnya tidak, dasar masalahnya sama, cara bermainnya juga
sama. Lalu yang membedakan? Yang membedakan adalah segmen yang di film pertama
ditampilkan 10 menit misal, di sini ditampilkan selama 15 menit. Stretch,
terasa kurang padat. Setelah menampilkan setup yang memikat di awal film ini
justru jatuh ke dalam pola generik film horror, maju, tunggu, tidak ada hantu,
maju, dan boom. Bukankah pola itu lumrah di film horror? Iya, tapi The Conjuring 2 justru terasa terlalu
bergantung pada jump scare sehingga kesan cheap muncul, hal yang tidak dimiliki
film pertamanya.
Waktu yang digunakan
untuk “jump scare” itu bisa saja
dipakai untuk menggali karakter bukan dipakai untuk pola berulang sebagai upaya
memperdalam kesan menyeramkan. The
Conjuring 2 terus terasa menarik hingga akhir, namun rasa terikat penonton
dengan cerita dan karakter perlahan berkurang. Berbicara karakter Patrick Wilson dan Vera Farmiga kembali dengan penampilan yang memikat. Daya tarik
film ini di awal adalah kemampuannya dalam membuat kamu seolah menjadi bagian
dari cerita, dan emosi punya peran di dalamnya. Patrick Wilson dan Vera Farmiga
berhasil memainkan Ed dan Lorraine dengan meyakinkan. Frances O'Connor juga berhasil mencuri perhatian sebagai ibu yang
berjuang menyelamatkan putrinya. Bintang utama The Conjuring 2 adalah Madison
Wolfe, suka dengan caranya menampilkan emosi dalam range yang luas, putus
asa sampai rasa takut, mereka menarik.
Segala sesuatu yang
berlebihan itu tidak baik, dan itu dialami oleh The Conjuring 2. James Wan
kembali berhasil menampilkan kisah supernatural yang mencekam dengan atmosfer,
karakter, dan cerita yang menarik, sayangnya kali ini terasa kurang solid,
terasa sedikit lebih longgar dari film pertama. Bagian setup berhasil tampil
oke tapi sayang paruh kedua The Conjuring
2 terasa “berlebihan” ketika bermain
dengan penontonnya. Masih menyeramkan
seperti pendahulunya namun sayangnya The
Conjuring 2 terasa kurang solid dan juga terasa sedikit melelahkan. Segmented.
Thanks to rory pinem
Saya suka dengan blog ini semoga tetap terus aktif dan banyakin reviews nya...
ReplyDeleteSaya suka dengan blog ini semoga tetap terus aktif dan banyakin reviews nya...
ReplyDeleteMay you review "Now You See Me 2"??
ReplyDeleteTomorrow. On schedule. :)
DeleteReview nya bagus .. ditunggu ya review now you see me nya :)
ReplyDeleteEmang ngerasa gitu sih, agak kurang wow dalam porsi horornya. Sangat disayangkan.
ReplyDeletemantab ulasannya..
ReplyDeleteoia, review versi saya meski super telat..
http://kasamago.com/the-conjuring-2-jangan-tonton-di-siang-hari/