Sebuah thriller yang mengandalkan misteri dapat
dikatakan sukses jika ia tidak hanya sekedar mampu mengikat atensi penonton
saja namun juga merangsang penonton untuk ikut mencari tahu apa yang sebenarnya
terjadi. The Invitation sederhana,
berisikan karakter yang saling berhadapan satu sama lain dan mulai menyampaikan
masalah dan emosi, namun dengan menggunakan rasa Rosemary Baby sukses menjadi kombinasi thiller, misteri, dan horror
yang terasa manis, sebuah latar belakang misterius yang kemudian mengundang,
menantang, dan merangsang penonton untuk menyelidiki pertanyaan utama yang ia
berikan: “apa yang sebenarnya terjadi?” Something doesn't feel safe here.
Will
(Logan Marshall-Green) bersama pacarnya Kira (Emayatzy Corinealdi) sedang berada
dalam perjalanan menuju sebuah acara pesta makan malam bersama kerabat lama di
rumah Eden (Tammy Blanchard) dan David (Michiel Huisman). Firasat Will
sudah buruk ketika ia menabrak anjing hutan dalam perjalanan. Ini pertemuan
pertama Will dengan wanita yang pernah hidup bersamanya itu dan dikaruniai seorang anak, yang kini telah tiada. Setelah bercerai Eden memilih untuk pergi
ke Meksiko dan bergabung dengan sebuah sekte yang belajar menangani rasa sakit.
Itu yang membuat Will semakin khawatir ketika pesta telah berlangsung, sebuah
video mengejutkan membuatnya mulai merasa bahwa ada hal jahat yang sedang
terjadi.
Lalu apa yang terjadi
selanjutnya? Bukankah itu pertanyaan yang akan kamu pikirkan setelah membaca sinopsis di atas tadi? Itu pula tujuan
utama dari The Invitation, sebuah kombinasi thriller, misteri, dan sedikit
horror yang mengikat penonton dengan sebuah pertanyaan misterius yang kemudian
ia gunakan untuk mempermainkan penonton. Logikanya dugaan Will bisa benar bisa
pula salah tapi apa yang ingin The
Invitation capai ternyata tidak sekedar menemukan jawaban atas pertanyaan.
Di tangan Karyn Kusama serta disokong
dengan naskah yang oke dari Phil Hay
dan Matt Manfredi film ini perlahan
tumbuh menjadi sebuah studi karakter yang menitikberatkan fokus pada paranoia,
menyaksikan karakter mengintai karakter lain dengan membuat penonton tetap
berpegang pada sebuah pusat: apa pun bisa terjadi di sini.
Ya, apa pun bisa
terjadi di reuni yang aneh ini. Mencoba tampil sebagai slow burn thriller The Invitation membawa penonton berputar-putar
menyaksikan karakter mencoba memperdalam percakapan di mana berbagai fakta
mulai terungkap, dari yang biasa hingga hingga yang gila. Ide untuk
mengeksplorasi karakter dikembangkan dengan baik, setting rumah dengan
pencahayaan yang tidak “pedas” justru membuat konflik tersorot dengan pedas,
dari interaksi eksposisi mulai membawa kamu menuju gesekan emosi yang lebih
tinggi. Namun yang terpenting adalah The
Invitation mampu membuat penonton terus bertanya-tanya terhadap Will,
apakah dugaannya tadi hanya sebatas paranoia terlebih dengan kilas balik yang
mengiris hatinya, atau memang benar-benar ada sesuatu yang berbahaya di dalam
rumah tersebut sehingga Will terus berusaha menguntit penuh rasa curiga.
Itu merupakan hal
terbaik dari film ini, ia sukses menggoda penontonnya secara stabil sejak awal
hingga akhir seperti yang pernah dilakukan oleh Coherence. Dibuka dengan pertanda buruk kegelisahan dan rasa curiga berhasil
ditampilkan dengan menarik, dan uniknya thrill hadir dari presentasi yang
seolah tidak mencoba untuk tampak sebagai sebuah thriller sepenuhnya.
Didominasi dengan percakapan antar sahabat yang kembali bertemu setelah
bertahun-tahun terpisah bersama beberapa seksualitas yang ringan penonton
justru berhasil dibuat untuk tetap tertantang mencari tahu motivasi Will dan
jawaban dari misteri di awal. Percakapan di makan malam bergerak dengan halus, paranoia dan misteri juga tumbuh dengan
halus. Karyn Kusama menciptakan tempo
alur yang baik, tampak santai dan lepas namun tetap menjaga kunci di fokus
utama, setelah penonton terkunci ia mulai mengungkapkan hal-hal “muram” yang
membuat suasana semakin meresahkan dan, mungkin, menakutkan.
Keberhasilan The Invitation berubah dari kisah yang tampak canggung menjadi sebuah thiller yang
menegangkan selain berkat eksekusi sutradara, naskah, hingga elemen teknis
seperti sinematografi dan score, juga tidak lepas dari
kinerja cast yang oke. Hal paling menarik dari The Invitation adalah ketika penonton diajak untuk ikut mengintai
dan mencoba menebak apa yang sebenarnya terjadi, dan itu terasa menarik karena
cast mampu menciptakan suasana atau atmosfir yang terasa aneh sehingga kamu
mempertanyakan dugaan Will. Seluruh cast digunakan dengan baik namun dua
pemeran utama tetap menjadi jangkar dan membuat paranoia di dalam cerita tetap
teguh. Logan Marshall-Green tentu
menjadi bintang utamanya, kinerjanya lembut dalam menggabungkan rasa sakit
bersama rasa curiga, Tammy Blanchard
juga tampil baik dengan membuat karakter Eden tampak mencurigakan sehingga
penonton tertarik untuk menebak keadaan mentalnya.
The
Invitation bukan sebuah thriller
yang “mudah” untuk dikonsumsi, sejak awal ia memang sudah mencoba menciptakan
produk untuk target yang ingin ia raih. Awalnya tidak ringan, bukan karena
materi karena ia punya misteri yang menarik namun berat karena isinya adalah
bicara, bicara, dan bicara, endingnya juga bisa berbahaya karena kesan yang
ditinggalkan seperti “oke, cukup sekian”, bukan “dan akhirnya, semua selesai.”
Tapi sulit untuk peduli pada minus kecil itu terlebih ketika kamu telah
tenggelam dan tertantang untuk mengikut dan mencari tahu apa yang sebenarnya
terjadi di dalam pesta itu sembari menjaga mode defensif. Dengan kontrol yang baik dari sutradara, cerita
yang oke, permainan atmosfir dan misteri yang manis, serta kinerja cast yang
menghasilkan dimensi menarik bagi karakter, The
Invitation berhasil menjadi sebuah thriller,
misteri, dan horror yang intens “menyiksa”
penontonnya. Manis. Segmented.
Cowritten with rory pinem
suka bgt sama film ini
ReplyDeleteSebenarnya kejutan yg di hadirkan tdk terlalu besar ..pas vidio itu di buka udh curiga kalo permasalahan di film ini disitu.tpi ending nya tdk paham saya maksud lentera itu apa
ReplyDeleteMaksud dari lentera itu,intinya mereka orang2 yg udah ngikutin aliran sesatnya psikolog gila yg ada di video,sama kaya si edden dan david..jd inti dr endingnya,banyak yg udah masuk ke aliran sesat itu.
DeleteThis comment has been removed by the author.
Delete