Sejak tahun 2009 lalu Blumhouse Productions menerapkan konsep
yang “gila” sebagai sebuah production house, ciptakan film sebanyak mungkin
dengan konsep murah dan generik seolah nothing to lose dengan hasil yang akan
mereka peroleh. Telah memproduksi 42 buah film dan berhasil menyulap budget
menjadi berkali-kali lipat dengan pencapaian tertinggi Paranormal Activity, sistem daur ulang yang Blumhouse Productions
terapkan kembali coba dilakukan oleh Visions,
horror yang murah dan generik.
Setahun setelah selamat
dari kecelakaan mobil yang misterius, Eveleigh
Maddox (Isla Fisher) memutuskan untuk membangun kembali kehidupannya di
sebuah kebun anggur di California bersama suaminya David (Anson Mount). David mengelola kebun anggur mereka sementara
Eveleigh mencoba untuk pulih dari depresi yang ia alami dengan mengikuti kelas
yoga bersama Sadie (Gillian Jacobs).
Namun ternyata Eveleigh masih kesulitan untuk pulih, ia mengatakan telah
dikuntit oleh sosok berjubah dan memaksa David untuk kembali memberikan
anti-depresan pada istrinya tersebut. Eveleigh tidak berhenti, ia percaya ada
sesuatu yang tidak beres dan mencoba mengungkap rahasia kebun anggur milik
mereka.
Hal paling lucu dari Visions adalah ketika judul yang ia
gunakan mengandung kata visi sang sutradara Kevin
Greutert justru sukses membuat penonton bingung pada visi yang film ini
bawa. Ketika dimulai kita tahu konsep yang Visions
bawa yaitu supranatural, itu menarik, dan kemudian perlahan bergeser ke masalah
ibu hamil yang akan membuat kamu tahu akan bertemu dengan dengan rasa Rosemary's Baby, dan itu tetap menarik.
Sayangnya daya tarik Visions berhenti di sana, karena setelah itu Visions seperti bergerak tanpa visi,
rangkaian misteri yang menggunakan aktivitas paranormal yang mencoba tampak
rumit tapi sayangnya tidak mampu menjaga kesinambungan setiap bagian cerita sehingga
jatuh ke penilaian sebagai usaha yang konyol.
Misteri merupakan salah
satu bagian paling menarik dari film horror, tapi ada batasan yang tidak boleh
dilewati sehingga tidak membuat penonton menilainya sebagai usaha yang
berlebihan. Visions berlebihan. Kevin
Greutert ingin menampilkan liku-liku tapi tidak menciptakan batasan yang
jelas sejauh mana ia akan bermain. Hey, bukankah dengan tidak ada batas justru
kejutan semakin menarik? Ya, jika memang ada kejutan, bukan aksi supranatural
yang meninggalkan impresi berupa kekonyolan. Usaha manipulasi yang dilakukan Visions tidak cerdik, terlalu banyak
subplot yang tidak mampu ia tangani dengan baik, bahkan terdapat subplot yang
pada akhirnya tidak punya koneksi yang oke pada inti dan tujuan utama.
Banyak bagian dalam Visions menjadi distraksi yang di
sengaja, rasa lelah cerita terus tumbuh dan alur walaupun terus mengalir dengan
baik namun terasa berantakan. Sumber dari masalah itu adalah materi dan fokus
yang memang sangat lemah. Dengan banyaknya pertanyaan yang ia sebar seharusnya Visions punya kemampuan yang lebih besar
pula untuk mengunci atensi penonton, sayangnya yang terjadi justru sebaliknya,
mayoritas dari mereka terasa kecil dan berlalu begitu saja. Bahkan jajaran cast
yang berisikan Jim Parsons hingga Eva Longoria juga tidak banyak membantu.
Isla Fisher sebagai bintang utama tidak tampil buruk, reaksi terkejut yang ia
tampilkan oke, tapi materi cerita yang tidak mendukung merusak potensi Eveleigh
menjadi subjek menarik untuk diamati psikologinya.
Visions
mengandalkan
jumlah misteri untuk menarik perhatian penontonnya, memang berhasil tapi tidak
menyediakan koneksi agar misteri dan penonton dapat terus terhubung, tidak
hanya sebatas saling sapa. Jika memang ingin menggunakan kegelisahan untuk menciptakan
kesan menyeramkan seharusnya itu dilakukan dengan konsisten. Jika ingin
memanipulasi penonton seharusnya itu dilakukan dengan penuh semangat, bukan
dengan cara yang malas. Dan jika ingin mencampur aduk berbagai jenis genre
seharusnya itu disertai dengan visi yang jelas, bukannya asal lempar red
herring supaya tampak rumit namun di sisi lain ia masih bingung bahkan tidak
tahu ingin menjadi sebuah hiburan yang seperti apa.
Thanks to: rory pinem
0 komentar :
Post a Comment