Apakah kesepian dapat
menimbulkan rasa depresi yang mendalam? Jawabannya adalah ya, bisa. Ketika kamu
mengalami begitu banyak masalah dan mulai terjebak seolah merasa dirimu tidak
lagi berarti salah satu jalan terbaik untuk lepas dari situasi tersebut adalah
menemukan “udara segar” di dalam kehidupanmu, mencoba menemukan kebahagiaan
yang kemudian akan mengganti dan menghapus rasa sepi tadi. The Meddler menampilkan “proses” tadi, dikendalikan oleh sutradara Seeking a Friend for the End of the World
berhasil menjadi sebuah petualangan drama dan komedi yang santai namun tetap
berisi.
Janda bernama Marnie (Susan Sarandon) memilih pindah
dari New York menuju Los Angeles untuk dapat tinggal lebih
dekat dengan anak perempuannya, Lori
(Rose Byrne). Hubungan ibu dan anak ini pada awalnya tidak begitu akrab
namun fakta bahwa Lori masih merasakan depresi akibat kematian ayahnya dan
disusul dengan putusnya hubungan antara dia dan pria bernama Jacob (Jason Ritter) memaksa mereka
untuk bersama-sama mengatasi rasa kesepian yang melanda mereka. Respon dari
Lori membuat Marnie mencoba mengatasi rasa sepinya dengan orang-orang di
sekitarnya di mana puncaknya adalah ketika wanita yang senang mencampuri urusan
orang lain itu bertemu dengan polisi bernama Zipper (J. K. Simmons).
The
Meddler ini bukan komedi drama yang mencoba memberikan
sesuatu yang benar-benar baru, ia lebih condong menggunakan materi-materi
klasik bahkan klise dan kemudian menyatukan mereka dalam studi karakter dengan rasa yang segar.
Banyak hal di dalam cerita The Meddler yang punya potensi besar untuk
jatuh kedalam jurang “ew!” dan terasa mengerikan tapi di tangan Lorene Scafaria mereka terus bermain di
tepi jurang tadi dengan cara yang mengasyikkan. The Meddler adalah bukti bagaimana materi klasik dan klise tetap
dapat diolah kembali menjadi sebuah sajian yang menarik, sebuah petualangan
berisikan introspeksi karakter dalam mengatasi kesedihan tanpa harus tenggelam
terlalu jauh menjadi sebuah drama yang terasa berat. Terasa santai tapi punya
busur yang kuat dan menarik sehingga terasa uplifting, itu pesona utama film
ini.
Walaupun latar belakang
cerita merupakan sebuah kisah tragis tapi Lorene
Scafaria mencoba membentuk apa yang ingin ia sampaikan dengan cara yang
fun, seolah penonton tidak sekedar mengamati saja namun ikut terlibat dan ingin
membantu karakter untuk lepas dari kesedihan. Orang seperti Marnie sendiri
begitu mudah kita temukan di kehidupan sehari-hari, sama halnya dengan apa yang
sedang dialami oleh Lori. Penonton memahami apa yang Lori hadapi, dan keinginan
Marnie untuk mencoba membantu juga sama menariknya. Kedekatan antara penonton dan
karakter beserta masalah mereka adalah salah satu pencapaian terbaik film ini,
script sejak sinopsis terasa cukuk
oke tapi cara Lorene Scafaria
membentuk rasa tulus di dalam cerita dan karakter membawa cerita yang baik tadi
menjadi lebih menarik, ada kasih sayang yang nyata dan tidak palsu di dalam The Meddler.
Memang The Meddler punya sedikit kesan
menghambakan uang untuk mengatasi masalah tapi hal tersebut tidak terasa
mengganggu berkat kemampuan Scafaria menciptakan dan menjaga koneksi emosi antara
karakter, cerita, dan penonton. The
Meddler seperti hanya menunjukkan arah bagi karakter untuk menyelesaikan
masalah mereka, ia seperti tidak memaksa karakter untuk menyelesaikan masalah
dengan caranya. Hal tersebut sebenarnya riskan tapi masalah Marnie dan
orang-orang di sekitarnya itu tidak pernah terasa monoton dan hilang arah
karena sejak awal targetnya dan juga penonton sama, kita hanya ingin yang
terbaik terjadi pada karakter. Selain itu cerita juga tumbuh dengan cara
lembut, kita diberikan jalan yang menarik untuk ikut bersama Marnie menemukan
kebahagiaan yang ia butuhkan. Scafaria juga cermat dalam mengkombinasi drama
dan komedi, irama antara drama dan komedi terasa mengalir, lelucon memberikan hit yang asyik.
Namun hal lain yang
harus Lorene Scafaria syukuri
sebenarnya adalah keputusannya memilih Susan
Sarandon sebagai pemeran utama menjadi "ibu peri". Susan Sarandon begitu ahli dalam hal drama
dan caranya mencampur komedi dan drama di sini terasa padat. Sarandon mampu
menciptakan koneksi yang begitu menarik antara Marnie dan penonton, mengikuti
Marnie berputar-putar mencari kebahagiaan terasa menyenangkan, dan yang paling
menarik Marnie seolah menjadi sosok yang telah kita kenal begitu lama.
Sementara Rose Byrne meskipun punya
momen menarik di awal sayangnya memiliki waktu yang terlalu sedikit bersama
penonton. Kita tahu dasar masalah Lori tapi setelah itu koneksi tidak tumbuh
lebih jauh. Pemeran pendukung lain juga memberikan kontribusi yang baik
terhadap cerita.
Lorene
Scafaria membuat segala sesuatu di dalam The Meddler tampil jelas sejak awal, ia tidak mencoba menutupi
sesuatu untuk menjadi misteri sehingga hadir berbagai belokan di dalam cerita,
dan keputusan tersebut berhasil membuat The
Meddler tampil menarik. Tidak luarbiasa dan dapat terasa sedikit repetitif, namun dengan tampil seperti
mengalir santai namun tetap berpegang pada niat utama untuk menampilkan
karakter yang berusaha untuk kembali menghirup “udara segar” di dalam
kehidupannya, The Meddler sukses
menjadi perpaduan drama dan komedi yang terasa segar dan hangat meskipun
menggunakan materi yang klasik dan klise, semua berkat cerita dan karakter yang
menarik serta koneksi mereka dengan penonton yang terasa menyenangkan. Segmented.
Thanks to rory pinem
0 komentar :
Post a Comment