"Turn the page, start a new chapter."
Cinta memang memiliki
kekuatan dan kemampuan yang luar biasa, ia tidak hanya mampu membuat kamu
menjadi positif dari posisi awal positif, cinta juga mampu mengubah kamu yang
awalnya negatif menjadi positif. Fungsi klasik cinta itu yang coba digambarkan
oleh film ini, Tumbledown, si wanita
terjebak masa lalu, si pria menolong untuk move on, berpadu dengan humor dan
hati menjadi sebuah rom-com yang tidak menyengat.
Hannah
(Rebecca Hall) merupakan seorang penulis untuk sebuah
koran di kota kecil New England yang
masih berusaha lepas dari sebuah masa lalu kelam. Hunter Miles, penyanyi folk legendaris dan jenius yang merupakan
suami Hannah meninggal dunia beberapa tahun sebelumnya akibat kecelakaan saat
hiking. Suatu ketika seorang professor dari Hofstra
University bernama Andrew McDonnell
(Jason Sudeikis) berniat untuk menulis sebuah buku tentang budaya pop dan
memilih kisah dari almarhum suami Hannah sebagai fokus utama, usaha yang
kemudian perlahan membawa Hannah dan Andrew menghadapi berbagai kenyataan "pahit".
Sayangnya film ini
punya pesona. Ya, dibalik usaha membawa banyak isu untuk penonton tangkap dari
presentasi yang sebenarnya juga sudah begitu predictable itu kisah antara
Hannah dan Andrew punya pesona yang akan membuat kamu tertarik untuk
mengikutinya. Dari kisah kehilangan cinta hingga proses untuk lepas dan
melangkah maju unsur asmara yang bermain di Tumbledown
cukup manis, kesan hangat di antara dua karakter utama terasa oke, goofiness mereka banyak menolong script
yang terkadang terasa sedikit berlebihan ketika tampil cengeng. Andrew adalah
karakter lucu dan penonton menaruh rasa peduli padanya, mendukung usahanya
untuk “menolong” Hannah yang juga kamu inginkan untuk lepas dari masalahnya.
Koneksi antara penonton
dengan cerita dan karakter yang terhitung baik itu yang banyak menolong film
ini terutama dari masalah di awal tadi, materi yang sejak sinopsis terasa tipis. Sayang memang karena ketukan bercerita yang
film ini punya sebenarnya sudah oke, tema memang kurang kuat tapi cara ia
berpindah antara lucu dan bijaksana tidak pernah terasa mengganggu, irama
klasik berhasil digunakan kembali dengan tepat sehingga hal-hal klise itu tidak
terasa menjengkelkan. Namun fokus utama yang terus menggantung menyebabkan
hasil akhir Tumbledown kurang
membekas, seringkali pula momentum untuk menjadikan narasi naik ke tingkat yang
lebih tinggi terbuang sia-sia, sama seperti musik yang justru terasa kurang maksimal dibalik kisah yang menggunakan musik sebagai salah
satu elemen utama.
Andrew dan Hannah
merupakan individu yang menarik untuk diamati, salah satu nilai positif dari Tumbledown berkat kinerja Rebecca Hall dan Jason Sudeikis dalam mewarnai karakter mereka dengan komposisi pas.
Terdapat rasa saling tertarik antara Andrew dan Hannah, hal menarik lain yang
akan membuat penonton tertarik untuk duduk mengamati. Sebagai sebuah rom-com
film ini punya romance dan komedi yang oke, materi klasik dan klise tidak
terasa mengganggu, namun sayangnya di samping elemen drama yang lebih sering
mengambil panggung utama cerita Tumbledown
terasa sedikit terlalu tenang dan aman, tidak punya banyak percikan yang
menyengat. Segmented.
Thanks to: rory pinem
0 komentar :
Post a Comment