Mari sambut satu lagi
film young adult bertemakan bencana
dunia yang mencoba peruntungannya untuk menembus pasar yang dapat dikatakan
kini kembali sengit setelah di tinggal pergi oleh jagoannya, The Hunger Games. Haha, apakah kamu
belum lelah? Jika belum silahkan coba film yang mengusung gelombang serangan
dari alien sebagai materi utamanya ini, but warning, The 5th Wave is a “mean” adventure with member of Mean Girls,
sebuah film bencana yang terlalu lembut.
Invasi alien
meninggalkan bumi dalam kehancuran, dari pemadaman global, tsunami raksasa,
hingga epidemi virus flu burung menyerang seluruh belahan dunia. Kini alien
mencoba menangkap mereka yang lolos dari gelombang serangan ketiga. Gelombang
serangan keempat “agen rahasia” segera tiba, hal yang memaksa Cassie Sullivan (Chloe Moretz Rahmat) untuk
tidak mempercayai siapa pun ketika ia berusaha menyelamatkan adiknya dari
pangkalan militer. Cassie kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Evan Walker (Alex Roe). Namun gelombang
serangan kelima adalah anak-anak, hal yang membuat Cassie menaruh rasa curiga
pada adiknya.
Sebenarnya inti dari sinopsis di atas tadi apa? Sederhana,
bumi telah hancur dan kemudian menerima serangan the Others alias alien dalam lima gelombang di mana masing-masing
gelombang memiliki jenis serangan yang berbeda. Di novel yang jadi sumber bahan
cerita semua berhasil digambarkan dengan baik dan menarik sehingga saya merasa
heran bagaimana bisa materi yang gemuk itu justru gagal digunakan dengan baik
sehingga menyebabkan The 5th Wave
menjadi sebuah sci-fi thriller yang
membosankan ketika tampil di layar lebar. Ketika novel berisikan usaha
menyelamatkan dunia film justru melakukan hal yang jauh lebih sederhana, Cassie
menyelamatkan dirinya dari serangan kelima.
Masalah utama The 5th Wave adalah materi yang oke dari
novel diubah kedalam bentuk screenplay yang terlalu sederhana. The 5th Wave menyederhanakan masalah
yang harus dihadapi Cassie sehingga bukan hanya garis cerita terasa sangat
tipis bahkan mungkin akan terasa tidak jelas bagi yang tidak membaca novelnya,
namun elemen-elemen lain seperti drama, thriller, action, hingga romance juga jadinya sangat tipis. Sebut
saja karakter, mereka tidak terasa berkembang padahal ada usaha menyelipkan
kisah cinta di dalam cerita sehingga bagian romance terasa begitu memuakkan.
Begitupula dengan genre lain seperti thriller yang miskin thrill, drama juga
demikian terasa miskin emosi.
Penulis naskah
benar-benar gagal total menjalankan tugas mereka di sini, alur plot penuh
lubang, dialog juga terasa hambar bahkan menjengkelkan. Monolog yang seharusnya
bertugas mengungkapkan apa yang dirasakan oleh batin di dalam kepala karakter
juga jatuh menjadi bagian klise yang tidak penting. J Blakeson juga sama saja dengan kegagalan terbesar pada tidak
mampunya ia membentuk karakter Cassie menjadi pahlawan yang meraih atensi dan
empati penonton. Cassie di sini terlihat seperti salah satu anggota Mean Girls yang sedang piknik di medan
perang. Permainan pov yang sebenarnya bisa digunakan sebagai senjata mematikan
juga justru jadi boomerang menyakitkan bagi J Blakeson.
Unsur action The 5th Wave
juga sama jeleknya. Sebuah film tentang bencana yang menyerang bumi justru
hanya menghadirkan pertempuran yang sangat sangat hemat, kehadirannya juga
seperti penggembira, tidak menghasilkan dampak yang menarik. Penyebabnya karena J Blakeson tidak membuat proses yang menarik, gelombang serangan
sebelum gelombang kelima digambarkan seadanya, emosi karakter juga seadanya,
kamu hanya diberi tahu bahwa ada serangan yang datang mengancam dan seorang
gadis muda berperawakan model harus bergegas agar dapat selamat. Jadi tidak
heran meskipun visual efek tidak buruk hasil akhir film tetap terasa buruk,
karena sejak awal hingga akhir penonton sulit merasa terlibat dan peduli pada
apa yang terjadi di dalam cerita.
Tipe film seperti ini
memang sudah begitu menjamur tapi bukan berarti itu sebuah pertanda bahwa sejak
awal The 5th Wave pasti akan gagal.
Film ini punya potensi, tapi sayangnya ia gagal memanfaatkan keuntungan yang ia
miliki, khususnya pada materi cerita yang gemuk itu. Narasi yang
terputus-putus, miskin gairah, miskin emosi, miskin thrill, sejak awal hingga akhir memilih bermain aman dan sederhana
dengan bergerak militan, The 5th Wave resmi masuk ke dalam daftar film-film
young adult yang gagal bersinar. Oh, I
love Chloë Grace Moretz sejak ia tampil di Kick-Ass, tapi ia terlalu manis di sini. Carrie okay, not Cassie.
0 komentar :
Post a Comment