Film dengan tipe
antologi lebih sering meninggalkan perasaan “kurang masak” akibat konsistensi
yang lemah dan nada serta kualitas cerita tidak merata, ada segmen yang menarik
namun sisanya lebih sering hanya menjadi pelengkap, ada yang mengganggu bahkan
merusak excitement jalannya cerita. Bagaimana caranya agar daya tarik baik itu
dari cerita, karakter, hingga teknik presentasi dapat terus mengalir dengan
baik hingga akhir merupakan hal menarik dari sebuah film antologi. Southbound
sukses menyajikan hal menarik tadi dengan cara yang menarik, sebuah antologi
horror, thriller, dan sci-fi yang justru tampak seperti sebuah kesatuan yang
mengajak penonton menyaksikan kegilaan di California Selatan.
Dua pria penuh luka Mitch (Chad Villella) dan Jack (Matt Bettinelli-Olpin) berada di
dalam mobil sedang mencoba lari dari sesuatu yang mengerikan. Band The White dengan anggota Kim (Nathalie Love), Ava (Hannah Marks), dan
Sadie (Fabianne Therese) mengalami
kempes ban dan melakukan tindakan yang “salah” ketika menerima sebuah tawaran
untuk makan malam dan menginap. Lucas
(Mather Zickle), seorang supir, dipaksa untuk menyelamatkan nyawa seorang
wanita korban kecelakaan brutal. Jika dapat memutar waktu mungkin Danny (David Yow) akan berharap untuk
tidak melihat “semua” yang ia lihat ketika menemukan adiknya yang telah lama
menghilang. Bersama dengan orangtuanya, Jem
(Hassie Harrison) berjuang untuk bertahan hidup ketika sosok asing
bertopeng masuk ke dalam kamar hotel mereka.
Ya, salah satu kekuatan
utama dari Southbound sehingga ketika berakhir ia terasa solid adalah karena
empat sutradara, Radio Silence (The Way
Out & The Way In), Roxanne Benjamin (Siren), David Bruckner (The Accident)
dan Patrick Horvath (Jailbreak)
seperti bekerja dalam sebuah tim. Walaupun terpisah ke dalam lima bagian
masing-masing segmen di Southbound seolah saling bekerja sama untuk menciptakan
satu kesatuan, tidak saling terikat namun menciptakan kesan saling terikat
seolah ada benang merah yang mengikat mereka. Mengapa itu menarik? Karena
pencapaian tersebut berhasil mementahkan masalah dari sebuah film antologi
untuk eksis di Southbound, sebuah
presentasi yang tidak merata dan menciptakan impresi yang terkotak-kotak.
Siren merupakan segmen
favorit saya di Southbound namun
pilihan tersebut saya ambil lebih di karenakan unsur humor sarkastik yang
berhasil dicampur dengan baik oleh Roxanne Benjamin dengan tema utama cerita
yaitu horror. Siren terus mengganggu tapi tampil playful sehingga sering pula
terasa lucu, sedikit nilai plus dibanding empat segmen lain meskipun mereka
punya pesona yang sama kuat. Ambil contoh "The
Accident", premis sangat sederhana tapi mampu menyajikan ketegangan
yang begitu padat, sikap patuh yang justru membawa bencana. Bagian penutup "The Way In" juga oke terutama
pada kemampuannya membawa kembali energi cerita ke level yang sama dengan
bagian pembuka setelah sebelumnya asyik naik dan turun.
Ya, hal lain yang
membuat Southbound menarik adalah
cerita seperti sebuah bola salju yang meluncur dari sebuah bukit dan berusaha
mengejar kamu para penontonnya yang terus coba ia kejar. Setelah satu kejutan
hadir kemudian muncul kejutan lainnya, narasi memang naik dan turun tapi nada
dan situasi gelap dari cerita tetap konsisten, dan itu dilakukan tanpa terlalu
bertumpu pada “kejutan murah” yang mencoba memberi kamu sensasi dengan
tikungan-tikungan tajam. Southbound
menuntut penonton untuk berinvestasi di dalam masalah di setiap segmen, menjaga
misteri serta dengan intens memainkan malapetaka yang kamu yakin akan
menghampiri karakter, kemudian dengan cermat mengungkapkan mereka secara
perlahan sebelum membawa kamu menemukan horror dan thrill yang memikat.
Selain arahan sutradara
dan karakter yang berhasil dimainkan oleh cast dengan pas proses editing juga
memiliki kontribusi besar dalam kesuksesan yang Southbound capai. Empat sutradara dari lima segmen ikut dalam
proses editing, tidak heran Southbound
mendapat keuntungan dari gerak cepat yang lima segmen itu tampilkan. Meskipun
mondar-mandir fluiditas alur cerita terus terasa halus sehingga koneksi antar
segmen secara keseluruhan tidak pernah hilang dan datang, The Way Out memberi kejutan, kehadiran Siren semakin memperkuat kesan mengganggu dari The Way Out, dan
begitu seterusnya. Penonton tidak hanya menemukan kengerian yang terus terasa
misterius tapi kamu juga akan terus didorong maju dengan ketegangan dan rasa
penasaran yang kumulatif.
Southbound
tidak mencoba melakukan inovasi dari tipe film antologi, ia merupakan sebuah
film dengan lima segmen terpisah di dalamnya, tapi ternyata ketimbang
masing-masing berdiri sendiri empat sutradara seolah sepakat untuk membuat ini
menjadi satu kesatuan. Dan itu berhasil, ini merupakan sebuah sajian episodik
yang inheren dengan mencengkeram kamu
bukan hanya lewat kejutan tapi juga lewat imajinasi yang begitu intens, sebuah
kumpulan kisah horror, thriller,
hingga sci-fi yang jika menilik sinopsis memang tampak acak namun
berhasil dijalin menjadi sebuah kesatuan yang manis. Segmented.
Thanks to: rory pinem
0 komentar :
Post a Comment